
Peringatan IMF ke Negara Berkembang: Baik-baik Kelola Utang
Prima Wirayani, ²©²ÊÍøÕ¾
22 January 2019 15:28

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ -ÌýDana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan pentingnya pengelolaan utang bagi negara-negara berkembang di tengah meningkatnya risiko ekonomi global.
Dalam World Economic Outlook Update yang dirilis Senin (21/1/2019), lembaga yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), menulis bahwa pasar negara berkembang telah teruji oleh kondisi eksternal yang sulit dalam beberapa bulan terakhir di tengah ketegangan perdagangan, kenaikan suku bunga AS, penguatan dolar, arus keluar modal, dan harga minyak yang bergejolak.
"Di beberapa negara, mengatasi beban utang swasta yang tinggi dan mismatch mata uang dan masa jatuh tempo akan memerlukan kerangka kerja makroprudensial yang yang diperkuat," tulis IMF.
"Kebijakan fiskal harus memastikan rasio utang tetap sustainable di tengah kondisi keuangan eksternal yang semakin menantang," tambahnya.
IMF dalam laporan tersebut menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,5% di 2019 dan 3,6% di 2020, turun sebanyak masing-masing 0,2 dan 0,1 poin persentase dari perkiraan yang disampaikan di Oktober lalu.
Untuk negara-negara berkembang, IMF memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,5% di tahun ini atau turun 0,2 poin persentase dan tetap di 4,9% tahun depan.
Proyeksi pertumbuhan negara-negara ASEAN 5, yang terdiri dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina, ada di 5,1% tahun ini atau turun 0,1 poin persentase.
Indonesia sendiri tercatat memiliki total utang luar negeri senilai US$ 372,9 miliar di akhir November atau sekitar Rp 5.257 triliun. Besaran utang pemerintah dan bank sentral mencapai US$ 183,5 miliar di periode tersebut.
(dru) Next Article Sri Mulyani Sebut Peringatan Utang dari IMF Bukan Buat RI
Dalam World Economic Outlook Update yang dirilis Senin (21/1/2019), lembaga yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), menulis bahwa pasar negara berkembang telah teruji oleh kondisi eksternal yang sulit dalam beberapa bulan terakhir di tengah ketegangan perdagangan, kenaikan suku bunga AS, penguatan dolar, arus keluar modal, dan harga minyak yang bergejolak.
IMF dalam laporan tersebut menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,5% di 2019 dan 3,6% di 2020, turun sebanyak masing-masing 0,2 dan 0,1 poin persentase dari perkiraan yang disampaikan di Oktober lalu.
Untuk negara-negara berkembang, IMF memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,5% di tahun ini atau turun 0,2 poin persentase dan tetap di 4,9% tahun depan.
Indonesia sendiri tercatat memiliki total utang luar negeri senilai US$ 372,9 miliar di akhir November atau sekitar Rp 5.257 triliun. Besaran utang pemerintah dan bank sentral mencapai US$ 183,5 miliar di periode tersebut.
(dru) Next Article Sri Mulyani Sebut Peringatan Utang dari IMF Bukan Buat RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular