²©²ÊÍøÕ¾

Incar Rp 700 M Via IPO, Induk Reliance Grup Lepas 15% Saham

Syahrizal Sidik, ²©²ÊÍøÕ¾
28 June 2019 19:47
PT Reliance Capital Management (RCM) berencana melantai di Bursa Efek Indonesia tahun ini
Foto: Reliance Sekuritas/doc.reliance
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Induk usaha Grup Reliance, PT Reliance Capital Management (RCM) berencana melantai di Bursa Efek Indonesia tahun ini melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Group CEO Reliance Capital Management Joel Richard Hogarth menyatakan, RCM berencana melepas 15% saham kepada publik dengan target raiha dana IPO sekitar Rp 700 miliar. Joel menyebut, dengan aksi korporasi itu, nilai kapitalisasi pasar atau market capitalization RCM diperkirakan akan mencapai sebesar US$ 300 juta, atau sekitar Rp 4,26 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.200/US$.

"US$ 300 juta adalah estimasi dari market cap (nilai kapitalisasi pasar, perseroan akan melepas 15% saham dan perkiraan dana IPO sebesar US$ 45 juta," kata Joey, di Jakarta, Jumat (28/6/2019).

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, perseroan membidik dana yang cukup fantastis hingga mencapai US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4,26 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.200/US$. Informasi ini dikemukakan oleh Group Chief Executive Officer (CEO) Reliance Capital Management Joel Richard Hogarth kepada Dealstreetasia.com pada pekan ini.



Joey memperkirakan, perseroan akan melantai di BEI pada kuartal keempat tahun ini. Saat ini, prosesnya audit laporan keuangan yang diperkirakan akan rampung dalam waktu dekat.

Meski belum merinci lebih detil proporsi penggunaan dana IPO, ia menyebutkan, penghimpunan dana di pasar modal akan dipakai untuk pengembangan unit bisnis anak usaha Reliance Capital Management yang bergerak di lima unit bisnis seperti: life insurance, general insurance, health insurance, multifinance dan sekuritas.

"Sepertinya akan melantai di BEI pada kuartal IV-2019," ungkap Joey.

Dalam kesempatan yang sama, Wilson Sofan, Director Business Development Reliance Sekuritas Indonesia menyebut, perseroan masih membuka peluang penjamin pelaksana emisi lainnya, baik dari sekuritas asing maupun dalam negeri. "Saat ini baru Reliance Sekuritas, belum diputuskan, terbuka untuk securitas asing dan lokal," jelas dia.

Jika jadi IPO tahun ini, maka perseroan akan menyusul anak usahanya yang lebih dahulu tercatat di BEI yakni PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) yang bergerak di bisnis pialang saham atau broker dan penjamin emisi (underwriter). Kabar Reliance masuk BEI sebetulnya sudah mengemuka pada awal tahun, kendati hingga saat ini belum ada pernyataan tertulis dari management RCM yang membawahi beberapa lembaga jasa keuangan dan investasi ini.

Ekspansi Reliance Sekuritas

Sementara, PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) menargetkan pada tahun ini mengantarkan 3 perusahaan melantai di pasar modal melalui mekanisme penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

Wilson Sofan, Director Business Development Reliance Sekuritas Indonesia menyebutkan, saat ini di pipeline sudah ada dua perusahaan yang siap IPO, di mana perusahaan dengan kode saham RELI itu akan menjadi penjamin pelaksana emisi efek.

Ia menjelaskan, kedua perusahaan tersebut masing-masing bergerak di bisnis alat kesehatan dan bisnis kayu. Adapun, target raihan dana IPO masing-masing perusahaan masih di bawah Rp 50 miliar, atau akan masuk dalam kategori papan pengembangan.

"Dua duanya di sektor manufaktur, keduanya di papan pengembangan, kita belum sebut detil, prosesnya sudah 80 persen," kata Wilson, Jumat (28/6/2019) saat paparan publik di kantor Reliance Sekuritas, Pluit, Jakarta Utara.

Namun, Wilson memastikan, proses due diligence terhadap dua calon emiten itu sudah dilakukan. "Kita sudah due diligence, kita sudah visit, yang satu itu di Jawa Tengah, yang satu di Jawa Barat. Sektornya itu kayu dan alat kesehatan," kata Wilson menambahkan.

Dijelaskan Wilson, pada tahun ini menjadi awal bagi perusahaan menjadi investment banking setelah sebelumnya vakum dalam 13 tahun terakhir. Kala itu, perseroan mengantarkan PT Inovisi Infracom melantai di bursa saham.

"Kita justru investment banking ini baru aktif di 2019 ini, jadi setelah vakum mungkin setelah sekian lama, mulai kembai aktif lagi underwriting lagi di tahun ini," jelas dia.

Tidak hanya itu, dalam rencana kerja perseroan untuk tahun ini ikut serta dalam 20 sindikasi IPO.






(dru) Next Article Mau IPO, Multikatya Asia Pasifik Raya Tawarkan Harga Rp 105-120/Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular