
Bisnis Hotel Tahun Lalu Lesu, Tarif Sewa Kamar Sahid Turun
Samuel Pablo, ²©²ÊÍøÕ¾
08 June 2018 14:47

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kinerja hotel berbintang yang dioperasikan PT Sahid Jaya International Tbk (SHID) pada 2017 tertekan karena persaingan dengan hotel bujet.
Direktur Sahid Jaya Hotel Lenny Dyah Trianjayani mengatakan tarif sewa kamar pada 2017 lebih rendah dibandingkan dengan 2016.Â
"Tarif kamar menurun karena banyak persaingan dengan budget hotel. Kami sendiri sih punya hotel bujet seperti yang bintang 2," jelasnya hari ini, Jumat (8/6/2018).
Adapun Sahid Jaya Internasional saat ini mengoperasikan sejumlah hotel berbintang di bawah nama Sahid Jaya Hotel, di mana yang berbintang lima salah satunya adalah Grand Sahid Jaya di Jakarta.
Lenny mengatakan pada 2015 hingga 2017 memang diakui bisnis hotel cukup lesu, namun pada tahun ini dia optimistis dapat membaik.
"Perekonomian bergerak sedikit, kami sendiri total pendapatan Januari - Mei naik 20% year on year dari kamar dan F&B,"katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Sahid Jaya International Hariyadi Sukamdani optimis perseroan dapat mencatatkan kenaikan pendapatan sedikitnya menjadi Rp 180 miliar dari realisasi tahun lalu Rp 169,23 miliar.
"Saya optimis pendapatan tahun ini akan lebih baik dari 2017, kita yakini rangenya 5-10% lebih baik, karena sektor pemerintah anggaran akomodasinya tidak berkurang, malah naik. Tadinya kan kita pikir pemerintah akan pangkas anggaran, ternyata kebutuhan akomodasi di hotel itu tetap penting untuk mereka. Mereka memandang kegiatan sosialisasi, seminar, workshop dan sebagainya itu masih perlu. Selain itu ada peningkatan dari inbound tourist serta business travelers dari luar negeri, ditambah lagi nanti ada Asian Games," jelas Hariyadi usai RUPST Perseroan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jumat (8/6/2018).
Hariyadi, yang juga menjabat Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), memproyeksikan tingkat okupansi hotel di Semester II-2018 dapat mencapai angka 70%.
(ray/ray) Next Article Ibu Kota Pindah, Emiten Perhotelan Ditinggal Pelaku Pasar
Direktur Sahid Jaya Hotel Lenny Dyah Trianjayani mengatakan tarif sewa kamar pada 2017 lebih rendah dibandingkan dengan 2016.Â
"Tarif kamar menurun karena banyak persaingan dengan budget hotel. Kami sendiri sih punya hotel bujet seperti yang bintang 2," jelasnya hari ini, Jumat (8/6/2018).
Adapun Sahid Jaya Internasional saat ini mengoperasikan sejumlah hotel berbintang di bawah nama Sahid Jaya Hotel, di mana yang berbintang lima salah satunya adalah Grand Sahid Jaya di Jakarta.
"Perekonomian bergerak sedikit, kami sendiri total pendapatan Januari - Mei naik 20% year on year dari kamar dan F&B,"katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Sahid Jaya International Hariyadi Sukamdani optimis perseroan dapat mencatatkan kenaikan pendapatan sedikitnya menjadi Rp 180 miliar dari realisasi tahun lalu Rp 169,23 miliar.
"Saya optimis pendapatan tahun ini akan lebih baik dari 2017, kita yakini rangenya 5-10% lebih baik, karena sektor pemerintah anggaran akomodasinya tidak berkurang, malah naik. Tadinya kan kita pikir pemerintah akan pangkas anggaran, ternyata kebutuhan akomodasi di hotel itu tetap penting untuk mereka. Mereka memandang kegiatan sosialisasi, seminar, workshop dan sebagainya itu masih perlu. Selain itu ada peningkatan dari inbound tourist serta business travelers dari luar negeri, ditambah lagi nanti ada Asian Games," jelas Hariyadi usai RUPST Perseroan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jumat (8/6/2018).
Hariyadi, yang juga menjabat Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), memproyeksikan tingkat okupansi hotel di Semester II-2018 dapat mencapai angka 70%.
(ray/ray) Next Article Ibu Kota Pindah, Emiten Perhotelan Ditinggal Pelaku Pasar
Most Popular