²©²ÊÍøÕ¾

Beban Naik, Laba Perusahaan Milik Sandiaga Uno Turun 4,11%

Tito Bosnia, ²©²ÊÍøÕ¾
12 November 2018 13:18
Nilai tersebut turun 4,11% dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 650,14 miliar.
Foto: ist/detik.com
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencatat laba bersih senilai Rp 623,45 miliar pada kuartal III-2018. Nilai tersebut turun 4,11% dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 650,14 miliar.

Kinerja bottom line yang buruk tersebut salah satunya disebabkan beban pokok pendapatan yang lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan dan meningkatnya beban keuangan bunga. Tower Bersama merupakan salah satu perusahaan yang dimiliki oleh calon wakil presiden Sandiaga Uno.

Beban pokok pendapatan naik 18,26% year on year (YoY) menjadi Rp 579,21 miliar. Sedangkan beban keuangan bunga juga naik 8,8% yakni senilai Rp 1,46 triliun.

Sementara pendapatan perseroan meningkat 6,48% secara year on year (YoY) menjadi Rp 3,16 triliun pada periode Januari-September tahun ini.

"Kuartal ini, kami melihat peningkatan permintaan yang signifikan dari pelanggan kami untuk menara dan kolokasi. Kami menambahkan 1.133 penyewaan yang terdiri dari 652 site telekomunikasi dan 481 kolokasi secara perhitungan kotor di kuartal ketiga 2018," ujar Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG dalam keterangannya.

Ia menambahkan, penyewaan tersebut membuat penambahan organik kotor TBIG menjadi 2.350 penyewaan, dan diharapkan meningkat menjadi 2.500 penyewaan di akhir tahun ini.

Secara segmen pendapatan, pendapatan dari pelanggan pihak ketiga terbesar yakni PT Telekomunikasi Seluler senilai Rp 1,42 triliun atau tumbuh 3,93% YoY, dengan kontribusi dari total pendapatan sebesar 44,87%.

Sementara dari PT Indosat Ttbk (ISAT) yakni senilai Rp 703,64 miliar atau meningkat 4,58% dengan kontribusi dari total pendapatan sebesar 22,21%.

Hingga per 30 September 2018, TBIG memiliki 24,88 ribu penyewaan dan 14,45 ribu site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 14,39 ribu menara telekomunikasi dan 59 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 24,82 ribu, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,73.

Sedangkan total saldo kas mencapai Rp 293 miliar, serta total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 19,75 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp 13,18 triliun.
(hps) Next Article TBIG Beri Pinjaman Cucu Usaha Rp 628 M untuk Bayar Utang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular