²©²ÊÍøÕ¾

Gara-gara Jerome Powell dan Kolega, Rupiah Tak Berdaya

Hidayat Setiaji, ²©²ÊÍøÕ¾
02 August 2018 08:45
Gara-gara Jerome Powell dan Kolega, Rupiah Tak Berdaya
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Kristianto
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih bergerak melemah. Hasil rapat The Federal Reserve/The Fed berhasil melambungkan greenback dan menekan mata uang Asia, termasuk rupiah.Ìý

Pada Kamis (2/8/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.435 saat pembukaan pasar spot. Tidak berubah dibandingkan penutupan perdagangan sehari sebelumnya.Ìý

Namun tidak lama setelah pembukaan, rupiah berbalik melemah. Pada pukul 08:22 WIB, US$ 1 sudah dihargai Rp 14.444. Rupiah melemah 0,06%.Ìý

Senada dengan rupiah, mata uang utama Asia pun cenderung melemah. Won Korea Selatan masih menjadi mata uang dengan koreksi paling dalam.Ìý

Berikut perkembangan nilai tukar mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 08:32 WIB, mengutip Reuters:Ìý



Dolar AS memang belum mau berhenti melaju. Dollar Index, yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama, masih menguat 0,03%. Dalam tiga bulan terakhir, indeks ini sudah menguat 2,42%.Ìý

Hari ini, penguatan dolar AS didukung oleh hasil rapat The Federal Reserve/The Fed yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 1,75-2%. Namun, Jerome Powell dan kolega seakan memberi petunjuk yang semakin kuat bahwa suku bunga acuan kemungkinan besar naik pada rapat bulan depan.Ìý

"Pembukaan lapangan kerja begitu besar, angka pengangguran bertahan di tingkat rendah. Konsumsi rumah tangga dan dunia usaha pun tumbuh dengan kuat," sebut pernyataan The Fed.Ìý

Pernyataan tersebut membuat pasar memperkirakan suku bunga acuan akan naik dua kali lagi yaitu pada September dan Desember. Probabilitas kenaikan pada September mencapai 91%, sementara Desember adalah 71%, mengutip CME Fedwatch.

Apalagi data-data ekonomi AS terus positif. Pada Juli 2018, perekonomian AS menciptakan 219.000 lapangan kerja. Jauh melampaui konsensus Reuters yang mengestimasikan penambahan sebesar 185.000. Capaian ini menjadi yang tertinggi sejak Februari 2018, saat terjadi peningkatan sebesar 241.000.Ìý

Merespons data yang kuat ini, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun menembus level 3,0045% pada pukul 06:13 WIB. Ini merupakan level tertinggi sejak Mei 2018. Yield obligasi AS dan greenback punya hubungan positif, saat yield naik maka dolar AS pun cenderung menguat.Ìý

Penguatan dolar AS membuat mata uang lainnya tertekan, tidak terkecuali rupiah. Saat rupiah melemah, investor (utamanya asing) agak enggan masuk ke pasar keuangan Indonesia karena potensi penurunan nilai investasi. Saat investor menjauh, rupiah pun kian terdepresiasi.Ìý

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular