
Revisi Target, Buana Lintas Bidik Dana Rights Issue Rp 589 M
Dwi Ayuningtyas, ²©²ÊÍøÕ¾
21 June 2019 11:38

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten pelayaran dan perkapalan PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) merevisi jumlah saham yang akan diterbitkan perusahaan dengan mekanisme Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau Rights issue.
BULL akhirnya memutuskan untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,94 miliar saham baru atau setara 27,27% dari total saham yang tercatat.
Nilai rights issue tersebut turun dari hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 4 April yang menetapkan akan merilis saham baru sebanyak 3,2 miliar atau setara 31,78% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun periode pelaksanaan dan perdagangan rights issue ini ditetapkan dimulai pada 3 Juli dan berakhir 9 Juli mendatang.
Harga pelaksanaan pada PUT III kali ini adalah sebesar Rp 200/ saham, sehingga total dana segar maksimal yang dapat dikantongi BULL berjumlah Rp 588,75 miliar. Nilai tersebut berasumsi bahwa pemegang waran tidak melaksanakan Waran Seri II dan Waran Seri III.
Pada rights issue kali ini, pemegang saham utama perusahaan yaitu PT Geo Link Indonesia dan PT Tesco International Capital tidak akan melaksanakan HMETD dan mengalihkan haknya ke pihak lain. Untuk diketahui nilai kepemilikan saham kedua perusahaan tersebut atas BULL berturut-turut 22,86% dan 45,8%.
Meskipun demikian, PT Danatama Perkasa tercatat sebagai pembeli siaga yang akan mengambil bagian sebanyak-banyak 2,5 miliar saham atau sebesar-besarnya Rp 500 miliar.Â
Dalam keterangan resmi dan prospektusnya, Jumat ini (21/6/2019), manajemen perusahaan menyampaikan bahwa dana hasil PUT III akan digunakan untuk docking atau pemindahan kapal dari laut ke darat untuk perawatan (Rp 20 miliar), belanja modal (Rp 80 miliar), penyertaan kepada anak perusahaan dan pembelian kapal.
Sebelumnya, manajemen BULL menegaskan, rencana rights issue emiten yang dulunya bernama Buana Listya Tama ini akan mempengaruhi kondisi keuangan perseroan secara positif dan meningkatkan kemampuan perseroan untuk ekspansi usaha, sehingga akan berdampak positif pada laba perusahaan.
Wong Kevin, Direktur Utama Buana Lintas, mengatakan perseroan masih memiliki dana hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) II yang dilakukan pada 30 Mei 2018 yakni tersisa Rp 199,89 miliar. Pada PUT II tersebut, Buana Lintas memperoleh dana bersih mencapai Rp 327 miliar.
Di lain pihak, bersamaan dengan PUT III perusahaan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,2 miliar Waran Seri IV atau setara 32,4% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Sebagai informasi tambahan, hingga akhir Maret 2019, total pemasukan perusahaan tumbuh 10,89% year-on-year menjadi US$ 23,4 juta atau setara Rp 332,33 miliar. Sedangkan laba bersih perusahaan melesat 45,38% secara tahunan menjadi US$ 3,51 juta atau Rp 49,9 miliar (asumsi kurs Rp 14.200/US$).
BULL juga dikabarkan mulai melirik bisnis pengangkutan batu bara untuk diversifikasi usaha.
"Kemungkinan selalu ada untuk shipping mineral, kita akan lihat mana yang lebih menguntungkan, saat ini bisnis utama kami pengangkutan minyak dan gas," kata Direktur Komersial BULL, Henrianto Kuswendi, usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang berlangsung di Sampoerna Strategic Square Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Harga saham BULL pada penutupan sesi I, Jumat ini stagnan di level Rp 192/saham dengan penguatan secara tahun berjalan sebesar 64%.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Tambal Likuiditas, Buana Lintas Akan Rilis Obligasi Rp 2,8 T
BULL akhirnya memutuskan untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,94 miliar saham baru atau setara 27,27% dari total saham yang tercatat.
Nilai rights issue tersebut turun dari hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 4 April yang menetapkan akan merilis saham baru sebanyak 3,2 miliar atau setara 31,78% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga pelaksanaan pada PUT III kali ini adalah sebesar Rp 200/ saham, sehingga total dana segar maksimal yang dapat dikantongi BULL berjumlah Rp 588,75 miliar. Nilai tersebut berasumsi bahwa pemegang waran tidak melaksanakan Waran Seri II dan Waran Seri III.
Pada rights issue kali ini, pemegang saham utama perusahaan yaitu PT Geo Link Indonesia dan PT Tesco International Capital tidak akan melaksanakan HMETD dan mengalihkan haknya ke pihak lain. Untuk diketahui nilai kepemilikan saham kedua perusahaan tersebut atas BULL berturut-turut 22,86% dan 45,8%.
Meskipun demikian, PT Danatama Perkasa tercatat sebagai pembeli siaga yang akan mengambil bagian sebanyak-banyak 2,5 miliar saham atau sebesar-besarnya Rp 500 miliar.Â
Dalam keterangan resmi dan prospektusnya, Jumat ini (21/6/2019), manajemen perusahaan menyampaikan bahwa dana hasil PUT III akan digunakan untuk docking atau pemindahan kapal dari laut ke darat untuk perawatan (Rp 20 miliar), belanja modal (Rp 80 miliar), penyertaan kepada anak perusahaan dan pembelian kapal.
Sebelumnya, manajemen BULL menegaskan, rencana rights issue emiten yang dulunya bernama Buana Listya Tama ini akan mempengaruhi kondisi keuangan perseroan secara positif dan meningkatkan kemampuan perseroan untuk ekspansi usaha, sehingga akan berdampak positif pada laba perusahaan.
Wong Kevin, Direktur Utama Buana Lintas, mengatakan perseroan masih memiliki dana hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) II yang dilakukan pada 30 Mei 2018 yakni tersisa Rp 199,89 miliar. Pada PUT II tersebut, Buana Lintas memperoleh dana bersih mencapai Rp 327 miliar.
Di lain pihak, bersamaan dengan PUT III perusahaan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,2 miliar Waran Seri IV atau setara 32,4% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Sebagai informasi tambahan, hingga akhir Maret 2019, total pemasukan perusahaan tumbuh 10,89% year-on-year menjadi US$ 23,4 juta atau setara Rp 332,33 miliar. Sedangkan laba bersih perusahaan melesat 45,38% secara tahunan menjadi US$ 3,51 juta atau Rp 49,9 miliar (asumsi kurs Rp 14.200/US$).
BULL juga dikabarkan mulai melirik bisnis pengangkutan batu bara untuk diversifikasi usaha.
"Kemungkinan selalu ada untuk shipping mineral, kita akan lihat mana yang lebih menguntungkan, saat ini bisnis utama kami pengangkutan minyak dan gas," kata Direktur Komersial BULL, Henrianto Kuswendi, usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang berlangsung di Sampoerna Strategic Square Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Harga saham BULL pada penutupan sesi I, Jumat ini stagnan di level Rp 192/saham dengan penguatan secara tahun berjalan sebesar 64%.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Tambal Likuiditas, Buana Lintas Akan Rilis Obligasi Rp 2,8 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular