²©²ÊÍøÕ¾

Rupiah Jatuh ke 14.605/US$, Ini Sebab-sebabnya

Chandra Gian Asmara, ²©²ÊÍøÕ¾
13 August 2018 09:27
Beban yang dipikul nilai tukar rupiah untuk menguat terhadap dolar AS semakin berat.
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Kristianto
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Beban yang dipikul nilai tukar rupiah untuk menguat terhadap dolar AS semakin berat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut.

Dari situasi eksternal, situasi di Turki yang makin tidak kondusif memperpanjang daftar ketidakpastian dinamika ekonomi global selain normalisasi suku bunga bank sentral AS, Fed dan ancaman perang dagang AS vs China.

Sementara dari dalam negeri, adalah sentimn dari rilis data neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang masih mengalami defisit US$ 4,31 miliar pada kuartal II-2018, jauh lebih dalam dari periode sama kuartal lalu.

Pada kuartal II-2018, transaksi berjalan (current account) pun masih tekor US$ 8,03 miliar atau 3,04% dari produk domestik bruto (PDB). Posisi ini lebih dalam dari periode sama kuartal lalu.

NPI yang defisit menggambarkan devisa yang keluar lebih banyak ketimbang yang masuk, baik itu dari ekspor-impor barang dan jasa maupun investasi (sektor riil dan portofolio).

Dengan kata lain, perekonomian Indonesia bisa dinilai rentan menghadapi gejolak eksternal karena minimya sokongan devisa. Meski demikian, BI masih meyakini kondisi ini akan tetap terjaga hingga akhir tahun.

"Defisit yang meningkat tidak dapat dihindari menimbang investasi terkait infrastruktur pemerintah terus berjalan sesuai rencana," ungkap Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo.

"Namun, defisit CAD dipandang berkualitas atau good deficit karena diperlukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi," tegas Dody.

BI tak memungkiri, posisi defisit transaksi berjalan pada kuartal III-2018 tidak akan jauh berbeda dengan kuartal II-2018. Namun secara trend, akan menurun pada akhir kuartal.

"Trend kuartal III-2018 kurang lebih sama dengan kuartal II-2018 dan turun di kuartal IV-2018," kata Dody.

Dody menegaskan, pemerintah bersama bank sentral sudah berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan yang selama ini membuat posisi defisit transaksi berjalan melebar.

Misalnya, dengan meningkatkan kinerja ekspor nasional untuk mendorong devisa, sampai dengan langkah substitusi impor. Selain itu, juga menggeliatkan kembali industri pariwisata Indonesia.

"Ini sebagai quick win efforts penghasil devisa ekspor. Saya yakin pemerintah akan semakkin serius dalam kaitan ini," katanya.



(dru) Next Article Menguat Lebih dari 1%, Rupiah Tembus Level 15.620/Dolar AS

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular