²©²ÊÍøÕ¾

²©²ÊÍøÕ¾ Insight

Cara Unik Perusahaan Terbesar Dunia Bagikan Cuan, Bukan Uang Tapi....

MFakhriansyah, ²©²ÊÍøÕ¾
28 February 2024 12:00
VOC
Foto: VOC

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Sekitar 400 tahun lalu, Kongsi Dagang Hindia Timur (Vereenigde Oost-Indische Compagnie, VOC) dinobatkan menjadi perusahaan terbesar di dunia. 

Predikat ini diraih berkat keberhasilan VOC melakukan perdagangan rempah-rempah. Semua orang mengetahui dalam catatan sejarah VOC melakukan eksploitasi sumber daya alam Indonesia secara masif. Di Banda dan Maluku, mereka juga membantai penduduk lokal demi menguasai 'surga' rempah-rempah.

Tak cuma itu, mereka tak hanya berbisnis, tetapi juga punya kuasa untuk memerintah tanah jajahan. Selama itu, Herald van der Linde dalam Asia's Stock Markets (2022) menuliskan, mereka tak peduli apapun yang terjadi di tanah jajahan dan hanya memikirkan cuan. 

Soal cuan, VOC sebagai perusahaan publik juga rutin membagikan keuntungan kepada para pemodal. Para pemodal diberi keuntungan 75% dari nilai nominal awal saat menaruh uang di perusahaan. 

Hanya saja bentuk pembagian keuntungan VOC tidak seperti masa kini yang berupa uang tunai, melainkan bumbu dapur alias rempah-rempah.

"Bentuk keuntungan yang sering kali dibayar adalah karung berisi lada, pala, cengkeh atau rempah-rempah lain," tulis Herald.

Biasanya dalam satu karung terdapat variasi rempah-rempah. Ada yang setengahnya berisi lada. Ada pula bumbu dapur kombinasi. Pembagian ini berlangsung tiap kali kapal pembawa rempah-rempah datang ke Belanda dari Maluku.

Meski begitu, jangan anggap remeh keuntungan pemodal VOC yang hanya sekedar bumbu dapur.

Perlu diingat, bumbu dapur atau rempah-rempah adalah komoditas perdagangan utama di dunia yang dijual dengan harga fantastis. Siapa pun yang memilikinya sudah pasti dia bakal kaya raya. Begitu juga para pemodal VOC

Akan tetapi, keputusan VOC membagikan bumbu dapur sebagai bagi hasil keuntungan mengundang petaka. Karungan bumbu dapur tersebut ternyata malah mengacaukan harga pasar di Amsterdam. 

Setelah diusut, rupanya para pemodal yang mendapat bumbu dapur malah menjual kembali ke pasar. Mereka tergoda keuntungan besar dari jual-beli rempah-rempah di pasar. Apalagi, mereka cukup sering mendapat rempah-rempah gratis. Alhasil, terjadi persaingan harga di pasar. 

"Banyaknya lada secara tiba-tiba membuat harga rempah-rempah anjlok di seluruh Amsterdam," kata Herald van der Linde.

Meski begitu, perubahan baru terjadi pada 1646, atau setelah 40 tahun VOC berdiri. Di perubahan itu, keuntungan VOC mulai dibagikan menggunakan uang tunai.


(mfa/mfa) Next Article Orang Terkaya Jakarta Bagi-Bagi Tanah, Jadi Cikal Bakal Belanda Depok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular