²©²ÊÍøÕ¾

Taylor Swift Jadi Korban AI, Gedung Putih sampai Turun Tangan

Arrijal Rachman, ²©²ÊÍøÕ¾
27 January 2024 18:15
Taylor Swift menghadiri Penghargaan Golden Globe Tahunan ke-81 di Beverly Hills, California, AS, 7 Januari 2024. (REUTERS/Mike Blake)
Foto: Taylor Swift (REUTERS/Mike Blake)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah Amerika Serikat turun tangan merespons beredar luasnya gambar-gambar porno bintang pop Taylor Swift di media sosial, yang diduga dibuat menggunakan teknologi artificial intelligence atau AI.

Gedung Putih menganggap gambar-gambar eksplisit Taylor Swift yang direkayasa dan beredar di media sosial "sangat mengkhawatirkan." Gedung Putih lantas mendesak Kongres mengambil tindakan legislatif untuk mengatasi masalah tersebut.

Gambar seksual eksplisit yang menggunakan wajah Taylor Swift diduga dibuat oleh kecerdasan buatan, dan dibagikan secara luas di media sosial pada Kamis. Taylor menjadi salah satu artis korban pornografi deepfake yang viral.

Saat jumpa pers pada hari Jumat, Karine Jean-Pierre, sekretaris pers Gedung Putih, mengatakan: "Ini sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, kami akan melakukan apa yang kami bisa untuk mengatasi masalah ini."

Jean-Pierre mengatakan Kongres harus mengambil tindakan legislatif menyikapi masalah ini dan mengatakan perusahaan media sosial memiliki peran penting dalam menegakkan aturan mereka sendiri demi mencegah penyebaran informasi yang salah.

Munculnya alat pembuat gambar berbasis AI yang canggih, yang dapat menggambarkan foto selebriti dan pemandangan alam yang realistis, telah menimbulkan kekhawatiran bahwa alat tersebut akan digunakan untuk pornografi non-konsensual. Berbagi gambar deepfake adalah tindakan ilegal di Inggris berdasarkan UU Keamanan Online (Online Safety Bill).

Situs media sosial termasuk Twitter atau yang kini dikenal X pada Jumat lalu telah berlomba-lomba untuk menghapus gambar porno Taylor Swift dari platform mereka. Manajemen X mengatakan, "Memposting gambar telanjang tanpa persetujuan dilarang keras di X dan kami tidak memiliki kebijakan toleransi terhadap konten tersebut."

Salah satu Tweet yang menampilkan gambar Taylor Swift itu telah dilihat lebih dari 45 juta kali sebelum dihapus. Publik menganggap X gagal memoderasi konten di bawah kepemilikan Elon Musk, yang menyebabkan ribuan staf diberhentikan.

Pemilik Facebook, Meta, juga mencoba memblokir gambar-gambar yang dikatakan "melanggar" kebijakannya.

Menurut situs berita 404 Media, gambar-gambar itu ditelusuri kembali ke obrolan grup di aplikasi perpesanan Telegram.


(hsy/hsy) Next Article Gaya Taylor Swift Tampil di Pemutaran Perdana The Eras Tour

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular