²©²ÊÍøÕ¾

Bayar Pajak Hingga 60%, Kenapa Orang Swedia Tetap Happy?

Tim Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
19 April 2022 16:05
People ice skate at an ice rink in the Vasa Park in central Stockholm, Sweden, on Dec. 29, 2013. Temperatures in many parts of Sweden reached almost a springlike level during the Christmas holidays.  (AP Photo/TT/Henrik Montgomery)  SWEDEN OUT
Foto: Swedia (AP Photo/TT/Henrik Montgomery)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Penduduk Swedia, seperti halnya di negara Skandinavia lainnya, diwajibkan membayar pajak dengan besaran tinggi. Pajak yang dikenakan bersifat progresif, artinya semakin tinggi penghasilan seseorang, maka persentase pajak yang harus dibayarkan juga semakin besar. Seseorang bisa membayar pajak senilai 60% dari total penghasilannya. 

Di banyak negara lain, orang mungkin akan 'ngamuk' jika diminta membayar pajak sebesar itu, tapi itu tidak berlaku di Swedia. Penduduk di negara ini justru senang bayar pajak, meskipun pajak yang dikenakan negara sangat tinggi. Kok bisa?

Mengutip The Guardian, pajak penghasilan pribadi orang Swedia yang paling rendah adalah sebesar 29 persen dari gaji mereka. Tetapi kebanyakan orang membayar pajak antara 49 sampai 60 persen.

Bagi kebanyakan orang Swedia, membayar pajak yang tinggi adalah sebuah hal positif, bukan beban. Bahkan, menurut survey pada 2015, badan pajak di Swedia pernah masuk dalam jajaran Top 3 lembaga yang dinilai memiliki reputasi terbaik.

"Saya sangat senang membayar pajak yang tinggi karena saya tahu saya menerima manfaat dari pajak itu nanti," kata Valentina Valestany, seorang penasihat hukum.

Pada dasarnya, orang Swedia sangat percaya dengan gagasan bahwa negara adalah "rumah rakyat". Artinya, semua orang percaya bahwa mereka mendapat perlindungan negara.

Di antara 'perlindungan' yang dirasakan penduduk Swedia dari hasil pajak adalah sekolah gratis. Anak-anak Swedia mendapat pendidikan berkualitas tinggi, baik di sekolah negeri atau swasta, tanpa harus membayar SPP lagi. Mereka juga mendapat makan siang gratis di sekolah.

Fasilitas kesehatan yang top class bebas biaya untuk semua warga. Selain itu, negara memberikan subsidi pada fasilitas penitipan anak.

Namun, di antara semua layanan dan fasilitas gratis tersebut, manfaat dari pajak yang paling menarik adalah kebijakan parental leave alias cuti orang tua. Swedia memberikan cuti orang tua selama 480 hari (sekitar 16 bulan) untuk setiap anak yang lahir. Jumlah hari cuti tersebut dapat dibagi rata oleh ibu atau ayah.

Dan selama mengambil cuti, negara wajib membayar orang tua 80% dari gaji mereka. Cuti ini bukan pilihan, tetapi wajib diambil oleh orang tua karena Swedia adalah negara yang sangat menjunjung keadilan gender. Dengan kebijakan tersebut, seseorang bisa tetap menjalani profesinya dengan tenang tanpa khawatir kehilangan waktu bersama anak.


(hsy/hsy) Next Article Penduduk Negara Ini Happy Bayar Pajak Tinggi, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular