²©²ÊÍøÕ¾

Anjlok 2,03% Pekan Ini, IHSG Jadi yang Terburuk di Asia

Anthony Kevin, ²©²ÊÍøÕ¾
16 February 2019 15:27
Anjlok 2,03% Pekan Ini, IHSG Jadi yang Terburuk di Asia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pekan ini benar-benar menjadi pekan yang kelam untuk bursa saham tanah air. Sepanjang minggu ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)Ìýanjlok hingga 2,03%.

Dari 10 indeks saham kawasan Asia yang kami hitung kinerjanya, pelemahan IHSG menjadi yang terdalam. Ada 4 indeks saham lain yang juga melemah selain IHSG, namun tak ada yang lebih parah dari IHSG. Sementara itu, 5 indeks saham lainnya mengarungi pekan dengan membukukan penguatan.



Berbicara mengenai perdagangan di bursa saham regional pada pekan ini, seluruh mata tertuju kepada negosiasi dagang AS-China yang digelar di Beijing. Pada hari Senin hingga Rabu, negosiasi dagang tingkat wakil menteri dilangsungkan, disusul oleh negosiasi tingkat menteri pada hari Kamis dan Jumat. Negosiasi tingkat menteri tersebut melibatkan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, dan Wakil Perdana Menteri China Liu He.

Selama negosiasi tingkat wakil menteri berlangsung, kedua negara kompak mengeluarkan pernyataan bernada positif.


Bahkan pada hari Selasa, Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa dirinya berharap bisa bertemu dengan Presiden China Xi Jinping jika kesepakatan dagang AS-China sudah hampir rampung. Trump juga menyebut bahwa periode gencatan senjata yang akan berakhir pada 1 Maret bisa diperpanjang.

"Kami bekerja dengan baik di China. Kalau kesepakatan (dengan China) sudah dekat, maka kita akan bisa selesaikan. Saya mungkin bisa menoleransi kesepakatan mundur sedikit (dari deadline 1 Maret), tetapi saya lebih suka tidak," kata Trump saat rapat kabinet, mengutip Reuters.

Namun, memasuki negosiasi tingkat menteri, hawa negatif mulai terasa. Pada hari Kamis, Bloomberg melaporkan bahwa AS dan China nyaris tak mencapai progres apapun dalam negosiasi dagang yang digelar di Beijing, menurut orang-orang yang familiar dengan jalannya negosiasi dagang tersebut.

Anjlok 2,03% Pekan Ini, IHSG Jadi yang Terburuk di AsiaFoto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)

Dalam rapat tertutup yang digelar, kedua pihak gagal untuk menipiskan ketidaksepahaman terkait reformasi struktural yang diminta AS kepada China.

Perkembangan ini menimbulkan pertanyaan terkait dengan perpanjangan periode gencatan senjata. Jika Trump sampai tak puas dengan hasil negosiasi dagang, periode gencatan senjata menjadi sangat mungkin untuk tidak diperpanjang dan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%) mulai tanggal 2 Maret.

Kemudian pada hari Jumat siang pasca negosiasi tingkat menteri selesai digelar, para delegasi berpisah tanpa mengumumkan apapun, seperti dilansir dari AFP.
Saksikan video tentang saham-saham yang cuanÌýratusan persen sepanjang 2018 di bawah ini:

[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]


Dari dalam negeri, rilis data ekonomi membuat bursa saham menjadi bulan-bulanan investor. Sepanjang kuartal-IV 2018, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014.Ìý

Alhasil, rupiah membukukan pelemahan yang signifikan. Sepanjang pekan ini, rupiah melemah hingga 1,29% di pasar spot. Pelemahan rupiah pada akhirnya membuat investor berlarian dari pasar saham Indonesia.


Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan memang merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Kemudian pada hari Jumat, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa eskpor turun sebesar 4,7% YoY sepanjang Januari 2019, lebih dalam dari konsensus yang dihimpun ²©²ÊÍøÕ¾ yakni penurunan sebesar 0,61% YoY. Sementara itu, impor terkoreksi 1,83% YoY, juga lebih dalam dibandingkan konsensus yang memperkirakan koreksi sebesar 0,785% YoY.

Alhasil, defisit neraca dagang bulan Januari adalah senilai US$ 1,16 miliar, lebih dalam dari konsensus yang senilai US$ 925,5 juta. Defisit pada bulan Januari membengkak jika dibandingkan dengan defisit bulan Desember yang senilai US$ 1,03 miliar dan jika dibandingkan defisit Januari 2018 yang senilai US$ 756,02 juta.

Defisit neraca dagang periode Januari 2019 yang senilai US$ 1,16 miliar merupakan defisit bulan Januari yang terparah dalam setidaknya 12 tahun terakhir. Sebagai catatan, biasanya bulan Januari justru menghasilkan surplus. Dalam 12 tahun terakhir, hanya 4 kali neraca dagang membukukan defisit pada bulan Januari, sementara surplus tercatat sebanyak 8 kali. Ìý Dengan defisit neraca dagang yang begitu dalam, ada kemungkinan bahwa CAD periode kuartal-I 2019 akan kembali bengkak.

Seiring dengan pelemahan rupiah dan sentimen eksternal yang tak mendukung, investor asing berlarian keluar dari pasar saham tanah air. Selama 5 hari perdagangan minggu ini, tak sekalipun investor asing membukukan beli bersih.

Melansir publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 3,3 triliun pada pekan ini.

Melansir RTI, 5 besar saham yang paling banyak dilepas investor asing dalam seminggu terakhir adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 695,5 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 690,4 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 432,3 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 197,2 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 175,3 miliar).

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA


Saksikan video tentang neraca dagang RI yang kembali jebok di bawah ini:


[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular