
Fokus Investor
Simak! JSMR Dapat Utang, Saham Grup Bakrie 'Ditato' Bursa
Yanurisa Ananta, ²©²ÊÍøÕ¾
02 January 2019 08:30

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada penutupan perdagangan saham 2018 lalu, Jumat (28/12/2018).
Penutupan perdagangan yang diresmikan Presiden Joko Widodo itu membawa IHSG ke level 6.194,49 atau naik 0,062%. Tercatat transaksi bersih asing sebesar Rp857,07 miliar, aksi jual asing Rp Rp1,70 triliun dan aksi beli asing Rp Rp2,56 triliun.
Sebanyak 252 saham mengalami penguatan, 197 saham melemah dan 134 saham stagnan.
Selain itu terdapat beberapa aksi korporasi dan pergerakan sejumlah saham yang terjadi. Berikut berita yang harus diperhatikan investor sebelum memulai perdagangan di 2019, Rabu (2/1/2019).
1. JSMR Dapat Utangan Bank Rp4,16 Triliun
PT Jasamarga Japek Selatan (JJS), kelompok usaha PT Jasa Marga Tbk (JSMR), kantongi fasilitas pembiayaan sindikasi Dana Talangan Tanah sebesar Rp 4,162 triliun. Dana talangan akan digunakan JJS sebagai pemegang hak pengesahaan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan untuk mempercepat pembangunan.
Penandatanganan fasilitas pembiayaan dana talangan sindikasi berlangsung kemarin, Jumat (28/12). Penandatanganan dilakukan oleh PT Jasamarga Japek Selatan dengan tiga kreditur sindikasi. Ketiga bank itu adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Negara Indonesia. Masing-masing bank memberikan dana talangan sebesar RP 1,387 triliun.
2. Tiga Emiten Grup Bakrie Dapat 'Tato' 'E' dari BEI
Tiga emiten milik Grup Bakrie memiliki indentitas baru pada akhir tahun ini, yakni tato E atau notasi untuk saham dari perusahaan yang memiliki ekuitas negatif.
Ketiga emiten tersebut adalah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bakrie Telecom (BTEL), dan PT Bakrie Sumatera Plantations (UNSP). Khusus untuk Bakrie Telecom, juga mendapat tato lain, yakni D atau notasi bagi emiten yang mendapatkan opini tidak menyatakan pendapat (Disclaimer) dari Akuntan Publik.
3. Kenaikan Harga Saham PTSN Tak Wajar
Kenaikan harga saham PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) seolah tak tertahankan. Padahal PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah memberikan peringatan kepada investor bahwa kenaikan harga saham perseroan dinilai tak wajar.
Hingga pukul 10.34 WIB, Jumat (28/12/2018) harga saham PTSN tercatat naik 9,09% ke level Rp 1.980/saham. Volume perdagangan juga relatif banyak, yaitu 10,36 juta saham senilai Rp 21,11 miliar.
Pada 21 Desember 2018, BEI sudah mengeluarkan surat peringatan kenaikan harga dan aktivitas perdagangan saham PTSN di luar kebiasaan (unsual market activity/UMA).
4. Satu Perusahaan Perhotelan Berencana IPO Awal Tahun Ini
Satu perusahaan yang bergerak di bidang akomodasi dan jasa perhotelan, PT Citra Putra Realty berencana melakukan penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) tahun depan. Perusahaan menawarkan saham dengan harga Rp160-Rp180 per lembar saham.
Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 520 juta saham ke public atau setara dengan 20,23% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan. Sebesar 94% dana yang diraih perusahaan rencananya akan digunakan untuk melakukan pembelian tanah yang selanjutnya akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan di kemudian hari. Sisanya sekitar 6% akan digunakan untuk modal kerja perseroan
(prm) Next Article Tak Hanya Gocap, 3 Emiten Bakrie Punya 'Tato' Ekuitas Negatif
Penutupan perdagangan yang diresmikan Presiden Joko Widodo itu membawa IHSG ke level 6.194,49 atau naik 0,062%. Tercatat transaksi bersih asing sebesar Rp857,07 miliar, aksi jual asing Rp Rp1,70 triliun dan aksi beli asing Rp Rp2,56 triliun.
Sebanyak 252 saham mengalami penguatan, 197 saham melemah dan 134 saham stagnan.
1. JSMR Dapat Utangan Bank Rp4,16 Triliun
PT Jasamarga Japek Selatan (JJS), kelompok usaha PT Jasa Marga Tbk (JSMR), kantongi fasilitas pembiayaan sindikasi Dana Talangan Tanah sebesar Rp 4,162 triliun. Dana talangan akan digunakan JJS sebagai pemegang hak pengesahaan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan untuk mempercepat pembangunan.
Penandatanganan fasilitas pembiayaan dana talangan sindikasi berlangsung kemarin, Jumat (28/12). Penandatanganan dilakukan oleh PT Jasamarga Japek Selatan dengan tiga kreditur sindikasi. Ketiga bank itu adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Negara Indonesia. Masing-masing bank memberikan dana talangan sebesar RP 1,387 triliun.
2. Tiga Emiten Grup Bakrie Dapat 'Tato' 'E' dari BEI
Tiga emiten milik Grup Bakrie memiliki indentitas baru pada akhir tahun ini, yakni tato E atau notasi untuk saham dari perusahaan yang memiliki ekuitas negatif.
Ketiga emiten tersebut adalah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bakrie Telecom (BTEL), dan PT Bakrie Sumatera Plantations (UNSP). Khusus untuk Bakrie Telecom, juga mendapat tato lain, yakni D atau notasi bagi emiten yang mendapatkan opini tidak menyatakan pendapat (Disclaimer) dari Akuntan Publik.
3. Kenaikan Harga Saham PTSN Tak Wajar
Kenaikan harga saham PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) seolah tak tertahankan. Padahal PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah memberikan peringatan kepada investor bahwa kenaikan harga saham perseroan dinilai tak wajar.
Hingga pukul 10.34 WIB, Jumat (28/12/2018) harga saham PTSN tercatat naik 9,09% ke level Rp 1.980/saham. Volume perdagangan juga relatif banyak, yaitu 10,36 juta saham senilai Rp 21,11 miliar.
Pada 21 Desember 2018, BEI sudah mengeluarkan surat peringatan kenaikan harga dan aktivitas perdagangan saham PTSN di luar kebiasaan (unsual market activity/UMA).
4. Satu Perusahaan Perhotelan Berencana IPO Awal Tahun Ini
Satu perusahaan yang bergerak di bidang akomodasi dan jasa perhotelan, PT Citra Putra Realty berencana melakukan penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) tahun depan. Perusahaan menawarkan saham dengan harga Rp160-Rp180 per lembar saham.
Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 520 juta saham ke public atau setara dengan 20,23% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan. Sebesar 94% dana yang diraih perusahaan rencananya akan digunakan untuk melakukan pembelian tanah yang selanjutnya akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan di kemudian hari. Sisanya sekitar 6% akan digunakan untuk modal kerja perseroan
(prm) Next Article Tak Hanya Gocap, 3 Emiten Bakrie Punya 'Tato' Ekuitas Negatif
Most Popular