
Tingginya Harga Pangan Hantui Inflasi Agustus 2018
Chandra Gian Asmara, ²©²ÊÍøÕ¾
01 August 2018 12:37

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Juli 2018 terjadi inflasi 0,28%, atau sedikit lebih tinggi dari konsensus yang dihimpun ²©²ÊÍøÕ¾ 0,25% (bulanan).
Kelompok harga makanan menjadi penyumbang terbesar inflasi bulan ke enam sebesar 0,86%, dengan andil 0,18%. Kelompok ini, pun diperkirakan akan kembali menjadi momok inflasi Agustus.
"Harga makanan masih memberikan tekanan pada inflasi Juli. Kami masih melihat potensj tekanan dari harga majanan pada Agustus," ungkap Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro, Rabu (1/7/2018).
Pada bulan lalu, tingginya harga makanan didorong oleh kenaikan harga telur yang terjadi di 72 kota, dari total 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK). Selain itu, juga beberapa komponen makanan lain.
Misalnya, seperti daging ayam ras yang memberikan andil 0,07%, bumu dan sayur cabai rawit 0,03%, kacang panjang 0,02%, maupun bayam, tomat, dan jeruk 0,01%.
Meskipun menghantui pergerakan IHK Agustus, Andry meyakini, sumbangan kelompok makanan terhadap inflasi tidak akan sebesar yang terjadi pada Juli.
"Kami percaya, dampaknya tidak akan sebesar di bulan Juli," katanya.
Dengan inflasi Juli 0,28%, maka inflasi tahun kalender sejak awal tahun sebesar 2,18%, dan inflasi tahun ke tahun (year on year) mencapai 3,18%.
Adapun Bank Mandiri, memproyeksikan inflasi yoy tahun ini berada di level 3,6% atau sedikit lebih tinggi dari proyeksi Bank Indonesia (BI) dan kembali merangkak naik menjadi 3,9% pada tahun depan.
(dru) Next Article BPS: Desember Terjadi Inflasi 0,62%
Kelompok harga makanan menjadi penyumbang terbesar inflasi bulan ke enam sebesar 0,86%, dengan andil 0,18%. Kelompok ini, pun diperkirakan akan kembali menjadi momok inflasi Agustus.
"Harga makanan masih memberikan tekanan pada inflasi Juli. Kami masih melihat potensj tekanan dari harga majanan pada Agustus," ungkap Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro, Rabu (1/7/2018).
Misalnya, seperti daging ayam ras yang memberikan andil 0,07%, bumu dan sayur cabai rawit 0,03%, kacang panjang 0,02%, maupun bayam, tomat, dan jeruk 0,01%.
Meskipun menghantui pergerakan IHK Agustus, Andry meyakini, sumbangan kelompok makanan terhadap inflasi tidak akan sebesar yang terjadi pada Juli.
"Kami percaya, dampaknya tidak akan sebesar di bulan Juli," katanya.
Dengan inflasi Juli 0,28%, maka inflasi tahun kalender sejak awal tahun sebesar 2,18%, dan inflasi tahun ke tahun (year on year) mencapai 3,18%.
Adapun Bank Mandiri, memproyeksikan inflasi yoy tahun ini berada di level 3,6% atau sedikit lebih tinggi dari proyeksi Bank Indonesia (BI) dan kembali merangkak naik menjadi 3,9% pada tahun depan.
(dru) Next Article BPS: Desember Terjadi Inflasi 0,62%
Most Popular