²©²ÊÍøÕ¾

Holding Migas, Menteri Rini Bakal Rombak Direksi PGN-Pertagas

Anastasia Arvirianty, ²©²ÊÍøÕ¾
03 September 2018 11:20
Menteri BUMN menyatakan perombakan ini untuk memperlancar pembentukan holding migas, terutama sub holding gas.
Foto: Menteri BUMN Rini Soemarno (²©²ÊÍøÕ¾/Puspa Wanti)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno mengatakan, akan ada perubahan direksi di tubuh anak usaha Pertamina, untuk memperlancar pembentukan Holding Migas, terutama sub holding gas.

"Ya, tunggu saja, perubahan pasti ada karena biar bagaimana pun nanti kan sudah menjadi holding, Pertamina sebagai holding migas tentunya kan menjadi induknya dan tentunya harus ada perubahan sehingga itu benar-benar sudah menjadi satu kesatuan," ujar Rini kepada media ketika dijumpai di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Senin (3/9/3018).


Terdekat, akan digelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) akan melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 10 September 2018 mendatang.

Berdasarkan keterbukaan informasi dari situs Bursa Efek Indonesia, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menyampaikan, ada tiga mata acara yang dibahas dalam RUPSLB tersebut. Ketiga mata acara itu yakni:

1. Pemaparan dan evaluasi kinerja semester I-2018 perusahaan,
2. Perubahan anggaran dasar perusahaan, 
3. Perubahan susunan pengurus perusahaan.

Sebelumnya, Pertamina Gas (Pertagas) baru saja menunjuk Wiko Migantoro sebagai direktur utama perusahaan, menggantikan Suko Hartono yang dicopot Mei lalu. 

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pun membeberkan alasan pemegang saham menunjuk Wiko sebagai Dirut Pertagas. 


"Kami pilih yang terbaik, tentu kami harap kinerja perusahaan membaik dan proses integrasi berjalan lancar," kata Nicke, saat dijumpai di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (21/8/2018).

Adapun, pihak Kementerian BUMN menyebut konsolidasi antara PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) akan selesai pada 29 September 2018 mendatang, termasuk kewajiban pembayaran.

Dengan begitu, secara resmi dua perusahaan gas itu akan bernaung di bawah PT Pertamina (Persero), induk usaha di sektor migas. Lebih spesifik, Pertagas akan berada di bawah PGN.

"Kita harap supply gas nanti bisa lebih efisien dan keseluruhan proses diharap bisa selesai tahun ini," ujar Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media, Fajar Harry Sampurno, dalam Gas Industrial Gathering (GIS) di kawasan Sudirman, Selasa (28/8/2018).

Saat ini, proses integrasi pipa gas antara PGN dan Pertagas pun telah berlangsung. Fajar mencontohkan, ada beberapa pipa yang telah bersinergi seperti di Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa Timur.



(roy) Next Article Akuisisi Pertagas, S&P Masukkan PGN Ke Kategori Creditwatch

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular