
Kisah Benny Purnomo yang Mundur dari Posisi Dirut Bank MNC
Gita Rossiana, ²©²ÊÍøÕ¾
30 May 2018 07:55

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Benny Purnomo tidak menganggap pengunduran dirinya dari posisi direktur utama PT. Bank MNC International Tbk (BABP) sebagai hal yang luar biasa.
"Sebenarnya biasa saja sebagai seorang profesional," ujar dia kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Rabu (30/5/2018).
Benny mengungkapkan perjalanan karir adalah ibarat mengelola tumbuhan. Ada saatnya membersihkan lahan dan menanam benih. "Tapi setelah tumbuh tanamannya, saya pindah," tambahnya.
Di Bank MNC, menurut dia, pembangunan fondasinya sudah selesai. Pembangunan infrastruktur pun sudah siap.
Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Selepas ini, Benny belum memutuskan akan berkarir di mana."
Keputusan Benny untuk mengundurkan diri disampaikan melalui surat pada 23 Mei lalu. Adapun sebelumnya Benny menjabat sebagai direktur utama Bank MNC sejak 2014.
Karir Benny telah dimulai tahun 1989 sebagai programmer di Inti Salim Corpora, kemudian dia melanjutkan karirnya di PT Bank Central Asia (BCA) Tbk (BBCA) sebagai Branch Support Pro Manager, Branch Support Assistant Manager, System Development Deputy Manager, Product Management Deputy Manager, Special Accounts Management Deputy Manager, Priority Service Management Manager, dan Product Management Senior Manager pada periode 1992 hingga 2006.
Terakhir dia mengisi posisi sebagai Consumer Channel Division Head di PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) selama 2006 hingga 2009. Sebelum akhirnya pindah ke Bank MNC, Benny sempat menjadi Direktur di PT Bank Mutiara sejak 2009-2014.
Di bawah kepemimpinan Benny, Bank MNC akhirnya sempat mencicipi keuntungan. Pada kuartal I-2018, laba Bank MNC tercatat sebesar Rp 94,8 miliar, naik 294% dibandingkan kuartal I-2017. Sebelumnya, Bank MNC mencatatkan rugi cukup dalam mencapai Rp 48,79 miliar.
Lebih lanjut, Bank MNC juga berencana melaksanakan penawaran umum terbatas (right issues) dengan nilai maksimal Rp 489,63 miliar dengan hak memesan terlebih dahulu (HMETD).
Bank MNC berencana untuk melepas sahamnya sebanyak Rp 4,89 miliar atau senilai 22,22% dari modal yang disetorkan, dengan penawaran awal senilai Rp 100/saham. Seluruh dana akan digunakan untuk meningkatkan asset produktif, pemberian kredit, penempatan dana, dan pembelian surat berharga.
(prm) Next Article Jelang Merger dengan Nobu, Laba Bank MNC Terbang 166%
"Sebenarnya biasa saja sebagai seorang profesional," ujar dia kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Rabu (30/5/2018).
Benny mengungkapkan perjalanan karir adalah ibarat mengelola tumbuhan. Ada saatnya membersihkan lahan dan menanam benih. "Tapi setelah tumbuh tanamannya, saya pindah," tambahnya.
"Hampir seluruh permasalahan dengan kredit-kredit bank lama juga sudah diselesaikan," ujar Benny.
Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Selepas ini, Benny belum memutuskan akan berkarir di mana."
Masih menunggu arahan dari Tuhan, tapi saya masih mau di bank," kata dia.
Keputusan Benny untuk mengundurkan diri disampaikan melalui surat pada 23 Mei lalu. Adapun sebelumnya Benny menjabat sebagai direktur utama Bank MNC sejak 2014.
Karir Benny telah dimulai tahun 1989 sebagai programmer di Inti Salim Corpora, kemudian dia melanjutkan karirnya di PT Bank Central Asia (BCA) Tbk (BBCA) sebagai Branch Support Pro Manager, Branch Support Assistant Manager, System Development Deputy Manager, Product Management Deputy Manager, Special Accounts Management Deputy Manager, Priority Service Management Manager, dan Product Management Senior Manager pada periode 1992 hingga 2006.
Terakhir dia mengisi posisi sebagai Consumer Channel Division Head di PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) selama 2006 hingga 2009. Sebelum akhirnya pindah ke Bank MNC, Benny sempat menjadi Direktur di PT Bank Mutiara sejak 2009-2014.
Di bawah kepemimpinan Benny, Bank MNC akhirnya sempat mencicipi keuntungan. Pada kuartal I-2018, laba Bank MNC tercatat sebesar Rp 94,8 miliar, naik 294% dibandingkan kuartal I-2017. Sebelumnya, Bank MNC mencatatkan rugi cukup dalam mencapai Rp 48,79 miliar.
Lebih lanjut, Bank MNC juga berencana melaksanakan penawaran umum terbatas (right issues) dengan nilai maksimal Rp 489,63 miliar dengan hak memesan terlebih dahulu (HMETD).
Bank MNC berencana untuk melepas sahamnya sebanyak Rp 4,89 miliar atau senilai 22,22% dari modal yang disetorkan, dengan penawaran awal senilai Rp 100/saham. Seluruh dana akan digunakan untuk meningkatkan asset produktif, pemberian kredit, penempatan dana, dan pembelian surat berharga.
(prm) Next Article Jelang Merger dengan Nobu, Laba Bank MNC Terbang 166%
Most Popular