Luar Biasa, Lippo Target Marketing Sales Meikarta Rp 10 T
Tito Bosnia, ²©²ÊÍøÕ¾
06 June 2018 09:13

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Gonjang-ganjing mega proyek Meikarta sempat menghangat beberapa waktu. Mulai dari isu proyek ini terhenti hingga gugatan dari vendor proyek ini, ramai dibicarakan.
Pada rapat umum pemegang saham yang berlangsung kemarin, manajemen PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) sekali lagi menegaskan proyek ini tetap berlanjut dan menargetkan marketing sales atau pra penjualan proyek Meikarta pada 2018 mencapai Rp 10 triliun. Manajemen mengklaim, target optimistis tersebut ditetapkan berdasarkan antusiasme calon pembeli baik itu yang tujuannya untuk investasi atau yang ingin bermukim di lokasi tersebut.
Pada kuartal-I, pra penjualan proyek Meikarta mencapai Rp 1,9 triliun dari seluruh total marketing sales perseroan yaitu sebesar Rp 1,95 triliun. Namun sebelumnya, Grup Lippo menargetkan penjualan apartemen di Meikarta pada 2018 sebanyak 80.000 unit, lebih rendah dibandingkan 2017 yang mencapai 140.000 unit. 

CEO Grup Lippo James Riady mengatakan target penjualan unit lebih rendah karena ada masalah administrasi di mana proses kredit pemilikan apartemen (KPA) yang memakan waktu.
"Kita tahu ternyata proses KPA dan sebagainya, karena ga pernah kita jual begitu banyak. Sampai sekarang sudah 60.000 unit yang administrasi dan sebagainya selesai, semuanya apartemen," ujar James, Selasa (20/3/2018).
Target pra penjualan dan capaian yang dipublikasikan LPCK tersebut menyusul beredarnya rumor yang menyebutkan kontraktor pembangunan Meikarta berhenti mengerjakan proyek tersebut. Lalu, Grup Lippo dikabarkan melepas sebagian kepemilikan atas proyek tersebut.
James kala itu membantah menjual proyek Meikarta. Dirinya menegaskan dari awal proyek Meikarta dikembangkan Lippo melalui skema kemitraan dengan berbagai investor.
Namun, pada saat RUPS Tahunan kemarin, perseroan tampak sangat tertutup dan enggan untuk berkomunikasi dan memberikan informasi kepada awak media.
Isu mengenai proyek Meikarta masih menjadi topik utama khususnya bagi calon investor dan pembeli yang sebelumnya sudah tertarik melakukan transaksi pembelian di proyek komersial terbesar di Indonesia tersebut.
Mega Proyek
Megaproyek Meikarta merupakan proyek andalan dua perusahaan properti milik grup Lippo, yakni PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK). Proyek tersebut dimiliki oleh PT Mahkota Sentosa Utama yang sepenuhnya merupakan anak usaha dari LPCK. LPKR sendiri menguasai saham LPCK hingga 54%.


Tak tanggung-tanggung, nilai investasi yang diperlukan untuk mengembangkan kawasan hunian di Cikarang, Jawa Barat ini mencapai Rp 278 triliun. Lippo pun bergerak cepat dalam memasarkan proyek barunya tersebut. 

Pada 2017 misalnya, tidak kurang dari Rp 1,5 triliun digelontorkan hanya untuk belanja iklan. Tak heran jika iklan Meikarta sering kali kita lihat pada media-media.
Lippo juga mengajak sepuluh institusi global asal USA, UK, dan Asia di bidang kesehatan, pendidikan, dan teknologi tertarik berinvestasi senilai US$ 550 juta atau setata Rp 7,4 triliun di Meikarta.
Kerja sama dengan institusi ini memanfaatkan lahan seluas 273.000 meter persegi di kawasan Meikarta untuk dikembangkan menjadi pusat pendidikan, riset, kesehatan, logistik dan lain-lain.
Lippo juga menyatakan sembilan perusahaan global di bidang logistik dan fintech berencana menanamkan investasi senilai US$ 300 juta atau sekitar Rp 4 triliun di Meikarta.
(hps/hps) Next Article Waduh! Meikarta Digugat PKPU, Ada Utang Rp 7 T Belum Dibayar
Pada rapat umum pemegang saham yang berlangsung kemarin, manajemen PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) sekali lagi menegaskan proyek ini tetap berlanjut dan menargetkan marketing sales atau pra penjualan proyek Meikarta pada 2018 mencapai Rp 10 triliun. Manajemen mengklaim, target optimistis tersebut ditetapkan berdasarkan antusiasme calon pembeli baik itu yang tujuannya untuk investasi atau yang ingin bermukim di lokasi tersebut.
Pada kuartal-I, pra penjualan proyek Meikarta mencapai Rp 1,9 triliun dari seluruh total marketing sales perseroan yaitu sebesar Rp 1,95 triliun. Namun sebelumnya, Grup Lippo menargetkan penjualan apartemen di Meikarta pada 2018 sebanyak 80.000 unit, lebih rendah dibandingkan 2017 yang mencapai 140.000 unit. 

CEO Grup Lippo James Riady mengatakan target penjualan unit lebih rendah karena ada masalah administrasi di mana proses kredit pemilikan apartemen (KPA) yang memakan waktu.
Target pra penjualan dan capaian yang dipublikasikan LPCK tersebut menyusul beredarnya rumor yang menyebutkan kontraktor pembangunan Meikarta berhenti mengerjakan proyek tersebut. Lalu, Grup Lippo dikabarkan melepas sebagian kepemilikan atas proyek tersebut.
James kala itu membantah menjual proyek Meikarta. Dirinya menegaskan dari awal proyek Meikarta dikembangkan Lippo melalui skema kemitraan dengan berbagai investor.
Namun, pada saat RUPS Tahunan kemarin, perseroan tampak sangat tertutup dan enggan untuk berkomunikasi dan memberikan informasi kepada awak media.
Isu mengenai proyek Meikarta masih menjadi topik utama khususnya bagi calon investor dan pembeli yang sebelumnya sudah tertarik melakukan transaksi pembelian di proyek komersial terbesar di Indonesia tersebut.
Mega Proyek
Megaproyek Meikarta merupakan proyek andalan dua perusahaan properti milik grup Lippo, yakni PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK). Proyek tersebut dimiliki oleh PT Mahkota Sentosa Utama yang sepenuhnya merupakan anak usaha dari LPCK. LPKR sendiri menguasai saham LPCK hingga 54%.


Tak tanggung-tanggung, nilai investasi yang diperlukan untuk mengembangkan kawasan hunian di Cikarang, Jawa Barat ini mencapai Rp 278 triliun. Lippo pun bergerak cepat dalam memasarkan proyek barunya tersebut. 

Pada 2017 misalnya, tidak kurang dari Rp 1,5 triliun digelontorkan hanya untuk belanja iklan. Tak heran jika iklan Meikarta sering kali kita lihat pada media-media.
Lippo juga mengajak sepuluh institusi global asal USA, UK, dan Asia di bidang kesehatan, pendidikan, dan teknologi tertarik berinvestasi senilai US$ 550 juta atau setata Rp 7,4 triliun di Meikarta.
Kerja sama dengan institusi ini memanfaatkan lahan seluas 273.000 meter persegi di kawasan Meikarta untuk dikembangkan menjadi pusat pendidikan, riset, kesehatan, logistik dan lain-lain.
Lippo juga menyatakan sembilan perusahaan global di bidang logistik dan fintech berencana menanamkan investasi senilai US$ 300 juta atau sekitar Rp 4 triliun di Meikarta.
(hps/hps) Next Article Waduh! Meikarta Digugat PKPU, Ada Utang Rp 7 T Belum Dibayar
Most Popular