²©²ÊÍøÕ¾

APBN Maret 2019: Defisit 0,63% & Keseimbangan Primer Minus

Iswari Anggit Pramesti, ²©²ÊÍøÕ¾
22 April 2019 17:01
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melansir kondisi APBN pada Maret 2019.
Foto: Keterangan pers APBN KiTa (²©²ÊÍøÕ¾/Iswari Anggit)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ -ÌýKementerian Keuangan (Kemenkeu) melansir kondisi APBN pada Maret 2019. Pada periode tersebut, penerimaan negara tumbuh 5% dan penyerapan belanja negara tumbuh 7,7%.

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan penerimaan negara tumbuh sebesar 5% karena dampak kebijakan percepatan restitusi pajak untuk memberikan stimulus terhadap ekonomi.

"Penyerapan belanja negara semakin baik dengan pertumbuhan 7,7% lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 4,9%," kata Mardiasmo di Gedung Kemenkeu, Senin (22/4/2019).

Berdasarkan data APBN Kita April 2019 yang memuat laporan APBN di Maret terlihat realisasi defisit APBN dan keseimbangan primer masih terkendali. Masing-masing mencapai 0,63% dari PDB dan sebesar negatif Rp 31,4 triliun.


Sementara posisi utang dalam data tersebut diklaim masih pada level aman di 30,1% dari PDB.

Penerimaan perpajakan (termasuk penerimaan pajak dan bea cukai) mencapai Rp 279,9 triliun atau naik 6,7%. Adapun total pendapatan negara dan hibah pada periode Maret 2019 mencapai Rp 350,1 triliun.

Berikut asumsi makro dalam APBN 2019 vs realisasi sampai Maret 2019 :
  • Pertumbuhan ekonomi : 5,3% Vs Data Belum Rilis
  • Inflasi : 3,5% Vs 2,48%
  • Nilai tukar : Rp 15.000 Vs Rp 14.140/US$
  • SPN 3 Bulan : 5,3% Vs 5,8%
  • Harga Minyak ICP: US$ 70/Barel Vs US$ 60,49/Barel
  • Lifting Minyak : 775.000 Barel Per Hari Vs 720.400 Barel Per Hari
  • Lifting Gas : 1.250.000 Barel Per Hari Vs 1.027.000 Barel Per Hari


(dru) Next Article Prepare for the Worst, Ini Wejangan Sri Mulyani

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular