²©²ÊÍøÕ¾

Bulan Ramadan, Waktunya Berburu Saham Konsumer?

Anthony Kevin, ²©²ÊÍøÕ¾
07 May 2019 15:21
Bulan Ramadan, Waktunya Berburu Saham Konsumer?
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bulan Ramadan sudah tiba. Sejak kemarin (6/5/2019), umat muslim di Indonesia mulai menunaikan ibadah puasa. Jika dikaitkan dengan pasar keuangan, ternyata kehadiran bulan Ramadan bisa dibilang membawa berkah bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Dalam 5 tahun terakhir, hanya sekali IHSG memberikan imbal hasil negatif selama bulan Ramadan, yakni pada tahun 2015 (-1,5%). Kala itu, laju ekonomi Indonesia memang sedang lambat-lambatnya, dipengaruhi oleh rendahnya realisasi APBN, anjloknya harga komoditas, dan isu kenaikan suku bunga acuan oleh the Fed yang membuat rupiah melemah signifikan terhadap dolar AS. Lantas, performa IHSG mendapat tekanan yang begitu besar.

Jika performa tahun 2015 dikeluarkan, praktis IHSG membukukan kinerja yang begitu kinclong pada saat bulan Ramadan.


Pada tahun ini, capaian serupa bisa kembali terulang dan sektor barang konsumsi berpotensi menjadi motor utama penguatan IHSG pada bulan Ramadan kali ini. Sedikit melihat ke belakang, kinerja emiten-emiten konsumer terbilang oke pada kuartal-I 2019.

Dari 6 emiten konsumer dengan kapitalisasi pasar terbesar, sebanyak 4 di antaranya membukukan penjualan di atas ekspektasi pada 3 bulan pertama tahun ini. Keempat emiten tersebut adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Sementara itu, penjualan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) tercatat berada di bawah ekspektasi analis.


Di bulan Ramadan, konsumsi masyarakat kemungkinan akan tetap kuat sehingga bisa kembali mendongkrak penjualan dari emiten-emiten konsumer. Penyebabnya apa lagi kalau bukan distribusi Tunjangan Hari Raya (THR).

Presiden Joko Widodo sudah memastikan bahwa THR bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan dicairkan pada 24 Mei 2019 mendatang. Pencairan THR pun dipastikan tidak akan mengalami keterlambatan lantaran payung hukum yang menjadi dasar pelaksanaan kebijakan THR sudah diteken lebih awal oleh Jokowi.

Sementara untuk pekerja di perusahaan swasta, Kementerian Ketenagakerjaan sudah memutuskan bahwa pencairan THR harus dilakukan setidaknya seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri. Hal itu disampaikan sendiri oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri kepada wartawan ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/5/2019).

"Iya (seminggu sebelum Lebaran)," ujar Hanif.
Bak gayung bersambut, distribusi THR yang akan terjadi dalam waktu dekat diimbangi oleh lonjakan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Untuk periode April, Bank Indonesia (BI) mencatat IKK berada di level 128,1, naik dibandingkan capaian bulan Maret yaitu 124,5. Nilai IKK pada bulan April merupakan yang tertinggi sejak Juni 2018.

Kenaikan IKK pada bulan lalu didorong oleh kedua komponen pembentuknya. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) naik menjadi 124,8, dari yang sebelumnya 121,4. Sementara itu, Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) naik menjadi 152,8, dari yang sebelumnya 151,6.  Sebagai hasil dari meningkatnya optimisme konsumen, porsi pengeluaran konsumsen yang dialokasikan untuk konsumsi meningkat menjadi 68,5% pada bulan April, dari yang sebelumnya 68,1% pada bulan Maret. Sementara itu, alokasi untuk tabungan menipis menjadi 20%, dari yang sebelumnya 20,1%.

Kemudian, berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dirilis BI pada hari ini, penjualan barang-barang ritel diketahui melesat hingga 10,1% secara tahunan pada bulan Maret, mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya yakni pertumbuhan sebesar 2,5% saja.

Lantas, sepanjang 3 bulan pertama tahun ini pertumbuhan penjualan barang-barang ritel selalu berhasil mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk periode Januari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 7,2%, lebih baik dari capaian Januari 2018 yakni kontraksi sebesar 1,8%. Untuk periode Februari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 9,1%, lebih baik dari capaian Februari 2018 yakni pertumbuhan sebesar 1,5%.

Untuk bulan April, angka sementara menunjukkan bahwa terjadi pertumbuhan penjualan barang-barang ritel sebesar 5,7%, di atas pertumbuhan periode April 2018 yang sebesar 4,1%.


Dengan data-data terkait konsumsi yang sejauh ini mendukung, saham-saham konsumer memang layak dicermati lantaran berpotensi memberikan cuan yang besar pada bulan Ramadan tahun ini.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular