²©²ÊÍøÕ¾

Orang Jepang Punya Paspor Terkuat, Tapi Malah Ogah Traveling

Tim Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
23 February 2023 10:15
Warga berbelanja di luar toko di pusat kota Tokyo, Inflasi Jepang mencapai level tertinggi empat dekade bulan lalu, (AFP via Getty Images/RICHARD A. BROOKS)
Foto: Warga berbelanja di luar toko di pusat kota Tokyo (AFP via Getty Images/RICHARD A. BROOKS)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Warga negara Jepang memiliki paspor terkuat di dunia pada 2023 menurut Indeks Henley & Partner. Cukup membawa paspor, orang Jepang bebas masuk ke 193 negara tanpa visa. Meski demikian, mayoritas penduduk Jepang malas bepergian ke luar negeri. Apa sebabnya?

Sebuah survei yang dilakukan tahun lalu oleh perusahaan intelijen global Morning Consult menunjukkan bahwa 35% responden Jepang mengatakan bahwa mereka tidak mau bepergian lagi ke negara mana pun.

Menurut Tetsu Nakamura, seorang profesor di Universitas Tamagawa, hasil survei itu sama sekali tidak mengejutkan.

"Pada 2019, bahkan sebelum pandemi, orang (Jepang) yang bepergian ke luar negeri setidaknya setahun sekali hanya ada sekitar 10% dari populasi," kata Nakamura seperti dilansir CNN.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Nakamura pada tahun 2016, dia mengelompokkan penduduk Jepang ke dalam dua kategori. Pertama, kategori  'pasif' yakni mereka yang mengatakan ingin bepergian ke luar negeri tetapi tidak mau. Kedua, 'penyangkal' yakni orang yang tidak menunjukkan minat untuk bepergian ke luar negeri dan tidak mau.

Kedua kelompok ini terdiri mengambil porsi sekitar 70% responden dalam studi yang dilakukan sebelum pandemi.

Lebih senang di rumah

Meskipun Jepang memiliki paspor terkuat di dunia, orang di Jepang yang benar-benar memiliki paspor jumlahnya tak sampai 20%, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.

Mereka yang tidak punya paspor mengatakan bahwa traveling domestik di dalam negeri saja sudah cukup.

"Banyak orang Jepang merasa bahwa perjalanan ke luar negeri memakan waktu bahkan sebelum mereka menginjakkan kaki di negeri asing, sehingga membutuhkan banyak waktu, keterampilan, dan perencanaan," kata Nakamura.

Hiroo Ishida (25), seorang pengasuh dari Prefektur Chiba dan penggemar sepeda motor Harley Davidson, mengatakan bahwa kondisi ini sesuai dengan dirinya.

"Saya memiliki keinginan untuk pergi ke AS, terutama karena menurut media, itu adalah tempat yang bagus untuk penggemar sepeda motor, tetapi kemungkinan besar saya tidak akan pergi karena merencanakannya saja pasti merepotkan. Jepang sendiri punya banyak destinasi yang menurut pengendara sepeda motor menarik," kata Ishida.

Kotaro Toriumi, seorang analis penerbangan dan perjalanan Jepang, mengatakan bahwa pandemi menurutnya mengubah pola pikir orang Jepang.

"Orang-orang yang dulu suka traveling sekarang takut pergi ke luar negeri karena risiko penularan virus, tetapi mereka mau jalan-jalan di dalam negeri. Saya pikir mereka semakin menyadari bahwa ada banyak tempat wisata menarik di Jepang dan orang bisa bersenang-senang tanpa pergi ke luar negeri," ujar Toriumi.

Biaya jadi pertimbangan

Biaya perjalanan juga menjadi pertimbangan di balik alasan orang Jepang ogah traveling ke luar negeri..

Mata uang Jepang, Yen, berada pada titik terlemahnya dalam beberapa dekade. Kondisi ini membuat banyak pekerja Jepang tidak mendapatkan kenaikan gaji dalam 30 tahun.

Pendapatan yang lebih sedikit memaksa kaum muda untuk berhemat. Mereka lebih cenderung tinggal di rumah atau menjelajahi destinasi wisata terdekat.

"Dibandingkan dengan generasi yang lebih tua, mereka cenderung tidak pergi ke luar negeri karena mereka tidak punya banyak uang. Selain itu, banyak anak muda menganggap hiburan online atau game smartphone lebih menyenangkan daripada bepergian ke luar negeri," papar Toriumi.

Menurut data terbaru dari Organisasi Pariwisata Nasional Jepang, jumlah wisatawan luar negeri Jepang turun 86,2% pada tahun 2022, jumlahnya sekitar 2,7 juta orang dibandingkan dengan angka 20 juta pada tahun 2019.


(hsy/hsy) Next Article Sugoi! Begini Sensasi Wisata Salju di Hakuba Jepang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular