
4 Rahasia Kejeniusan Einstein: Tidur 10 Jam & Makan Spaghetti

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Fisikawan asal Jerman, Albert Einstein adalah salah satu ilmuwan yang terkenal berkat pengembangan teori relativitas khusus dan umumnya. Selain memenangkan Hadiah Nobel bidang fisika pada 1921, Einstein juga terkenal karena kejeniusannya.
Menurut laporan berbagai sumber, sosok jenius biasanya memiliki 'rahasia' berupa kebiasaan yang tidak umum dan tergolong unik, salah satunya Einstein. Lantas, apa saja kebiasaan 'rahasia' Einstein sehari-hari?
1. Tidur 10 JamÂ
Tidur adalah salah satu kebutuhan biologis yang tidak boleh dilewatkan. Selain menghilangkan rasa kantuk, tidur juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda. Namun, orang dewasa umumnya membutuhkan waktu tidur malam selama tujuh hingga delapan jam.
Melansir dari BBC, Einstein memiliki durasi tidur malam yang berbeda dengan orang dewasa pada umumnya. Dilaporkan, ia tidur setidaknya selama 10 jam per hari alias hampir 1,5 kali lipat lebih lama daripada rata-rata jam tidur masyarakat dewasa Amerika, yakni 6,8 jam.
Penulis buku, John Steinbeck, mengatakan bahwa masalah yang sulit pada malam hari dapat teratasi pada pagi hari setelah tidur. Pernyataan tersebut muncul seiring dengan dugaan yang menyebutkan bahwa terobosan Einstein, seperti teori relativitas, muncul saat Einstein tidur.
Pada 2004, para ilmuwan dari Universitas Lubeck, Jerman, melakukan penelitian dengan eksperimen sederhana, yakni melatih para subjek penelitian untuk bermain permainan angka. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa para subjek penelitian bisa memahami aturan permainan dua kali lebih tepat setelah tidur lebih dari delapan jam.
Sementara itu, menurut penelitian lainnya, otak memasuki sejumlah rangkaian siklus dalam kurun waktu 90 hingga 120 menit pertama tidur. Siklus ini dimulai dari tidur ringan, tidur lelap, dan fase yang berhubungan dengan mimpi (Rapid Eye Movement/REM). Namun, 60 persen tidur seseorang tidak sampai pada fase REM ini (fase tidur non-REM).
Menurut Ahli saraf dari University of Ottawa, Stuart Fogel, tidur non-REM ditandai dengan munculnya semburan aktivitas otak yang cepat atau 'spindle events'. Bila dilihat dari Electroencephalogram (EEG), fase ini diperlihatkan dalam bentuk gelombang berporos yang bergerak zigzag.
Menariknya, semakin banyak 'spindle events' yang terjadi maka semakin 'cair' pula intelijensia seseorang (fluid intelligence). Selain itu, kemampuan untuk menyelesaikan persoalan baru, menggunakan logika dalam menghadapi situasi baru, dan mengidentifikasi pola-pola juga semakin tinggi. Hal ini serupa dengan tipe kecerdasan milik Einstein.
"Fase ini sama sekali tidak terkait dengan tipe kecerdasan lain, seperti kemampuan mengingat fakta dan angka," tambah Fogel, dikutip Senin (22/5/2023).
Selain itu, Einstein juga dikenal sering tidur siang secara teratur. Diketahui, tidur siang dengan waktu yang ideal memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh terutama yang lelah, yakni meningkatkan energi, memberikan suasana hati yang lebih baik, dan meningkatkan produktivitas serta konsentrasi.
2. Berjalan Kaki Setiap Hari
Berjalan kaki adalah salah satu hal penting bagi Einstein. Menurut laporan yang sama, selama bekerja di Universitas Princeton, New Jersey, Amerika Serikat (AS), Einstein selalu pulang-pergi dengan berjalan kaki sekitar 2,4 km.
Selain Einstein, ilmuwan lainnya, seperti Darwin, juga terkenal sering berjalan kaki selama 3 jam 45 menit setiap hari. Menurut sejumlah penelitian, berjalan kaki mampu meningkatkan daya ingat, kreativitas, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Namun, kaitan antara berjalan kaki dan kejeniusan seseorang masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
3. Makan Spaghetti
Menurut laporan BBC, Einstein pernah mengatakan bahwa salah satu makanan kesukaannya adalah spaghetti. Lantas, apa hubungan antara spaghetti dengan kejeniusan Einstein?
Diketahui, otak menghabiskan sekitar 20 persen energi dalam tubuh meski beratnya tidak lebih dari dua persen. Pada dasarnya, otak lebih memilih 'bahan bakar' dari gula sederhana, seperti glukosa atau turunan dari karbohidrat. Sebab, sel saraf di otak membutuhkan suplai terus-menerus yang hanya bisa dipenuhi dengan cepat oleh gula.
Namun, otak tidak memiliki mekanisme untuk menyimpan energi sehingga ketika 'bahan bakar' glukosa habis, kemampuan otak dapat menurun dengan cepat.
Pengajar psikologi dan fisiologi dari University of Roehampton, Leigh Gibson mengatakan bahwa spaghetti bisa jadi 'bahan bakar' otak yang baik, tetapi tidak dapat dikonsumsi secara berlebihan.
"Riset membuktikan karbohidrat yang bermanfaat bagi tubuh itu hanya sebanyak 25 gram. Lebih dari itu, kemampuan otak Anda yang akan jadi korbannya," terangnya.
Lalu, menurut sebuah studi, seseorang yang mengonsumsi karbohidrat dengan porsi sedikit memiliki respons reaksi yang lebih rendah dan daya ingat spasial berkurang.
4. Tidak Memakai Kaos Kaki
Salah satu keunikan Einstein yang masih berupaya untuk dikaitkan dengan kecerdasannya adalah tidak memakai kaos kaki. Saat masih muda, Einstein menemukan fakta bahwa kaki yang besar akan membuat lubang di kaos kaki. Sejak saat itu, berhenti memakai kaos kaki dan lebih suka memakai sandal tali milik istrinya, Elsa.
Kebiasaan tidak memakai kaos kaki sekilas tidak berkaitan dengan kejeniusan Einstein. Namun, sejumlah studi menyebutkan bahwa hal ini menunjukkan cara berpakaian Einstein yang kasual.
Umumnya, cara berpakaian kasual sering dikaitkan dengan performa otak yang rendah dan pola pikir abstrak. Namun di sisi lain, ini sesuai dengan tipe kecerdasan Einstein yang lebih mengandalkan cara berpikir yang logis.
Terlepas dari itu, Einstein pernah berpesan dalam sebuah wawancara dengan majalah Life pada 1955. Menurutnya, salah satu kunci kecerdasan seseorang adalah selalu mempertanyakan banyak hal.
"Yang terpenting adalah jangan berhenti bertanya. Sebab, pasti ada alasannya mengapa rasa penasaran itu ada," tuturnya, dikutip Senin (22/5/2023).
(hsy/hsy) Next Article Misteri Otak Einstein Terungkap, Ternyata Disimpan di Sini