
Internasional
Inflasi Jepang Semakin Jauh dari Target Bank Sentral
Prima Wirayani, ²©²ÊÍøÕ¾
18 January 2019 11:54

Tokyo, ²©²ÊÍøÕ¾ -ÌýInflasi inti konsumen Jepang secara tahunan melambat ke level terendah dalam tujuh bulan terakhir di Desember lalu karena rendahnya belanja rumah tangga membuat perusahaan enggan menaikkan harga.
Data ini menjadi tanda sukarnya tantangan yang dihadapi bank sentral Jepang untuk mencapai target inflasi 2%.
Angka inflasi ini diumumkan jelang rapat Bank of Japan (BOJ)Ìýpekan depan di mana sembilan anggotanya diperkirakan akan memangkas proyeksi inflasi dan memberi peringatan terkait bertambahnya ketidakpastian global.
Inflasi inti konsumen, yang juga mencakup harga produk minyak namun tidak mencakup harga makanan bergejolak, naik 0,7% di Desember dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menurut data pemerintah, Jumat (18/1/2019). Angka ini melambat dibandingkan 0,9% yang tercatat di November, Reuters melaporkan.
Hasil tersebut berada di bawah perkiraan pasar 0,8% dan menjadi yang paling lambat dalam tujuh bulan terakhir.
Data ini menggarisbawahi rentannya pemulihan ekonomi Jepang saat ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China serta melambatnya pertumbuhan China membebani ekspor dan sentimen para pelaku usaha.
"Bahkan setelah mengeluarkan dampak harga minyak, inflasi konsumen lemah. Ini karena pemulihan ekonomi saat ini didorong oleh sektor korporasi dan benefitnya tidak banyak mengalir ke sektor rumah tangga," kata Yoshiki Shinke, chief economist di Dai-ichi Life Research Institute.
"Konsumsi tidak cukup kuat untuk meyakinkan perusahaan bahwa mereka bisa menaikkan harga," tambahnya. Ia memperkirakan inflasi inti konsumen bisa mendekati 0% sekitar April.
Angka indeks harga konsumen yang diperhatikan BOJ, inflasi inti-inti yang mengeluarkan dampak harga minyak dan makanan bergejolak, hanya naik 0,3% atau stagnan bila dibandingkan bulan sebelumnya.
Inflasi yang tak kunjung naik telah memaksa BOJ untuk mempertahankan program stimulus radikalnya, seperti penetapan suku bunga negatif.
Perekonomian Jepang tumbuh negatif di kuartal ketiga tahun lalu. Para analis memperkirakan rebound di kuartal keempat akan lebih lambat daripada yang diharapkan karena proteksionisme perdagangan dan melambatnya permintaan global menghantam sentimen bisnis.
(roy) Next Article Guyur Stimulus, Bank of Japan Siap Beli Obligasi Rp 2.883 T
Data ini menjadi tanda sukarnya tantangan yang dihadapi bank sentral Jepang untuk mencapai target inflasi 2%.
Angka inflasi ini diumumkan jelang rapat Bank of Japan (BOJ)Ìýpekan depan di mana sembilan anggotanya diperkirakan akan memangkas proyeksi inflasi dan memberi peringatan terkait bertambahnya ketidakpastian global.
Hasil tersebut berada di bawah perkiraan pasar 0,8% dan menjadi yang paling lambat dalam tujuh bulan terakhir.
![]() |
Data ini menggarisbawahi rentannya pemulihan ekonomi Jepang saat ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China serta melambatnya pertumbuhan China membebani ekspor dan sentimen para pelaku usaha.
"Bahkan setelah mengeluarkan dampak harga minyak, inflasi konsumen lemah. Ini karena pemulihan ekonomi saat ini didorong oleh sektor korporasi dan benefitnya tidak banyak mengalir ke sektor rumah tangga," kata Yoshiki Shinke, chief economist di Dai-ichi Life Research Institute.
"Konsumsi tidak cukup kuat untuk meyakinkan perusahaan bahwa mereka bisa menaikkan harga," tambahnya. Ia memperkirakan inflasi inti konsumen bisa mendekati 0% sekitar April.
Angka indeks harga konsumen yang diperhatikan BOJ, inflasi inti-inti yang mengeluarkan dampak harga minyak dan makanan bergejolak, hanya naik 0,3% atau stagnan bila dibandingkan bulan sebelumnya.
Inflasi yang tak kunjung naik telah memaksa BOJ untuk mempertahankan program stimulus radikalnya, seperti penetapan suku bunga negatif.
Perekonomian Jepang tumbuh negatif di kuartal ketiga tahun lalu. Para analis memperkirakan rebound di kuartal keempat akan lebih lambat daripada yang diharapkan karena proteksionisme perdagangan dan melambatnya permintaan global menghantam sentimen bisnis.
(roy) Next Article Guyur Stimulus, Bank of Japan Siap Beli Obligasi Rp 2.883 T
Most Popular