
Perkuat Likuiditas, Bukopin akan Terbitkan EBA & Obligasi
Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
22 February 2019 10:23

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) berencana menerbitkan sekuritisasi dua efek utang, yakni efek beragun aset (EBA) dan obligasi untuk meningkatkan likuiditas di tahun ini . Dari dua instrumen tersebut bank ini akan menargetkan bisa menghimpun dana Rp 4 triliun.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bukopin Rachmat Kaimuddin mengatakan penerbitan ini untuk menyeimbangkan sumber likuiditas Bukopin saat ini yang mayoritas masih berasal dari pembiayaan jangka pendek. Penerbitan ini rencananya akan dilakukan pascapemilu nanti, akhir semester pertama atau awal semester kedua 2019.
"Protection kita akan terbitkan surat berharga obligasi dan sedang menjajaki penerbitan surat berharga berbasis aset (EBA) di kuartal ketiga atau keempat sekitar situ, lihat kondisi 17 April. Obligasi Rp 1-2 triliun kita pertimbangkan, liat kondisi pasar. Tujuannya untuk penguatan likuiditas," kata Rachmat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (22/2).
Sementara itu, untuk EBA nilai yang diterbitkan juga akan berkisar antara RP 1 triliun-Rp 2 triliun. Aset yang akan diagunkan oleh perusahaan adalah tagihan berkualitas milik perusahaan seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan high quality kredit konsumer.
Beberapa waktu lalu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan bank BUKU III mengalami masalah likuditas karena adanya crowding out dari perbankan ke obligasi.
(hps/hps) Next Article Outlook KB Bukopin 2021: DPK Tumbuh 40%, Aset 23%
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bukopin Rachmat Kaimuddin mengatakan penerbitan ini untuk menyeimbangkan sumber likuiditas Bukopin saat ini yang mayoritas masih berasal dari pembiayaan jangka pendek. Penerbitan ini rencananya akan dilakukan pascapemilu nanti, akhir semester pertama atau awal semester kedua 2019.
"Protection kita akan terbitkan surat berharga obligasi dan sedang menjajaki penerbitan surat berharga berbasis aset (EBA) di kuartal ketiga atau keempat sekitar situ, lihat kondisi 17 April. Obligasi Rp 1-2 triliun kita pertimbangkan, liat kondisi pasar. Tujuannya untuk penguatan likuiditas," kata Rachmat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (22/2).
Sementara itu, untuk EBA nilai yang diterbitkan juga akan berkisar antara RP 1 triliun-Rp 2 triliun. Aset yang akan diagunkan oleh perusahaan adalah tagihan berkualitas milik perusahaan seperti kredit pemilikan rumah (KPR) dan high quality kredit konsumer.
(hps/hps) Next Article Outlook KB Bukopin 2021: DPK Tumbuh 40%, Aset 23%
Most Popular