²©²ÊÍøÕ¾

Batu Bara Mulai Sunset, United Tractors Masuk Tambang Mineral

Exist In Exist & Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
20 August 2019 09:53
Perusahaan mencari sumber pertumbuhan baru (new growth engine) di bisnis yang tak jauh berbeda dengan bisnis inti perusahaan, yakni tambang mineral.
Foto: Frans Kesuma, Direktur Utama PT United Tractor Tbk (²©²ÊÍøÕ¾ Indononesia)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT United Tractors Tbk (UNTR) mengakui bahwa bisnis batu baranya tak akan lagi mengalami pertumbuhan, meski masih menjadi sumber pendapatan utama perusahaan. Untuk itu, perusahaan mencari sumber pertumbuhan baru (new growth engine) di bisnis yang tak jauh berbeda dengan bisnis inti perusahaan, yakni tambang mineral.

Direktur Utama United Tractors Frans Kesuma mengatakan rencana berbisnis tambang mineral ini sudah direncanakan perusahaan sejak 2014-2015 ketika usaha batu bara saat itu tengah dalam kondisi kurang baik. Sedang mineral seperti emas dinilai memiliki nilai jual dengan karakteristik berbeda dengan jenis mineral lainnya.

"Jadi itu [alat berat dan batu bara] tetap sebagai base, tapi untuk growth ke depan itu harus dicari portofolio berbeda, salah satunya emas. Dengan bisa akuisisi tambang emas dan bisa berkontribusi 10-15% terhadap growth itu kan luar biasa sekali ya. Bisa juga mineral yang berbeda," kata Frans kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (16/8/2019).

Tak hanya di emas, diakui Frans bahwa UNTR juga tengah membidik pertumbuhan ke jenis mineral lainnya, seperti tembaga dan nikel. Dua mineral ini dipilih sebab sebarannya di Indonesia dinilai masih cukup luas.

"Emas, Saya tetap berpegang tembaga dan emas, kemudian nikel. Karena tembaga itu product yang biasanya blended dengan emas. Jadi cari yang pure gold susah, cari yang copper and gold, tapi setelah itu nextnya masuk komoditas lain, paling dekat ya nikel," jelas dia.

Tak main-main, untuk masuk ke lini bisnis nikel ini United Tractors mengakui tak hanya akan bermain di bisnis hilirnya saja. Berhubung margin yang didapat dari nikel terbilang tipis, industri hilirnya juga akan disiapkan untuk mendulan cuan yang lebih besar.

"Memang kalau untuk nikel itu kana da di tambang, ada processing sampai ke produk jadi hilirnya. Nah, kita juga paham dalam idustri mineral seperti itu yang di tengah yang paling sulit, capitalnya besar sekali, fluktuasinya besar sekali, marginnya paling tipis. Sehingga memang harus dipikirkan harus ada sampai di hilir, jadi satu kesatuan," jelasnya.

Untuk itu, saat ini perusahaan tengah dalam perburuan potensi tambang-tambang baru untuk diakuisisi. Frans menyebut saat ini perusahaan tengah dalam diskusi tahap awal namun belum ada kepastian mengenai akuisisi ini.

Ditargetkan, tiap tahunnya perusahaan bisa mengakuisisi satu tambang baru, namun diakui Frans tahun ini belum ada tambang yang cocok dengan kriterianya.
(hps/hps) Next Article Saham Emiten Tambang Kompak Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular