
Internasional
Korea Selatan Tahan Suku Bunga di Tengah Tren Moneter Ketat
Prima Wirayani, ²©²ÊÍøÕ¾
27 February 2018 13:09

Seoul, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea, memutuskan menahan suku bunga acuannya meskipun dibayangi pengetatan moneter yang mulai dilakukan bank sentral negara-negara besar di dunia.
Gubernur Bank of Korea Lee Ju-yeol yang memimpin rapat dewan gubernur terakhir dalam masa jabatannya hari Selasa (27/2/2018) mengatakan institusinya tidak harus mengikuti tren penarikan stimulus yang dilakukan berbagai bank sentral global. Pernyataannya semakin memantapkan proyeksi bahwa kebijakan pengetatan moneter Korea Selatan akan dilakukan secara bertahap, dilansir dari Reuters.
Bank of Korea terakhir kali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,5% pada bulan November lalu. Kenaikan tersebut merupakan pengetatan yang pertama dalam enam tahun terakhir.
Komite kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, akan mengadakan rapat bulanannya pada tanggal 20 dan 21 Maret. Pasar sedang memusatkan perhatiannya pada kemungkinan The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya setelah kenaikan terakhir bulan Desember lalu.
"Kebijakan moneter Korea Selatan tidak diputuskan secara otomatis berdasarkan kebijakan moneter AS. Kami akan merumuskan kebijakan kami secara menyeluruh dengan memperhatikan kondisi ekonomi, inflasi, dan juga kebijakan moneter AS," kata Lee.
Le menegaskan bahwa risiko pembalikan modal dari Korea Selatan tidak akan signifikan bahkan jika suku bunga AS naik melebihi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Asia itu.
"Lee terlihat sangat berhati-hati dalam memberikan pernyataannya sebab ini adalah [penentuan suku bunga] terakhirnya," kata Kang Seung-won, seorang analis fixed-income di NH Investment & Securities.
Hal itu disebabkan pernyataan yang lebih jelas mengenai pergerakan kebijakan bank sentral ke depan dapat membatasi ruang bagi gubernur selanjutnya, tambahnya.
Lee mengakui kebijakan perdagangan AS akan memukul berbagai industri Korea Selatan.
"Sebagai contoh, industri baja dan otomotif akan menjadi contoh [dari penurunan kinerja industri] itu," ujarnya.
Departemen Perdagangan AS telah merekomendasikan kepada Presiden Donald Trump untuk menerapkan pembatasan impor baja, termasuk dari Korea Selatan, setelah mengenakan tarif pajak yang lebih tinggi untuk impor mesin cuci dan solar panel di Januari.
(prm) Next Article Dubes Korsel: Segera Selesaikan Persoalan Jiwasraya!
Gubernur Bank of Korea Lee Ju-yeol yang memimpin rapat dewan gubernur terakhir dalam masa jabatannya hari Selasa (27/2/2018) mengatakan institusinya tidak harus mengikuti tren penarikan stimulus yang dilakukan berbagai bank sentral global. Pernyataannya semakin memantapkan proyeksi bahwa kebijakan pengetatan moneter Korea Selatan akan dilakukan secara bertahap, dilansir dari Reuters.
Bank of Korea terakhir kali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,5% pada bulan November lalu. Kenaikan tersebut merupakan pengetatan yang pertama dalam enam tahun terakhir.
"Kebijakan moneter Korea Selatan tidak diputuskan secara otomatis berdasarkan kebijakan moneter AS. Kami akan merumuskan kebijakan kami secara menyeluruh dengan memperhatikan kondisi ekonomi, inflasi, dan juga kebijakan moneter AS," kata Lee.
Le menegaskan bahwa risiko pembalikan modal dari Korea Selatan tidak akan signifikan bahkan jika suku bunga AS naik melebihi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Asia itu.
"Lee terlihat sangat berhati-hati dalam memberikan pernyataannya sebab ini adalah [penentuan suku bunga] terakhirnya," kata Kang Seung-won, seorang analis fixed-income di NH Investment & Securities.
Hal itu disebabkan pernyataan yang lebih jelas mengenai pergerakan kebijakan bank sentral ke depan dapat membatasi ruang bagi gubernur selanjutnya, tambahnya.
Lee mengakui kebijakan perdagangan AS akan memukul berbagai industri Korea Selatan.
"Sebagai contoh, industri baja dan otomotif akan menjadi contoh [dari penurunan kinerja industri] itu," ujarnya.
Departemen Perdagangan AS telah merekomendasikan kepada Presiden Donald Trump untuk menerapkan pembatasan impor baja, termasuk dari Korea Selatan, setelah mengenakan tarif pajak yang lebih tinggi untuk impor mesin cuci dan solar panel di Januari.
(prm) Next Article Dubes Korsel: Segera Selesaikan Persoalan Jiwasraya!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular