²©²ÊÍøÕ¾

Ternyata Ini Penyakit Mental OCD yang Dialami Aliando

Linda Hasibuan, ²©²ÊÍøÕ¾
Jumat, 28/01/2022 13:10 WIB
Foto: Aliando Syarief (Asep Syaifullah/detikHOT)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Aktor Aliando Syarief, yang dikenal karena perannya di sinetron Ganteng Ganteng Serigala, baru-baru ini mengaku ke publik bahwa ia menderita satu gangguan mental yang disebut OCD. Dalam sebuah sesi live Instagram, Aliando menyebut bahwa ia nyaris tidak bisa hidup dengan normal karena kondisi tersebut. 

Dalam kesempatan tersebut, Aliando turut mengungkap bahwa sebelum terkena gangguan ini di usia 25 tahun, dia pernah mengalaminya saat duduk di bangku sekolah kelas 2 SD. Saat ini, aktor yang juga penyanyi tersebut sedang berjuang melawan penyakit mentalnya dengan terapi musik. 

"Ini (main drum) salah satu terapi untuk bisa berjuang melawan OCD-nya," tuturnya.


Apa itu OCD?

Gangguan obsesif-kompulsif atau biasa dikenal sebagai OCD, adalah gangguan kesehatan mental yang melibatkan obsesi, kompulsi, atau keduanya. Pengidap OCD biasanya mengalami obsesi, atau pikiran berulang yang mendorong untuk mengulangi perilaku tertentu untuk membantu meringankan pikiran obsesif.

Sering disalah artikan sebagai orang yang gila kebersihan, pengidap OCD seringkali tidak yakin pada hal-hal yang kecil dan detail. Misalnya, mereka berungkali memeriksa apakah sudah mematikan kompor atau apakah sudah mengunci pintu. Masyarakat umum sebetulnya juga melakukan hal tersebut, namun karena alasan faktor keamanan. Sedangkan untuk pengidap OCD, mereka melakukan hal-hal tersebut atas dasar pikiran dan keyakinan yang mendorong mereka melakukannya.

Gejala-gejala ini dapat dilakukan berulang oleh pengidap OCD setiap satu jam setiap hari yang tentunya dapat mengganggu aktivitas keseharian. Pengidap OCD seringkali merasa tidak bisa mengendalikan pikiran obsesif dan perilaku kompulsifnya.

Melansir Healthline, untuk perilaku obsesif pengidap OCD, ada beberapa cirinya, yakni;

  • Ketakutan akan kuman, kotoran, atau penyakit
  • Takut menyakiti diri sendiri atau orang lain
  • Takut mengatakan sesuatu yang menyinggung
  • Terobsesi untuk membuat barang-barang selaras, teratur, atau simetris
  • Punya pikiran atau bayangan seksual atau kekerasan yang eksplisit
  • Khawatir membuang barang
  • Mempertanyakan hasrat atau orientasi seksual
  • Kekhawatiran tentang kesehatan dan keselamatan diri sendiri atau orang dicintai
  • Memiliki gangguan terhadap gambar, kata, atau suara tertentu

Sedangkan untuk perilaku kompulsif pengidap OCD, cirinya meliputi;

  • Mencuci tangan, benda, atau tubuh berulang kali
  • Mengatur atau menyelaraskan objek dengan cara tertentu
  • Menghitung atau mengulangi frasa tertentu
  • Menyentuh sesuatu beberapa kali
  • Mencari kepastian dari orang lain
  • Mengumpulkan barang-barang tertentu atau membeli beberapa barang yang sama
  • Menyembunyikan benda yang bisa digunakan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain

Faktor yang Jadi Pencetus OCD

Hingga kini, belom diketahui secara pasti mengapa sejumlah orang bisa memiliki OCD. Bahkan dua orang yang mengalami peristiwa yang sama dan tumbuh bersama-sama bisa memiliki respons yang berbeda. Satu orang mengalami OCD, sementara yang lain tidak.

Karena alasan itu, sulit untuk mengetahui dengan tepat peristiwa apa yang memicu OCD, tetapi bukti dari sejumlah kasus menunjukkan bahwa situasi ini mungkin berperan terhadap OCD:

  • Disakiti
  • Ditelantarkan
  • ²Ñ²¹²õ²¹±ô²¹³óÌý°ì±ð±ô³Ü²¹°ù²µ²¹
  • Perubahan hubungan atau masalah antarpribadi
  • Peristiwa traumatis
  • Stres kronis

Pengobatan OCD

Hingga kini, tidak ada obat untuk OCD. Tetapi gejala OCD ekstrem seperti yang dialami Aliando dapat diredakan melalui obat-obatan yang dapat memengaruhi reaksi kimia alami otak untuk membantu menghentikan atau memperlambat pikiran yang terlalu aktif.

Selain itu, para ahli juga merekomendasikan terapi atau kombinasi perawatan. Salah satu terapi yang biasa diberikan pada pengidap OCD adalah terapi perilaku kognitif yang dapat membantu mengubah pola berpikir. 


(hsy/hsy)