
Cukai Siap Naik 23%, Waspada Emiten Rokok Bisa Tertekan

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah memutuskan untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau sebesar 23% mulai 1 Januari 2020. Namun informasi kenaikan cukai rokok ini tak berdampak signifikan atas gerak saham emiten rokok hari ini mengingat perdagangan pekan ini sudah ditutup pada pukul 16.00 WIB, Jumat sore (13/9/2019).
Analis PT FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menilai kenaikan tarif cukai ini akan menjadi sentimen yang mempengaruhi pergerakan saham perusahaan rokok. Sebab, ada kemungkinan penjualan perusahaan emiten rokok akan tertekan, jika kenaikan tarif cukai ini tidak dibebankan ke pembeli.
"Dalam jangka pendek berpeluang adanya tekanan pada harga saham emiten rokok, merespons berita tersebut," kata Wisnu kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (13/9/2019).
Dia menilai, tarif sebesar 23% ini cukup besar nilainya dan akan sangat membebani perusahaan. "Mau tidak mau perseroan harus menaikkan harga jual rokok di atas kenaikan tarif cukai rokok untuk menjaga pertumbuhan kinerja agar tetap bagus," kata dia.
Namun sayangnya, potensi kenaikan harga jual ini akan memicu kekhawatiran penjualan emiten rokok malah akan tergerus.
Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sepakat menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok sebesar 23%Â itu dikemukakan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, usai menggelar rapat secara tertutup di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/9/2019).
"Kami sudah sampaikan kepada Pak Presiden, dan mendapat pandangan dari Menko Perekonomian, Menko PMK, Menperin, Mentan, dan Pak Wapres, dan Menaker," kata Sri Mulyani.
Dengan kenaikan ini, kata Sri Mulyani, harga jual eceran pun juga mengalami kenaikan menjadi 35%. Keputusan ini akan dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
Mengacu data BEI, pada perdagangan hari ini, hanya saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang menguat 0,77% di level Rp 68.800/saham, sementara tiga emiten rokok lainnya amblas.
Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) terkoreksi 0,71% di level Rp 2.800/saham, dengan catatan net sell asing Rp 6,06 miliar. Saham PT Bentoel International Investama Tbk. (RMBA) minus paling dalam yakni 2,86% di level Rp 340/saham. Adapun saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) minus 0,95% di level Rp 208/saham.
Emiten | Saham | Harian (%) | 1 Bulan (%) |
GGRM | Rp 68.800 | +0,77 | -10,07 |
HMSP | Rp 2.800 | -0,71 | -7,28 |
RMBA | Rp 340 | -2,86 | 0,00 |
WIIM | Rp 208 | -0,95 | -11,11 |
Sumber: BEI
Data perdagangan 13 September 2019
Kenaikan cukai rokok diprediksi tekan kinerja emiten rokok
(tas) Next Article Nah Lho! Cukai Bisa Naik Lagi, Begini Nasib Saham Rokok
