
Belum Ada Perkembangan Signifikan, Bursa China Stagnan
Dwi Ayuningtyas, ²©²ÊÍøÕ¾
23 August 2019 09:15

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bursa saham utama Negeri Tirai Bambu cenderung stagnan pada pembukaan perdagangan akhir pekan, Jumat (23/8/2019) karena diapit oleh dua sentimen dari kelanjutan negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dan China, serta penantian pidato Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell malam ini.
Indeks Shanghai (SSEC) dibuka menguat tipis 0,06% ke level 2.885,15 poin, sedangkan indeks Hang Seng (HIS) memulai hari dengan naik tipis 0,04% menjadi 26.057,88 poin.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, menyampaikan bahwa AS berencana untuk melanjutkan diskusi antara perwakilan dagang Negeri Paman Sam dan Negeri Tiongkok pada bulan September, setelah dialog konstruktif yang terjadi minggu ini.
"Kami masih berencana untuk tim China datang ke sini pada bulan September," ujar Kudlow dan menolak memberikan tanggal pasti, seperti diwartakan Reuters.
Seperti diketahui, hubungan dagang AS dan China sempat memanas setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memberlakukan tarif sebesar 10% pada ribuan barang impor asal Negeri Panda senilai US$ 300 miliar.
Namun, pengenaan bea masuk tersebut ditunda seiring dengan pejabat dari kedua negara yang kembali melanjutkan dialog dagang.
Mendinginnya tensi dagang dan adanya pemberitaan bahwa negosiasi dagang terus berlanjut setidaknya membuat pelaku pasar merasa lebih aman.
Akan tetapi, di lain pihak, investor masih tetap grogi menantikan pidato Powell di Simposium Jackson Hole, di Washington, AS.
Pidato Powell diharapkan memberikan gambaran yang lebih jelas terkait arah kebijakan moneter AS ke depan di tengah terbelahnya pendapat para anggota The Fed, yakni mempertahankan suku bunga acuan atau kembali memangkas.
"Dia (Powell) sedikit kesulitan. Komite-nya terbelah. Dia mendapat banyak tekanan dari presiden, dan yang paling penting data ekonomi AS cukup bagus dan itu tidak memberikannya alasan untuk memberikan pelonggaran moneter yang besar" kata Mark Cabana, kepala strategi suku bunga AS di Bank of America Merril Lynch, dilansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International.
Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari China maupun Hong Kong.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Cemas Perang Dagang Berbekas, Hang Seng dan Shanghai Melemah
Indeks Shanghai (SSEC) dibuka menguat tipis 0,06% ke level 2.885,15 poin, sedangkan indeks Hang Seng (HIS) memulai hari dengan naik tipis 0,04% menjadi 26.057,88 poin.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, menyampaikan bahwa AS berencana untuk melanjutkan diskusi antara perwakilan dagang Negeri Paman Sam dan Negeri Tiongkok pada bulan September, setelah dialog konstruktif yang terjadi minggu ini.
Seperti diketahui, hubungan dagang AS dan China sempat memanas setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memberlakukan tarif sebesar 10% pada ribuan barang impor asal Negeri Panda senilai US$ 300 miliar.
Namun, pengenaan bea masuk tersebut ditunda seiring dengan pejabat dari kedua negara yang kembali melanjutkan dialog dagang.
Mendinginnya tensi dagang dan adanya pemberitaan bahwa negosiasi dagang terus berlanjut setidaknya membuat pelaku pasar merasa lebih aman.
Akan tetapi, di lain pihak, investor masih tetap grogi menantikan pidato Powell di Simposium Jackson Hole, di Washington, AS.
Pidato Powell diharapkan memberikan gambaran yang lebih jelas terkait arah kebijakan moneter AS ke depan di tengah terbelahnya pendapat para anggota The Fed, yakni mempertahankan suku bunga acuan atau kembali memangkas.
"Dia (Powell) sedikit kesulitan. Komite-nya terbelah. Dia mendapat banyak tekanan dari presiden, dan yang paling penting data ekonomi AS cukup bagus dan itu tidak memberikannya alasan untuk memberikan pelonggaran moneter yang besar" kata Mark Cabana, kepala strategi suku bunga AS di Bank of America Merril Lynch, dilansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International.
Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari China maupun Hong Kong.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Cemas Perang Dagang Berbekas, Hang Seng dan Shanghai Melemah
Most Popular