վ

Strategi Perbankan Gaet Nasabah Milenial

gita rossiana, վ
11 January 2018 12:02
Sejumlah bank mulai menyasar segmen milenial dalam pengembangan layanan bagi nasabah kaya atau wealth management-nya
Foto: Istimewa
  • Jumlah penduduk Indonesia di rentang umur 20-39 tahun pada tahun 2020 di Indonesia akan berkisar sekitar 84 juta orang
  • Untuk bisa menggarap segmen milenial, bank menyediakan produk yang mudah dengan harga terjangkau

Jakarta, վ - Sejumlah bank mulai menyasar segmen milenial dalam pengembangan layanan bagi nasabah kaya atau wealth management-nya. Adapun produk yang dikembangkan untuk menyasar segmen masyarakat yang lahir setelah tahun 1996 tersebut adalah produk reksadana dan bancassurance.

Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Handayani menjelaskan, segmen milenial yang digarap BRI adalah segmen milenial yang sukses.

“Untuk segmen milenial yang sukses kami menyediakan produk reksadana dan bancassurance,” ujar dia kepada վ melalui pesan singkat, Kamis (11/1/2018).

Selanjutnya, Senior Vice President Wealth Management Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Elina Wirjakusuma mengungkapkan, untuk bisa menggarap segmen milenial, perseroan menyediakan produk yang mudah dengan harga terjangkau.

“Kami membuka peluang bagi segmen milenial untuk berinvestasi di reksadana dengan produk installment plan bulanan dengan nominal yang bisa terjangkau,” ucap dia.

Kemudian, General Manager Divisi Wealth Management PT Bank Negara Indonesia (Persero) Neny Asriani mengungkapkan, segmen milenial yang disasar adalah generasi kedua dari nasabah wealth management yang sudah ada. Adapun produk investasi yang ditawarkan adalah produk investasi dan asuransi.

“Kami menawarkan layanan wealth management kepada segmen milenial mealui penawaran privilege, produk dan layanan e-banking,” ucap dia.

Sejauh ini, jumlah segmen milenial yang ada di layanan wealth management BNI berkontribusi 5,5% dari total nasabah yang mencapai 67 ribu orang.

Executive Vice President Wealth Management Commonwealth Bank Ivan Jaya menjelaskan, Biro Pusat Statistik (BPS) memperkirakan jumlah penduduk Indonesia di rentang umur 20-39 tahun pada tahun 2020 di Indonesia akan berkisar sekitar 84 juta orang, atau sekitar 1/3 dari jumlah penduduk kita. Artikel "The Evolving Indonesian Consumer" dari konsultan McKinsey juga menunjukkan antara 5-10 juta penduduk memasuki kategori penduduk kelas konsumer setiap tahunnya.

“Dari data tersebut menunjukkan segmen milenial merupakan segmen yang potensial untuk digarap,” kata dia.

Di sisi lain, ekonomi digital juga terus berkembang. Hal ini didukung oleh oleh penetrasi pengguna internet aktif yang mencapai 137 juta penduduk,

“Melihat potensi ini, kami berupaya untuk meningkatkan inklusi keuangan kepada masyarakat milenial secara digital melalui layanan Auto-Invest,” terang dia.

Layanan Auto-Invest ini memungkinkan segmen milenial untuk berinvestasi mulai dari Rp 100 ribu per bulan. “Segmen milenial dapat menabung reksadana sekaligus mempelajari instrumen investasi yang lain selain produk bank konvensional seperti tabungan,” ungkap dia.

Selain itu, pihaknya juga menyadari segmen milenial cenderung ingin bertransaksi melalui smartphone atau personal computer. Oleh karena itu, pihaknya mengembangkan layanan reksadana online (e-mutual funds/e-reksadana) yang sudah ada sejak 10 tahun lalu.

“Dan apabila mereka belum memiliki rekening, TymeDigital kami siap membantu pembukaan rekening secara cepat (kurang dari 10 menit), aman, dan paperless,” ucap dia.

Head of Wealth Management PT Bank DBS Indonesia Widrawan Hindrawan mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi layanan wealth management kepada nasabah milenial.

“Edukasi juga dilakukan melalui facebook scara berkala,” ucap dia.

Pihaknya pun sudah mengembangkan digibank DBS yang diperuntukkan bagi segmen mass market, terutama milenial. Melalui layanan ini, segmen milenial bisa mendapatkan informasi mengenai produk investasi dasar dan perencanaan investasi.

Adapun mengenai produk yang cocok dikembangkan untuk segmen milenial adalah produk reksadana pasar uang. Pasalnya, produk ini memiliki tingkat risiko yang terendah.

”Namun, pemilihan produk bisa berbeda-beda masing-masing individu seusai dengan risk profil masing-masing,” ucap dia.
(git/dru) Next Article Dua Bank Rilis Kinerja, Dirut Mandiri Jadi Wamen BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular