²©²ÊÍøÕ¾

Dipicu Krisis Politik Italia, Bursa Saham Asia Anjlok

Anthony Kevin, ²©²ÊÍøÕ¾
30 May 2018 09:16
Bursa saham utama kawasan Asia dibuka melemah pada perdagangan hari ini (30/5/2018).
Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka melemah pada perdagangan hari ini (30/5/2018). Indeks Nikkei dibuka melemah 1,37%% ke level 22.051,97, indeks Kospi melemah 0,42% ke level 2.446,81, indeks Strait Times melemah 1,85% ke level 3.453,48, indeks Shanghai melemah 1,26% ke level 3.081,14, dan indeks Hang Seng melemah 1,23% ke level 30.109,37.

Krisis politik di Italia menjadi pemicu anjloknya bursa saham utama kawasan Asia. Kini, masyarakat wilayah Italia dihadapkan pada pemilu dadakan (snap election). Penyebabnya, Presiden Sergio Mattarella menolak nominasi Paolo Savona sebagai Menteri Ekonomi yang diajukan oleh M5S dan Lega party. Mattarella menolak nominasi Savona karena sempat mengancam akan membawa Italia keluar dari Uni Eropa.

Mattarella pun menunjuk mantan pejabat International Monetary Fund (IMF) Carlo Cottarelli sebagai Perdana Menteri sementara. Ia ditugaskan untuk merencakan pemilu dan meloloskan anggaran negara.

Masih ingat di pikiran kita bagaimana keluarnya Inggris dari Uni Eropa memberikan tekanan yang begitu besar bagi pasar keuangan dunia. Kini, negara dengan perekonomian terbesar ke-3 di Zona Eropa berpotensi mengikuti jejak Inggris.

Kemudian, hubungan antara AS dan China dalam hal perdagangan yang kembali memanas juga ikut membebani bursa saham Asia. Walaupun sempat mengatakan bahwa bea masuk tak akan diberlakukan kala perundingan dengan China dilakukan, Gedung Putih pada akhirnya tetap bersikeras mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 50 miliar produk ekspor asal China. Kebijakan ini dimaksudkan guna menghukum Negeri Panda karena sering mengambil paksa teknologi dari perusahaan-perusahaan asal AS yang berinvetasi disana.

Daftar produk-produk yang akan dikenakan bea masuk senilai 25% ini akan dirilis paling lambat pada 15 Juni. Tak hanya mengenakan bea masuk baru, pemerintahan AS juga akan membatasi investasi China pada sektor-sektor teknologi yang dinilai sensitif.

Kebijakan AS ini tentu semakin menyulitkan kedua negara untuk mencapai titik temu dalam hal perdagangan. Perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia bisa benar-benar terjadi nantinya.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


(roy) Next Article AS Jalin Komunikasi Dengan Korut, Bursa Saham Asia Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular