
CDC Peringatkan Cacar Monyet Menyebar di Komunitas Gay-Biseks

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa cacar monyet atau monkeypox bukan penyakit gay. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat memperingatkan bahwa cacar monyet tampaknya menyebar di komunitas pria gay dan biseksual secara global.
Peringatan ini dikeluarkan sebagai tindakan pencegahan jika mereka telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang mungkin memiliki virus dan menunjukkan gejala.
![]() Cacar monyet_cover |
Dr John Brooks, seorang pejabat CDC, menekankan bahwa siapa pun dapat tertular cacar monyet melalui kontak erat, terlepas dari orientasi seksualnya. Namun, Brooks mengatakan banyak orang yang tertular sejauh ini adalah pria yang mengidentifikasi diri sebagai gay atau biseksual.
Meskipun beberapa kelompok memiliki peluang lebih besar terkena cacar monyet, namun ia memperingatkan bahwa risikonya tidak terbatas hanya pada komunitas gay dan biseksual saja.
"Kami ingin membantu orang membuat keputusan terbaik untuk melindungi kesehatan mereka dan kesehatan komunitas mereka dari cacar monyet," kata Brooks.
"Cacar monyet bukanlah penyakit menular seksual, yang umumnya ditularkan melalui air mani atau cairan vagina, tetapi dapat ditularkan melalui kontak seksual dan intim serta melalui tempat tidur bersama. Virus menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh dan luka," kata Brooks.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa penting bagi dokter dan publik untuk menyadari gejala yang terkait dengan monkeypox, terutama ruam kemerahan di dubur atau genital yang dapat diperparah dengan herpes, sifilis, atau cacar air.
"Setiap orang yang mengalami ruam atau luka di sekitar alat kelamin, anus, atau tempat lain yang belum pernah dilihat sebelumnya, harus dievaluasi secara menyeluruh," ucap Brooks.
Cacar monyet biasanya dimulai dengan gejala yang mirip dengan flu termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Kemudian gejalanya berkembang menjadi ruam tubuh pada wajah, tangan, kaki, mata, mulut atau alat kelamin. Ruam tersebut berubah menjadi benjolan yang kemudian menjadi lecet.
Sementara itu, WHO telah mengidentifikasi sekitar 200 kasus cacar monyet di 12 negara yang banyak tersebar di Eropa.
(hsy/hsy) Next Article Negara Ini Tutup Sauna Gay, Jadi Sumber Wabah Cacar Monyet