
Analisis Teknikal
Sepekan ke Depan, Indeks Dow Jones Berpotensi Menguat
Yazid Muamar, ²©²ÊÍøÕ¾
14 June 2018 11:30

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pada perdagangan yang berakhir dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham Wall Street berakhir di zona merah. Penyebabnya adalah hasil rapat The Federal Reserve/The Fed.
Pada Kamis (14/6/2018), tiga indeks utama di Wall Street ditutup di zona merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,47%, S&P 500 melemah 0,4%, dan Nasdaq berkurang 0,05%.
Koreksi yang terjadi di Wall Street agak terbatas setelah pelaku pasar menerima sinyal yang mixed dari The Fed. Dalam pertemuan hari ini, The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,75-2%.Â
Kenaikan ini sudah diperkirakan oleh pasar, terlihat dari probabilitas di CME Fedwatch yang sebelum rapat The Fed mencapai 96,3%. Memang hampir mustahil The Fed tidak menaikkan suku bunga acuan hari ini.
Namun di sisi lain, dot plot (proyeksi suku bunga dari masing-masing The Fed negara bagian) menunjukkan bahwa arah suku bunga acuan ke depan akan semakin tinggi. Kini, median di dot plot menunjukkan suku bunga acuan pada akhir tahun berada di 2,25-2,5%.
Dengan suku bunga yang sekarang, maka butuh dua kali kenaikan lagi untuk mencapainya. Artinya, The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga empat kali sepanjang 2018. Ini lebih dari perkiraan semula, yaitu tiga kali kenaikan.
Kalau saja The Fed hanya menaikkan suku bunga, mungkin Wall Street masih bisa menguat karena hal itu sudah masuk hitungan alias priced in. Namun peluang empat kali kenaikan sepanjang 2018 yang semakin terbuka membuat pasar sedikit gugup. Hasilnya adalah Wall Street terkoreksi dalam rentang tipis.
Berdasarkan analsis teknikal, Tim Riset ²©²ÊÍøÕ¾ memperkirakan DJIA berpeluang menguat pada perdagangan sepekan ke depan. Tekanan jual masih akan terjadi, tetapi nantinya akan mencapai level jenuh jual (oversold) sehingga DJIA kemungkinan bergerak cenderung menguat.Â
Berikut ulasannya:
- Harga bergerak turun menembus rerata lima hari (MA-5) mengindikasikan dalam jangka pendek tren bergerak turun.
-ÌýIndikator Chaikin Volatility dan trend Bollinger Bands Width menurun. Volatilitas pasar melemah dan rentang pergerakan harga menyempit.
- Indikator CCI dan Williams turun ke area jenuh jual, sebagai indikasi potensi indeks menguat terbatas dalam jangka pendek.
-ÌýIndikator Chaikin Money Flow tepat berada di angka nol, dengan dominasi tekanan jual kategori lemah.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(aji/wed) Next Article Siap-siap, Wall Street Mau 'Terbang'!
Pada Kamis (14/6/2018), tiga indeks utama di Wall Street ditutup di zona merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,47%, S&P 500 melemah 0,4%, dan Nasdaq berkurang 0,05%.
Koreksi yang terjadi di Wall Street agak terbatas setelah pelaku pasar menerima sinyal yang mixed dari The Fed. Dalam pertemuan hari ini, The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,75-2%.Â
Namun di sisi lain, dot plot (proyeksi suku bunga dari masing-masing The Fed negara bagian) menunjukkan bahwa arah suku bunga acuan ke depan akan semakin tinggi. Kini, median di dot plot menunjukkan suku bunga acuan pada akhir tahun berada di 2,25-2,5%.
Dengan suku bunga yang sekarang, maka butuh dua kali kenaikan lagi untuk mencapainya. Artinya, The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga empat kali sepanjang 2018. Ini lebih dari perkiraan semula, yaitu tiga kali kenaikan.
Kalau saja The Fed hanya menaikkan suku bunga, mungkin Wall Street masih bisa menguat karena hal itu sudah masuk hitungan alias priced in. Namun peluang empat kali kenaikan sepanjang 2018 yang semakin terbuka membuat pasar sedikit gugup. Hasilnya adalah Wall Street terkoreksi dalam rentang tipis.
Berdasarkan analsis teknikal, Tim Riset ²©²ÊÍøÕ¾ memperkirakan DJIA berpeluang menguat pada perdagangan sepekan ke depan. Tekanan jual masih akan terjadi, tetapi nantinya akan mencapai level jenuh jual (oversold) sehingga DJIA kemungkinan bergerak cenderung menguat.Â
![]() |
Berikut ulasannya:
- Harga bergerak turun menembus rerata lima hari (MA-5) mengindikasikan dalam jangka pendek tren bergerak turun.
-ÌýIndikator Chaikin Volatility dan trend Bollinger Bands Width menurun. Volatilitas pasar melemah dan rentang pergerakan harga menyempit.
- Indikator CCI dan Williams turun ke area jenuh jual, sebagai indikasi potensi indeks menguat terbatas dalam jangka pendek.
-ÌýIndikator Chaikin Money Flow tepat berada di angka nol, dengan dominasi tekanan jual kategori lemah.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(aji/wed) Next Article Siap-siap, Wall Street Mau 'Terbang'!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular