
9 Kota yang Diprediksi Tenggelam pada 2030, Ada Jakarta?

Jakarta, վ - Sejumlah kota di dunia diprediksi lebih rentan tenggelam dibandingkan kota lainnya. Bukan tanpa sebab, hal ini karena kota tersebut masuk dalam dataran rendah, lokasi pesisir, dan wilayah yang rawan banjir akibat musim hujan dan hujan lebat.
Perubahan iklim yang mencairkan es di kutub juga mengubah pola cuaca, termasuk badai yang semakin dahsyat di wilayah yang sebelumnya tidak terpengaruh oleh gangguan alami tersebut.
Lantas kota mana sajakah yang berpotensi tenggelam pada 2030? Berikut paparannya yang diprediksi para ahli mengutip World Atlas.
1. Miami, Amerika Serikat
![]() |
Permukaan air laut di Miami meningkat dengan laju yang paling cepat di dunia. Peningkatan level air ini memberi sinyal kuat akan potensi banjir yang mencemari air minum dan menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur kota.
Diperkirakan kota yang panas dan cerah dengan pantai-pantai terkenal yang dipenuhi kehidupan malam tersebut akan segera lenyap. Perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut dapat berdampak serius pada Pantai Miami pada tahun 2050.
2. Bangkok, Thailand
![]() Customers of the riverside Chaopraya Antique Café enjoy themselves despite the extraordinary high water levels in the Chao Phraya River in Nonthaburi, near Bangkok, Thailand, Thursday, Oct. 7, 2021. (AP Photo/Sakchai Lalit) |
Menurut sebuah penelitian pada tahun 2020, ibu kota Thailand adalah negara pertama yang terkena dampak pemanasan global. Apalagi, kota yang dibangun di atas tanah liat yang sangat padat namun lunak ini rawan banjir.
Para ilmuwan dan Guardian telah melaporkan bahwa pada tahun 2030, sebagian besar wilayah pesisir Tha Kham dan Samut Prakan serta bandara utamanya, Suvarnabhumi International, semuanya bisa tenggelam di bawah air.
Curah hujan yang terus-menerus deras, naiknya permukaan air, dan pengambilan air tanah selama bertahun-tahun juga mempunyai konsekuensi bahwa kota ini akan segera menemui nasibnya.
Dewan Reformasi Nasional Thailand melaporkan bahwa Bangkok kemungkinan akan berada dalam posisi yang merugikan dalam waktu kurang dari 15 tahun, dan para ilmuwan memperkirakan bahwa Bangkok akan tenggelam seluruhnya pada abad berikutnya.
3. Amsterdam, Belanda
![]() People walk and skate on the frozen Prinsengracht canal in downtown Amsterdam, Friday, March 2, 2018. The icy weather gripping much of Europe is good news for the Dutch, many of whom love to skate on frozen waterways if the weather allows. (AP Photo/Mike Corder) |
Sebagian besar wilayah Belanda terletak di bawah permukaan laut. Selama lebih dari satu abad, negara indah ini tetap bertahan dengan bantuan banyak bendungan yang mencegah banjir.
Permukaan tanah di Amsterdam turun dengan kecepatan rata-rata sekitar 8 milimeter per tahun. Turunnya permukaan tanah ini terutama disebabkan oleh pengambilan air tanah dan beratnya bangunan di atas tanah kota yang lunak.
4. Basra, Irak
Kota Basra di Arab adalah kota pelabuhan utama di Irak, terletak di sepanjang sungai Shatt al-Arab yang sangat luas dan kuat. Sungai ini mengalir ke Teluk Persia, bersama dengan jaringan kanal dan sungai yang melintasi kota.
Beban ini semakin diperparah oleh adanya rawa-rawa lunak di sekitarnya yang membuat daerah-daerah sangat rentan terhadap kenaikan permukaan air laut.
Kekuatan alam menyeret kota ini ke bawah dan terus tenggelam, sehingga para ilmuwan memperkirakan bahwa Basra akan tenggelam sebagian atau seluruhnya dalam waktu sepuluh tahun.
5. Georgetown, Guyana
Karibia adalah salah satu wilayah yang paling rentan tenggelam, dan ibu kota Guyana yang bersejarah ini termasuk dalam sembilan wilayah pesisir teratas di dunia yang kemungkinan besar akan tenggelam pada tahun 2030.
Meskipun wilayah tropis tenggelam dengan kecepatan yang berbeda-beda, ancamannya langsung dirasakan oleh beberapa wilayah pesisir, termasuk Georgetown. Pesisir Guyana membutuhkan pemeliharaan terus-menerus dan solusi jangka panjang yang mendesak untuk mencegah tren destruktif dan nasib buruk yang terjadi dalam waktu dekat.
Kota ini telah melindungi dirinya selama berabad-abad dengan tembok laut raksasa sepanjang 280 yang melindungi Georgetown dari badai. Sembilan puluh persen penduduk Guyana tinggal di kota-kota pesisir, seperti Georgetown, dengan sebagian besar garis pantainya berada antara 0,5 hingga satu meter di bawah air pasang.
6. Ho Chi Minh, Vietnam
Kota yang sebagian besar terletak di sepanjang Sungai Mekong ini terancam banjir dan badai tropis.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa kemungkinan sebagian besar distrik timur di sekitar Sungai Mekong akan segera menjadi tidak dapat dihuni karena banjir dan badai. Daerah berawa yang datar dan padat di Thủ Thiêm sangat rentan untuk terendam air sepenuhnya sebelum tahun 2030.
7. Kolkata, India
![]() |
Kolkata di negara bagian Benggala Barat, India, diprediksi tenggelam lebih cepat.
Kota besar ini diprediksi tenggelam sebelum tahun 2030 karena banjir besar yang tampaknya akan segera terjadi dan mengancam sebagian besar penduduk.
8. New Orleans, AS
New Orleans, yang kaya akan sejarah dan beragam budaya, menjadi salah satu kota yang tenggelam yang paling cepat di dunia, dengan kecepatan tenggelam dua inci per tahun. Sebuah studi NASA tahun 2016 memperkirakan bahwa seluruh kota bisa tenggelam pada akhir abad ini.
New Orleans berada 100% di atas permukaan laut pada saat pembangunan pertamanya pada tahun 1800-an. Pada tahun 1895, sekitar 5% wilayah New Orleans tenggelam di bawah laut, dan 30% pada tahun 1935. Kini, lebih dari separuh luasnya berada di bawah permukaan laut, bahkan sebagian New Orleans tenggelam sedalam 15 kaki.
9. Venesia, Italia
![]() People walk on a catwalk at the flooded St. Mark's Square during a period of seasonal high water in Venice, Italy, October 5, 2021. REUTERS/Manuel Silvestri |
Pemompaan air tanah merupakan penyebab utama tenggelamnya Venesia secara bertahap. Dengan laju penurunan permukaan tanah satu hingga dua milimeter per tahun, Venesia adalah salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia.
Pada tahun 2019, 90% wilayah Venesia dilanda banjir, dan situasi buruk ini diperburuk oleh erosi pantai dan pemompaan air tanah.
Sistem pertahanan banjir yang ada saat ini membuat Venesia mampu bertahan, namun kondisinya kemungkinan akan menjadi lebih sulit dan mahal untuk terus mengatasinya.
(hsy/hsy) Next Article 11 Kota Ini Diprediksi Tenggelam Pada 2100, Jakarta Nomor 1