²©²ÊÍøÕ¾

3 Fakta Oralit yang Viral Disebut Bisa Jadi Doping Puasa

Rindi Salsabilla, ²©²ÊÍøÕ¾
29 March 2023 11:35
Ilustrasi Oralit (maria-orlova via Pexel)
Foto: Ilustrasi Oralit (maria-orlova via Pexel)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Oralit adalah obat untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang akibat muntah, demam, hingga diare. Sebagai pengganti cairan dan elektrolit, oralit mengandung campuran natrium, kalium, gula, dan elektrolit.

Namun, memasuki bulan Ramadan, ada tren kesehatan baru di mana sejumlah masyarakat menyalahgunakan fungsi oralit. Beberapa waktu belakangan ini, sejumlah warganet mengaku bahwa mereka menggunakan oralit sebagai 'doping' agar tubuh tidak merasa haus dan lemas selama berpuasa.

Penggunaan oralit untuk mencegah dehidrasi dan fisik lemah selama berpuasa pun sontak mengundang kontra dari berbagai pihak. Bahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ikut buka suara dengan mengimbau masyarakat untuk tidak panic buying oralit.

"Tidak perlu panic buying, ya. Tidak perlu stok oralit karena peruntukan oralit untuk orang yang diare, mual, dan muntah yang artinya terjadi dehidrasi. Pada orang berpuasa tidak ada dehidrasi," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari , Rabu (29/3/2023).

Lantas, mengapa masyarakat tidak perlu stok oralit untuk berpuasa? Berikut 3 fakta penggunaan oralit.

1. Manfaat Oralit

Oralit adalah obat yang digunakan untuk mengatasi dehidrasi akibat diare, muntah, hingga flu perut. Maka dari itu, meskipun obat bebas, oralit tidak boleh digunakan sembarangan.

"Oralit ini pertolongan pertama, misalnya untuk pasien gastroenteritis (flu perut) sebelum masuk rumah sakit. Penting mengatasi kemungkinan dehidrasinya dulu, baru kemudian mengatasi penyebabnya," ujar Konsultan Hematologi dan Onkologi, Prof. Zubairi Djoerban melalui Twitter pribadinya (@ProfesorZubairi), dikutip Rabu (29/3/2023).

Prof. Zubairi mengatakan, oralit utamanya dikonsumsi oleh pasien diare karena selain kehilangan cairan, penderita diare juga kehilangan elektrolit yang tidak baik untuk kesehatan. Sebagai informasi, cairan elektrolit berperan untuk menjaga kinerja saraf dan otot, menjaga keseimbangan asam basa, dan menjaga hidrasi tubuh.

2. Oralit Bisa Cegah Dehidrasi saat Puasa, Mitos atau Fakta?

Meskipun bisa menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang akibat sejumlah kondisi medis, oralit bukan berarti dapat dikonsumsi untuk mencegah dehidrasi selama berpuasa.

"Informasi itu jelas tidak betul, ya. Sifatnya Oralit adalah oral rehydration (larutan rehidrasi), ya. Jadi kalau kita mengalami dehidrasi maka kita mengonsumsi oralit, tapi bukan pencegah. Itu yang harus diperhatikan," tegas dokter spesialis penyakit dalam, Prof. Dr dr. Ari Fahrial Syam kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (23/3/2023).

Prof. Ari mengatakan bahwa Oralit mengandung garam dan gula. Bila dikonsumsi secara berlebihan dan tidak sesuai dengan ketentuan maka Oralit dapat berisiko tinggi, terutama bagi penderita diabetes dan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

"Jadi sekali lagi tidak betul informasi bahwa Oralit bisa mencegah dehidrasi," tegas Prof. Ari.

Serupa dengan Prof. Ari, Prof. Zubairi pun mengatakan bahwa kadar natrium dan kalium seseorang saat puasa akan tetap normal selama tidak mengalami muntaber. Maka dari itu, seseorang yang hendak melaksanakan puasa tidak disarankan untuk minum oralit.

"Tidak [disarankan]. Lemas dan ngantuk, ya, biasa. Kita lihat saja pemain bola Muslim yang di Eropa. Mereka tetap bermain dan energik meski puasa tanpa oralit," sebut Prof. Zubairi.

"Jadi tidak perlu takut, ya, untuk puasa meski tanpa 'doping' oralit," lanjutnya.

3. Efek Samping Oralit

Prof. Zubairi mengungkapkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi oralit, terlebih selama satu bulan sepanjang bulan Ramadan, efek samping yang kemungkinan besar akan muncul adalah hipernatremia atau hiperkalemia.

Hiperkalemia adalah kondisi ketika kadar kalium dalam darah terlalu tinggi sehingga dapat memicu terjadinya ventrikel fibrilasi yang memicu jantung bagian bawah berdetak cepat tetapi tidak memompa darah. Hiperkalemia yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan risiko henti jantung, kelumpuhan, hingga kematian.

"[Kemungkinan terburuk hiperkalemia] bisa menyebabkan hemolisis. Sel darah merahnya hancur. Bisa juga rhabdomyolysis, ototnya rusak. Bahkan bisa menyebabkan penyakit ginjal dan Lupus memburuk," papar Prof. Zubairi.

Sementara itu, hipernatremia adalah kondisi ketika kadar natrium dalam darah di atas batas normal sehingga dapat meningkatkan risiko gangguan otot hingga kejang.

"Berbahaya untuk tubuh? Ya, kalau natrium natrium terlalu tinggi di dalam darah, ya bisa bahaya. Mula-mula kehausan, lelah, gangguan otot, bisa juga sampai kejang. Ini serius," jelas Prof. Zubairi.


(hsy/hsy) Next Article Viral Minum Oralit Saat Sahur, Benarkah Bantu Tahan Haus?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular