²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Ini 'Aha Moment' Jeff Bezos yang Buatnya Tajir Melintir

Wangi Sinintya Mangkuto, ²©²ÊÍøÕ¾
10 February 2020 13:16
Jeff Bezos dulunya kuliah di jurusan fisika. Namun ia merubah haluannya.
Foto: Jeff Bezos (REUTERS/Katherine Taylor)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kekayaannya yang mencapai US$ 126 miliar (Rp 1.728 triliun) tentu membuat CEO Amazon Jeff Bezos menjadi orang terkaya di dunia. Tetapi, Bezos sebenarnya merasa dirinya bukanlah orang yang pintar.

Ia memang merupakan mahasiswa dari Universitas Princeton, salah satu perguruan tinggi terkemuka di dunia. Namun pemilihan jurusan saat itu, yakni fisika, membuatnya tidak terlalu pede dengan teman-temannya lain.


Semua berawal saat Bezos mengalami kegagalan dalam memecahkan soal matematika saat kuliah. Ia bahkan butuh waktu hingga berjam-jam.

"Saya tidak bisa menyelesaikan persamaan diferensial parsial," katanya kepada Economic Club of Washington pada September 2018.

"Ini benar-benar sangat sulit. Saya belajar dengan teman sekamar saya, Joe, yang juga pandai matematika. Kami berdua mengerjakan satu masalah pekerjaan rumah ini selama tiga jam dan tidak berhasil."

Bezos dan teman sekamarnya akhirnya meminta bantuan seorang teman lain. Ia bernama Yasantha Rajakarunanayake.

"Kami menunjukkan kepadanya masalah ini, dan dia melihatnya, menatapnya sebentar, dan berkata 'Kosinus, itu jawabannya'. Dan aku seperti 'Itu jawabannya?'. Dan dia seperti 'Ya, izinkan saya memperlihatkannya,'" kata Bezos.

"Dia membawa kita ke kamarnya, dia menyuruh kita duduk, lalu dia menulis tiga halaman aljabar rinci, semuanya jelas, dan jawabannya adalah kosinus. Saya berkata, 'Apakah anda baru saja melakukannya di kepala anda?'. Dan dia berkata, 'Tidak, itu tidak mungkin. Tiga tahun lalu, saya memecahkan masalah yang sangat mirip. Saya bisa memetakan masalah ini ke masalah itu, dan jelas bahwa jawabannya adalah kosinus'."

Menurut Bezos, pada saat itulah dia menyadari bahwa dia harus mengejar karir yang berbeda. Ia menyadari ia tak akan pernah jadi ahli fisika yang hebat.


Dari situlah, Bezos kemudian memutuskan mengubah jurusannya ke teknik elektro dan ilmu komputer. Sebagaimana dilansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International, keputusan inilah yang akhirnya mengubah jalan hidupnya.

"Saya melihat sekeliling ruangan dan jelas bagi saya bahwa ada tiga orang di kelas yang jauh lebih baik dalam (fisika) daripada saya, dan itu jauh, lebih mudah bagi mereka," kata Bezos.

"Itu benar-benar menjadi hal yang mengejutkan, bahwa ada orang-orang yang otaknya berbeda."

Bezos lulus dari Princeton pada 1986 , dengan jurusan barunya. Ketika bekerja di hedge fund tahun 1994, Bezos menemukan statistik mengejutkan bahwa web tumbuh pada 2.300% per tahun, yang menginspirasinya untuk meluncurkan Amazon sebagai platform penjual buku online pada tahun 1995.

Perusahaan inilah yang menjadi pundi-pundi kekayaannya saat ini. Amazon memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$1 triliun.

[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]





(sef/sef) Next Article Kehilangan Rp140 T, Jeff Bezos Tetap Orang Tertajir di 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular