
Analisis
BRI: Memajukan Ekonomi Kerakyatan Dengan Inovasi & Teknologi
Donald Banjarnahor & Arif Gunawan S., ²©²ÊÍøÕ¾
21 January 2019 16:35

Indonesia adalah rumah besar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ada 59 juta pelaku UMKM di negeri ini, atau setara dengan seperlima dari total populasi Indonesia yang mencapai 265 juta orang.
Dari situlah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) lahir, berkembang, dan memainkan peran besar lewat dukungan finansial. Sampai dengan sekarang BankÌýBRI menjadi bank terbesar nasional dari sisi aset, sekaligus bank paling menguntungkan, dengan basis terbesar nasabah UMKM.
Sampai dengan triwulan III-2018, BankÌýBRI menyalurkan 76,9% kreditnya ke pelaku usaha UMKM dengan nilai Rp 621,8 triliun, dari total kredit yang disalurkan ke pelaku usaha nasional senilai Rp 808,9 triliun. Penyaluran kredit UMKM itu tercatat 16,5% secara tahunan (year on year/YoY).
Potensi dan kebutuhan kredit UMKM di Indonesia masih sangat besar. Menurut laporan Bank Dunia (World Bank) dan International Finance Corporation (IFC), kesenjangan kebutuhan pendanaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia mencapai US$ 165 miliar atau setara 19% dari produk domestik bruto (PDB).
Di situlah BRI menancapkan komitmennya untuk membangun segmen usaha gurem tersebut. Pilihan untuk fokus pada sektor UMKM ini menjadikan BankÌýBRI sebagai salah satu pejuang utama "ekonomi kerakyatan" di Indonesia.
"Ekonomi Rakyat adalah kancah kegiatan ekonomi orang kecil (wong cilik), yang karena merupakan kegiatan keluarga, tidak merupakan usaha formal berbadan hukum, tidak secara resmi diakui sebagai sektor ekonomi yang berperanan penting dalam perekonomian nasional"
(Prof. Mubyarto)
Bersumber dari pemikiran Bung Hatta, ekonomi kerakyatan termaktub dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang menegaskan bahwa: produksi tidak hanya dikerjakan oleh semua warga, dan hasilnya dibagikan kepada semua anggota masyarakat secara adil dan merata.
Mesin Utama Penyaluran KUR
Salah satu bank yang aktif dalam penyaluran KUR adalah BankÌýBRIÌýdalam rangka meningkatkan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sepanjang tahun 2018, Bank BRI berhasil menyalurkan KUR dengan total Rp 80,2 triliun kepada 3,9 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Direktur Mikro dan Kecil Bank BRI Priyastomo menambahkan, pencapaian menjadikan Bank BRI sebagai penyalur KUR terbesar di Indonesia dengan portofolio 64,9% dari total target penyaluran KUR nasional 2018 sebesar Rp 123,56 triliun.
"Apabila ditotal, sejak tahun 2015 hingga 2018 BRI telah berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 235,4 triliun kepada 12,6 juta pelaku UMKM. Ini merupakan langkah konkret Bank BRI mendorong ekonomi kerakyatan di Indonesia dengan langsung menyentuh grassroot," ujarnya.
Keberhasilan Bank BRI menjadi penyalur KUR terbesar di Indonesia tak lepas dari peranan para tenaga pemasar KUR BRI. Saat ini tercatat BRI memiliki 13.121 tenaga pemasar yang fokus untuk menyalurkan KUR.
"Selain itu, digitalisasi proses bisnis terbukti mampu mengakselerasi SLA pengajuan kredit KUR di BRI. Melalui aplikasi BRISPOT, mampu mempercepat proses pengajuan KUR sehingga meningkatkan produktivitas tenaga pemasar," pungkas Priyastomo.
Penyaluran KUR tetap menjadi andalan pemerintah untuk mendorong ekonomi kerakyatan. Pada 2019, target penyaluran KUR ditingkatkan menjadi Rp 140 triliun dibandingkan dengan 2018 Rp 123 triliun. Pemerintah juga menetapkan bunga KUR belum berubah yakni 7%.
Pertimbangan pemerintah dalam menetapkan target KUR adalah pertumbuhan ekonomi 2018 yang diperkirakan mencapai 5,2%.
Dorong Literasi Keuangan & Aplikasi Teknologi
Menjadi bank-nya "wong cilik" bukan berarti lekat dengan karakter "tradisional" yang menjadi stereotype pelaku UMKM, BRI justru mampu memerikan layanan jasa keuangan perbankan modern.
Meski berfokus pada UMKM di mana para nasabahnya kebanyakan adalah pengusaha "gurem" di pelosok-pelosok pedesaan Nusantara, BRI justru terdepan dalam hal layanan berbasis teknologi.
Dunia telah menyaksikan bagaimana bank yang berdiri di Purwokerto pada tahun 1895 ini menjadi satu-satunya bank di dunia yang memiliki dan mengoperasikan satelit, setelah kesuksesan peluncurannya pada 18 Juni 2016.
Dengan adanya satelit, armada teras kapal BRI-kapal yang berperan sebagai kantor cabang pembantu bergerak-mampu terkoneksi (online) dan melayani nasabah bahkan di tengah laut. Demikian juga dengan anjungan tunai mandiri (ATM) mereka di pulau terluar Nusantara.Ìý
Di negeri 17.500 pulau, pemanfaatan teknologi menjadi kebutuhan krusial mengingat jumlah pemilik rekening di Indonesia menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru mencapai 49% dari populasi. Bahkan, baru 17,2% masyarakat yang meminjam dari lembaga keuangan.Ìý
Jika menilik tingkat kedalaman masyarakat dalam menggunaan jasa layanan keuangan, survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2016 menunjukkan bahwa hanya 67,8% masyarakat yang telah memakai layanan keuangan, tapi hanya 29,7% yang terliterasi.Ìý
Berdasarkan kondisi itulah inovasi selanjutnya muncul yakni agen BRIlink, yang memungkinkan individu di berbagai daerah memberikan jasa laku pandai (layanan perbankan) seperti setor dan tarik tunai, pembayaran, transfer, hingga isi ulang.Ìý
Hingga kini, BankÌýBRI telah memiliki 401.550 agen BRIlink di seluruh Indonesia yang kian memperluas cakupan layanan mereka yang selama ini belum tergapai lewat 9.798 kantornya. Sebagai catatan, BRI adalah bank dengan jumlah kantor yang terbanyak di Indonesia.Ìý
Keunggulan teknologi tersebut, dikombinasikan dengan posisinya sebagai penguasa sektor UMKM, menjadikan BRI sebagai agen pengembangan ekonomi kerakyatan terbesar-dan juga paling potensial-dalam menyukseskan program laku pandai (financial inclusion) di Indonesia.Ìý
Keunggulan teknologi ini dilanjutkan dengan digitalisasi perbankan. BRI menerapkan platform yang terkoneksi dengan internet lewat telpon seluler (ponsel), yakni Bristar. Fitur ini memungkinkan karyawannya mengisi absensi, izin cuti, dan laporan tahunan secara online.Ìý
Dalam konteks pelanggan, BRI memanfaatkan teknologi internet dan mobile banking untuk transaksi nasabahnya dan juga T-Bank yang memungkinkan para pengguna mengalihfungsikan nomor ponsel menjadi nomor rekening bank.
Tidak heran, BRI meraih Enterprise Innovation Award oleh Konferensi Asia Internet of Thing (IoT) Business Platform. Bank BUMN ini dinilai sukses melakukan transformasi digital dengan mengalahkan lebih dari 30 kandidat dari berbagai negara di Asia.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(Arif Gunawan S./dob) Next Article Incar Petani, BRI Targetkan KUR Tumbuh 12%-14%
Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ada 59 juta pelaku UMKM di negeri ini, atau setara dengan seperlima dari total populasi Indonesia yang mencapai 265 juta orang.
Dari situlah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) lahir, berkembang, dan memainkan peran besar lewat dukungan finansial. Sampai dengan sekarang BankÌýBRI menjadi bank terbesar nasional dari sisi aset, sekaligus bank paling menguntungkan, dengan basis terbesar nasabah UMKM.
Potensi dan kebutuhan kredit UMKM di Indonesia masih sangat besar. Menurut laporan Bank Dunia (World Bank) dan International Finance Corporation (IFC), kesenjangan kebutuhan pendanaan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia mencapai US$ 165 miliar atau setara 19% dari produk domestik bruto (PDB).
Di situlah BRI menancapkan komitmennya untuk membangun segmen usaha gurem tersebut. Pilihan untuk fokus pada sektor UMKM ini menjadikan BankÌýBRI sebagai salah satu pejuang utama "ekonomi kerakyatan" di Indonesia.
"Ekonomi Rakyat adalah kancah kegiatan ekonomi orang kecil (wong cilik), yang karena merupakan kegiatan keluarga, tidak merupakan usaha formal berbadan hukum, tidak secara resmi diakui sebagai sektor ekonomi yang berperanan penting dalam perekonomian nasional"
(Prof. Mubyarto)
Bersumber dari pemikiran Bung Hatta, ekonomi kerakyatan termaktub dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang menegaskan bahwa: produksi tidak hanya dikerjakan oleh semua warga, dan hasilnya dibagikan kepada semua anggota masyarakat secara adil dan merata.
Mesin Utama Penyaluran KUR
Salah satu bank yang aktif dalam penyaluran KUR adalah BankÌýBRIÌýdalam rangka meningkatkan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sepanjang tahun 2018, Bank BRI berhasil menyalurkan KUR dengan total Rp 80,2 triliun kepada 3,9 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Direktur Mikro dan Kecil Bank BRI Priyastomo menambahkan, pencapaian menjadikan Bank BRI sebagai penyalur KUR terbesar di Indonesia dengan portofolio 64,9% dari total target penyaluran KUR nasional 2018 sebesar Rp 123,56 triliun.
"Apabila ditotal, sejak tahun 2015 hingga 2018 BRI telah berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 235,4 triliun kepada 12,6 juta pelaku UMKM. Ini merupakan langkah konkret Bank BRI mendorong ekonomi kerakyatan di Indonesia dengan langsung menyentuh grassroot," ujarnya.
Keberhasilan Bank BRI menjadi penyalur KUR terbesar di Indonesia tak lepas dari peranan para tenaga pemasar KUR BRI. Saat ini tercatat BRI memiliki 13.121 tenaga pemasar yang fokus untuk menyalurkan KUR.
"Selain itu, digitalisasi proses bisnis terbukti mampu mengakselerasi SLA pengajuan kredit KUR di BRI. Melalui aplikasi BRISPOT, mampu mempercepat proses pengajuan KUR sehingga meningkatkan produktivitas tenaga pemasar," pungkas Priyastomo.
Penyaluran KUR tetap menjadi andalan pemerintah untuk mendorong ekonomi kerakyatan. Pada 2019, target penyaluran KUR ditingkatkan menjadi Rp 140 triliun dibandingkan dengan 2018 Rp 123 triliun. Pemerintah juga menetapkan bunga KUR belum berubah yakni 7%.
Pertimbangan pemerintah dalam menetapkan target KUR adalah pertumbuhan ekonomi 2018 yang diperkirakan mencapai 5,2%.
Dorong Literasi Keuangan & Aplikasi Teknologi
Menjadi bank-nya "wong cilik" bukan berarti lekat dengan karakter "tradisional" yang menjadi stereotype pelaku UMKM, BRI justru mampu memerikan layanan jasa keuangan perbankan modern.
Meski berfokus pada UMKM di mana para nasabahnya kebanyakan adalah pengusaha "gurem" di pelosok-pelosok pedesaan Nusantara, BRI justru terdepan dalam hal layanan berbasis teknologi.
Dunia telah menyaksikan bagaimana bank yang berdiri di Purwokerto pada tahun 1895 ini menjadi satu-satunya bank di dunia yang memiliki dan mengoperasikan satelit, setelah kesuksesan peluncurannya pada 18 Juni 2016.
![]() |
Dengan adanya satelit, armada teras kapal BRI-kapal yang berperan sebagai kantor cabang pembantu bergerak-mampu terkoneksi (online) dan melayani nasabah bahkan di tengah laut. Demikian juga dengan anjungan tunai mandiri (ATM) mereka di pulau terluar Nusantara.Ìý
Di negeri 17.500 pulau, pemanfaatan teknologi menjadi kebutuhan krusial mengingat jumlah pemilik rekening di Indonesia menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru mencapai 49% dari populasi. Bahkan, baru 17,2% masyarakat yang meminjam dari lembaga keuangan.Ìý
Jika menilik tingkat kedalaman masyarakat dalam menggunaan jasa layanan keuangan, survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2016 menunjukkan bahwa hanya 67,8% masyarakat yang telah memakai layanan keuangan, tapi hanya 29,7% yang terliterasi.Ìý
Berdasarkan kondisi itulah inovasi selanjutnya muncul yakni agen BRIlink, yang memungkinkan individu di berbagai daerah memberikan jasa laku pandai (layanan perbankan) seperti setor dan tarik tunai, pembayaran, transfer, hingga isi ulang.Ìý
Hingga kini, BankÌýBRI telah memiliki 401.550 agen BRIlink di seluruh Indonesia yang kian memperluas cakupan layanan mereka yang selama ini belum tergapai lewat 9.798 kantornya. Sebagai catatan, BRI adalah bank dengan jumlah kantor yang terbanyak di Indonesia.Ìý
Keunggulan teknologi tersebut, dikombinasikan dengan posisinya sebagai penguasa sektor UMKM, menjadikan BRI sebagai agen pengembangan ekonomi kerakyatan terbesar-dan juga paling potensial-dalam menyukseskan program laku pandai (financial inclusion) di Indonesia.Ìý
Keunggulan teknologi ini dilanjutkan dengan digitalisasi perbankan. BRI menerapkan platform yang terkoneksi dengan internet lewat telpon seluler (ponsel), yakni Bristar. Fitur ini memungkinkan karyawannya mengisi absensi, izin cuti, dan laporan tahunan secara online.Ìý
Dalam konteks pelanggan, BRI memanfaatkan teknologi internet dan mobile banking untuk transaksi nasabahnya dan juga T-Bank yang memungkinkan para pengguna mengalihfungsikan nomor ponsel menjadi nomor rekening bank.
Tidak heran, BRI meraih Enterprise Innovation Award oleh Konferensi Asia Internet of Thing (IoT) Business Platform. Bank BUMN ini dinilai sukses melakukan transformasi digital dengan mengalahkan lebih dari 30 kandidat dari berbagai negara di Asia.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(Arif Gunawan S./dob) Next Article Incar Petani, BRI Targetkan KUR Tumbuh 12%-14%
Most Popular