
Kinerja Starbucks Membaik, Tak Ada Penutupan Gerai Lagi
Tito Bosnia, ²©²ÊÍøÕ¾
05 July 2018 12:15

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pengelola gerai kopi Starbucks di Indonesia PT Mitra Adiperkasa (MAPI) memastikan tidak akan menutup gerai lagi karena kinerja performa positif yang dihasilkan. MAPI mengutarakan akan membuka gerai baru Starbucks.
Kondisi tersebut berbeda dengan rencana penutupan 150 gerai kopi tersebut di negeri asalnya Amerika Serikat (AS) karena kinerjanya yang memburuk.
"Itu kan tergantung dari masing-masing negaranya, di Indonesia itu kami tidak sama performanya dengan di AS sedangkan kami sedang menambah 60-70 gerai baru mulai tahun lalu dan kedepannya," ujar Fetty Kwartati, Director Investor Relations & Corporate Communication MAPI, di Main Hall BEI, Kamis (5/7/2018).
Hingga saat ini perseroan telah meliki sekitar 300 gerai Starbuck yang berlokasi di berbagai wilayah di Indonesia.
Sementara itu, terkait dengan pelemahan rupiah terhadap Dollar AS hingga saat ini belum mempengaruhi kinerja pendapatan penjualan perseroan. Hal tersebut didorong oleh konsumen ritel perseroan yang berasal dari konsumen segmen menengah keatas (middle-up).
"Samapi sekarang depresiasi rupiah belum mempengaruhi daya beli, kalau misalnya segmen ritel kami menengah kebawah itu berbeda ya. Karena mereka yang dari segmen middle-up lebih fluent dan tidak terpengaruh dengan naiknya harga, brand is everything," ungkap Fetty.
Sedangkan dengan harga di ritel, perseroan melakukan penetapan harga jual sesuai dengan periode impor barang yang masuk.
Sehingga, jika harga jual produk perseroan disesuaikan dengan konversi mata uang asing terutama Dollar AS dengan harga Rupiah yang terbaru.
"Selama ini kami jual mengikuti kurs yang ada saat itu untu barang baru yang masuk, jadi kalau misalnya waktu itu barang Rp 14 ribu satu US Dollarnya maka tidak kami naikkan. Untuk inventory MAPI keseluruhan 108 hari, tapi ada yang dibawah itu seperti MAP Aktif maupun Food & Beverage," tambah Fetty.
(hps) Next Article Heboh Kasus Intip Payudara di Starbucks, Saham MAPI Drop 1,3%
Kondisi tersebut berbeda dengan rencana penutupan 150 gerai kopi tersebut di negeri asalnya Amerika Serikat (AS) karena kinerjanya yang memburuk.
"Itu kan tergantung dari masing-masing negaranya, di Indonesia itu kami tidak sama performanya dengan di AS sedangkan kami sedang menambah 60-70 gerai baru mulai tahun lalu dan kedepannya," ujar Fetty Kwartati, Director Investor Relations & Corporate Communication MAPI, di Main Hall BEI, Kamis (5/7/2018).
Sementara itu, terkait dengan pelemahan rupiah terhadap Dollar AS hingga saat ini belum mempengaruhi kinerja pendapatan penjualan perseroan. Hal tersebut didorong oleh konsumen ritel perseroan yang berasal dari konsumen segmen menengah keatas (middle-up).
"Samapi sekarang depresiasi rupiah belum mempengaruhi daya beli, kalau misalnya segmen ritel kami menengah kebawah itu berbeda ya. Karena mereka yang dari segmen middle-up lebih fluent dan tidak terpengaruh dengan naiknya harga, brand is everything," ungkap Fetty.
Sedangkan dengan harga di ritel, perseroan melakukan penetapan harga jual sesuai dengan periode impor barang yang masuk.
Sehingga, jika harga jual produk perseroan disesuaikan dengan konversi mata uang asing terutama Dollar AS dengan harga Rupiah yang terbaru.
"Selama ini kami jual mengikuti kurs yang ada saat itu untu barang baru yang masuk, jadi kalau misalnya waktu itu barang Rp 14 ribu satu US Dollarnya maka tidak kami naikkan. Untuk inventory MAPI keseluruhan 108 hari, tapi ada yang dibawah itu seperti MAP Aktif maupun Food & Beverage," tambah Fetty.
(hps) Next Article Heboh Kasus Intip Payudara di Starbucks, Saham MAPI Drop 1,3%
Most Popular