
Sudah Dibantu Data Inflasi, IHSG Masih Melemah 0,27%
Anthony Kevin, ²©²ÊÍøÕ¾
02 January 2019 12:46

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dibuka naik tipis 0,05% ke level 6.197,87, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi 1 dengan pelemahan sebesar 0,27% ke level 6.178,03.
Performa IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona merah: indeks Shanghai anjlok 1,11%, indeks Hang Seng ambruk 2,38%, indeks Strait Times turun 1,19%, dan indeks Kospi melemah 1,57%.
Tekanan bagi bursa saham Benua Kuning datang dari rilis data ekonomi yang mengecewakan. Di China yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia, Manufacturing PMI periode Desember versi Caixin diumumkan di level 49,7, turun dari capaian bulan November yang sebesar 50,2. Capaian ini juga berada di bawah konsensus yang sebesar 50,1, seperti dilansir dari Trading Economics.
Sebagai informasi, data tersebut menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di China dan angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kontraksi pada bulan Desember merupakan yang pertama dalam 19 bulan, seperti dilansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International.
Perang dagang yang terus berkecamuk dengan AS terlihat terus menyakiti perekonomian China. Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru untuk produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China menyasar US$ 110 miliar produk asal AS.
Di Singapura, pembacaan awal untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 diumumkan sebesar 2,2% YoY, jauh di bawah konsensus yang sebesar 2,7% YoY.
Di Korea Selatan, Manufacturing PMI periode Desember versi Nikkei diumumkan di level 49,8. Sejatinya, capaian periode Desember membaik ketimbang November yang sebesar 48,6. Namun, angkanya tetap saja di bawah 50 atau masih menunjukkan adanya kontraksi.
Performa IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona merah: indeks Shanghai anjlok 1,11%, indeks Hang Seng ambruk 2,38%, indeks Strait Times turun 1,19%, dan indeks Kospi melemah 1,57%.
Perang dagang yang terus berkecamuk dengan AS terlihat terus menyakiti perekonomian China. Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru untuk produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China menyasar US$ 110 miliar produk asal AS.
Di Singapura, pembacaan awal untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 diumumkan sebesar 2,2% YoY, jauh di bawah konsensus yang sebesar 2,7% YoY.
Di Korea Selatan, Manufacturing PMI periode Desember versi Nikkei diumumkan di level 49,8. Sejatinya, capaian periode Desember membaik ketimbang November yang sebesar 48,6. Namun, angkanya tetap saja di bawah 50 atau masih menunjukkan adanya kontraksi.
Next Page
Damai Dagang AS-China Dihiraukan
Pages
Most Popular