
Jelang RDG Insidentil, Saham-saham Bank Buku IV Meroket
Anthony Kevin, ²©²ÊÍøÕ¾
28 May 2018 17:16

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham-saham emiten perbankan jadi primadona pada perdagangan pertama di pekan ini. Tercatat, seluruh saham bank yang masuk dalam kategori BUKU IV menutup hari di zona hijau.
Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 7,52%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 5,36%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 4,17%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,33%, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 0,96%. Tak hanya saham bank BUKU IV, ada juga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang meroket hingga 8%.
Potensi kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut yang sudah berada di depan mata merupakan faktor utama yang membuat investor melirik saham-saham perbankan. Persepsi ini timbul pasca bank sentral mengumumkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) insidentil pada 30 Mei.
"RDG ini merupakan RDG tambahan untuk rumusan kebijakan, sekaligus langkah untuk FOMC di Juni. We want to be ahead the curve," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Senin (28/5/2018).
Pernyataan Perry ini memang seolah memberi sinyal bahwa BI akan terlebih dulu mengerek suku bunga acuan sebelum the Fed melakukannya pada Juni mendatang.
Sebelumnya, BI sudah menaikkan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate pada 17 Mei lalu sebesar 25bps (dari 4,25% menjadi 4,5%). Namun, selepas itu rupiah justru terdepresiasi.
Walaupun kenaikan suku bunga acuan sebesar 25bps pada 17 Mei silam diklaim tak akan berpengaruh kepada suku bunga kredit, kenaikan sebesar 25bps lagi akan sangat mungkin ikut mengerek suku bunga kredit naik.
Investor kini memandang bahwa kenaikan suku bunga kredit bisa meningkatkan net interest margin (NIM) dari perbankan, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap profitabilitas dari masing-masing bank. Namun, hal ini hanya berlaku jika penyaluran kredit masih tumbuh dengan besaran yang sama seperti sebelum suku bunga kredit dinaikkan.
Sebagai catatan, dari 5 bank yang masuk dalam kategori BUKU IV, hanya BNGA yang laba bersih kuartal-I 2018nya mampu menyamai ekspektasi dari para analis. Kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut lantas memberikan optimisme baru bagi para investor dalam mengoleksi saham-saham perbankan, selain juga ditopang oleh sentimen eksternal yang positif.
(ank/ank) Next Article Asing Kok Banyak Lepas Saham Bank RI, Ada Apa?
Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 7,52%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 5,36%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 4,17%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,33%, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 0,96%. Tak hanya saham bank BUKU IV, ada juga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang meroket hingga 8%.
Potensi kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut yang sudah berada di depan mata merupakan faktor utama yang membuat investor melirik saham-saham perbankan. Persepsi ini timbul pasca bank sentral mengumumkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) insidentil pada 30 Mei.
Pernyataan Perry ini memang seolah memberi sinyal bahwa BI akan terlebih dulu mengerek suku bunga acuan sebelum the Fed melakukannya pada Juni mendatang.
Sebelumnya, BI sudah menaikkan suku bunga acuan 7 days reverse repo rate pada 17 Mei lalu sebesar 25bps (dari 4,25% menjadi 4,5%). Namun, selepas itu rupiah justru terdepresiasi.
Walaupun kenaikan suku bunga acuan sebesar 25bps pada 17 Mei silam diklaim tak akan berpengaruh kepada suku bunga kredit, kenaikan sebesar 25bps lagi akan sangat mungkin ikut mengerek suku bunga kredit naik.
Investor kini memandang bahwa kenaikan suku bunga kredit bisa meningkatkan net interest margin (NIM) dari perbankan, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap profitabilitas dari masing-masing bank. Namun, hal ini hanya berlaku jika penyaluran kredit masih tumbuh dengan besaran yang sama seperti sebelum suku bunga kredit dinaikkan.
Sebagai catatan, dari 5 bank yang masuk dalam kategori BUKU IV, hanya BNGA yang laba bersih kuartal-I 2018nya mampu menyamai ekspektasi dari para analis. Kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut lantas memberikan optimisme baru bagi para investor dalam mengoleksi saham-saham perbankan, selain juga ditopang oleh sentimen eksternal yang positif.
(ank/ank) Next Article Asing Kok Banyak Lepas Saham Bank RI, Ada Apa?
Most Popular