²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Praktik peredaran barang palsu di pasar kian meresahkan banyak pihak. Ini merupakan salah satu masalah yang dihadapi industri dalam skala global.

Kerugian yang diakibatkan oleh peredaran barang palsu bukan hanya berdasarkan nilai kerugian ekonomi, namun juga dampaknya bagi konsumen sebagai pengguna,

Menurut angka terbaru yang diterbitkan oleh OECD, produk alas kaki adalah barang yang paling banyak dipalsukan. Anda akan menemukan banyak produk imitasi alias barang KW dari brand alas kaki ternama seperti Michael Kors, Gucci, Louis Vuitton serta merek pasar massal seperti Nike, Levi's dan Adidas.

Baca: Belum Pernah Kena COVID? Kemungkinan Ada Punya 'Perisai' Ini

Menurut data, alas kaki menyumbang 22 persen dari total nilai barang palsu yang disita oleh bea cukai pada tahun 2016, menjadikannya kategori produk yang paling banyak dipalsukan.

Menurut perkiraan OECD berdasarkan penyitaan bea cukai, nilai total barang palsu dan bajakan yang diperdagangkan secara internasional pada tahun 2016 berjumlah lebih dari US$ 500 miliar, atau 3,3 persen dari perdagangan dunia.

Baca: Jumlah PSK Wanita di Inggris Kini Membludak, Ada Apa?

Berikut adalah industri yang paling terkena dampak dari produk palsu, seperti dikutip dari Statista:

1. Alas kaki 22%
2. Pakaian 16%
3. Barang-barang kulit 13%
4. Peralatan listrik 12%
5. Jam tangan 7%
6. Peralatan medis 5%
7. Parfum & kosmetik 5%
8. Mainan 3%
9. Perhiasan 2%
10. Farmasi 2%
11. Industri lainnya 12%

Angka di atas berdasarkan data penyitaan pabean dan oleh karena itu tidak termasuk produk palsu dan bajakan yang diproduksi dan dijualbelikan di dalam negeri, atau produk digital bajakan yang didistribusikan melalui internet.

Baca: 5 'Penyakit Orang Tua' yang Kini Banyak Diderita Anak Muda

(hsy/hsy)