²©²ÊÍøÕ¾

Fokus Investor

Dari BRI sampai TAXI, Cermati Emiten-emiten Berikut

Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
18 December 2018 08:03
Rangkuman aksi korporasi emiten-emiten di Bursa Efek Indonesia, Senin kemarin.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini dengan catatan buruk. Dibuka melemah tipis 0,1%, IHSG anjlok hingga 1,31% pada akhir perdagangan ke level 6.089,31.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,52 triliun dengan volume sebanyak 12,22 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 377.449 kali. Sentimen negatif datang dari pengumuman neraca perdagangan Indonesia yang kembali tekor.

IHSG anjlok kala indeks saham kawasan Asia diperdagangkan bervariasi. Jika dibandingkan dengan yang sama-sama melemah, performa IHSG jelas menjadi yang terburuk.

Selain itu, terdapat beberapa peristiwa yang terjadi pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor sebelum perdagangan hari ini, Selasa (18/12/2018), dibuka.

1. Eksklusif: Ini Alasan BRI Ngotot Akuisisi Sekuritas dan MI
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) buka-bukaan soal rencana akuisisi sekuritas dan perusahaan manajer investasi (MI) tahun depan. Kebijakan ini untuk menjadikan BRI sebagai bank dengan layanan end-to-end financial solution.

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan memiliki sekuritas dan MI untuk meningkatkan penetrasi BRI di pasar modal.

"BRI punya jutaan, puluhan juta customer dan mereka adalah sebuah pasar yang efektif buat penetrasi pasar modal. Kita sudah penetrasi perbankan, kita juga akan penetrasi pasar modal," ujar Haru ketika ditemui ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (13/12/2018).

2. Ambil Alih dari Bakrie, PGN Bantah KKN di Pipa Kalija
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kembali mengusut dugaan adanya persekongkolan dalam proyek pipa gas Kalimantan-Jawa (Kalija) I yang digarap anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), yakni PT PGAS Solution pada 2014 silam.

Berdasarkan laporan perkara Nomor 11/KPPU-L/2018 menduga ada pengaturan tender dalam lelang pengadaan jasa, engineering, procurement, and construction (EPC) di proyek tersebut. Untuk itu, KPPU akan memeriksa proyek Kalija I ruas Kepodang-Tambak Lorok Semarang sepanjang 207 km.

3. BCA Kucurkan Pinjaman Rp 1,2 T ke Perusahaan Sawit Ini
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kucurkan dana pinjaman sebesar Rp 1,23 triliun ke anak usaha PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG). Hal ini sesuai dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman yang ditandatangani kedua belah pihak pada, Kamis (13/12/2018) lalu.

Penerima kucuran dana ini adalah PT Bima Palma Nugraha (BPN) dan PT Bima Agri Sawit (BAS).

4. Selama Tak Bayar Utang, Suspensi Saham Express Tak Dibuka
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan penghentian perdagangan saham (suspensi) PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) masih akan dilakukan hingga perusahaan menyelesaikan proses restrukturisasi obligasnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada pekan pertama Februari 2019 mendatang.

5. Terbitkan Saham Baru, Bank Jabar Banten Ekspansi Kredit
PT Bank Pembangunan daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) akan memperkuat struktur modal dan ekspansi kredit dengan menerbitkan saham baru (rights issue).

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/12/2018) disebutkan, dana yang diperkirakan terkumpul sebanyak Rp 684,19 miliar dengan harga per saham Rp 1.900.

6. Revisi Nilai Dividen, MERK Bakal Didenda BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menjatuhkan sanksi denda kepada PT Merck Tbk (MERK) atas revisi nilai dividen yang akan dibagikannya kepada pemegang saham. Nilai denda yang diberikan pun tak tanggung-tanggung, akibat tindakannya ini perusahaan bisa dijatuhi denda sampai dengan Rp 500 juta.

7. Induk Usaha Indah Kiat Terus Tambah Kepemilikan, Ada Apa?
Pemegang saham pengendali dan induk usaha PT Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) terus menambah kepemilikannya yang sudah dilakukan sejak akhir Oktober lalu. Hingga akhir pekan lalu, tingkat kepemilikan PT Purinusa Ekapersada terus bertambah menjadi 52,98% dari sebelumnya 54,92%.

8. Kondisi Keuangan Grup Berisiko, Outlook SMAR Diturunkan Fitch
Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menurunkan outlook PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), PT Ivo Mas Tunggal (IMT), dan PT Sawit Mas Sejahtera (SMS) dari Positif menjadi Stable serta menegaskan kembali rating AA.

Peringkat atas ketiga perusahaan tersebut didasarkan pada profil konsolidasi grup Golden Agri-Resources Ltd karena kuatnya hubungan antara ketiga perseroan dengan induk usahanya.
(prm) Next Article IHSG naik 0,61%, Berikut 5 Saham Paling Aktif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular