
Analisis
Emas Terbang Lagi? Eits...Tunggu Data Tenaga Kerja AS Dulu
Putu Agus Pransuamitra, ²©²ÊÍøÕ¾
04 October 2019 13:34

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Harga emas kembali berkilau, dalam tiga hari terakhir menguat 2,2% ke level US$ 1.504,75/troy ons Kamis kemarin. Bahkan sebelum mengakhiri perdagangan di level tersebut, emas sempat menyentuh level US$ 1.518,50/troy ons.
Sementara pada hari ini pukul 13:14 WIB, emas berada di level US$ 1.509.06/troy ons, menguat 0,29% di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.
Rilis data ekonomi AS yang mengecewakan dalam tiga hari terakhir membuat emas kembali bersinar. Negeri Paman Sam bahkan dikatakan mengalami semi resesi, dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) diprediksi kuat akan memangkas suku bunga di akhir bulan ini.
"Sementara investor berdebat apakah kita memasuki resesi, kami percaya (dengan) latar belakang lebih baik (saat ini) digambarkan sebagai semi-resesi," kata Kepala Strategis Ekuitas di Credit Suisse AS Jonathan Golub sebagaimana ditulis ²©²ÊÍøÕ¾ International.
Isu resesi membuat para pelaku pasar mengalihkan investasinya ke aset aman (safe haven) seperti emas.
Data dari Institute fo Supply Management (ISM) Kamis menunjukkan angka Purchasing Managers' Index (PMI) sektor jasa melambat menjadi 52,6 di bulan September, dari sebelumnya 56,4.
Sebelumnya pada hari Selasa lalu ISM melaporkan angka PMI manufaktur AS periode September berada di 47,8. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,1.
Indeks ini menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawah 50 artinya kontraksi yakni aktivitas sektor manufaktur semakin menyusut, sementara di atas 50 berarti ekspansi atau peningkatan aktivitas.
Kontraksi yang dialami sektor manufaktur AS di bulan September tersebut merupakan yang terdalam sejak satu dekade terakhir, tepatnya sejak Juni 2009 ketika resesi AS 2007-2009 berakhir.
Rabu kemarin giliran Automatic Data Processing Inc (ADP) melaporkan pelemahan pasar tenaga kerja AS. Sepanjang bulan September ekonomi AS dilaporkan menyerap 135.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian. Data tersebut lebih rendah dari bulan Agustus sebanyak 157.000 tenaga kerja.
Akibat rilis tiga data tersebut, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kini diprediksi akan memangkas suku bunga di akhir bulan ini. Berdasarkan piranti FedWatch milik CME Group, hingga siang ini pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 86,1% suku bunga akan dipangkas sebesar 25 basis poin menjadi 1,5-1,75% pada 30 Oktober nanti (31 Oktober dini hari WIB).
Pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan melemahkan dolar, emas yang dibanderol dengan mata uang AS tersebut akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, permintaan pun berpotensi meningkat.
Melihat kondisi tersebut emas terlihat berpeluang terus menguat. Tapi tunggu dulu, data tenaga kerja AS akan menjadi penentu apakah emas bisa "terbang" lebih tinggi. Data tenaga kerja yang akan dirilis Departemen Tenaga Kerja AS merupakan salah satu acuan The Fed untuk menentukan suku bunga.
Data dari ADP Rabu lalu kerap dijadikan patokan untuk memprediksi data tenaga kerja versi pemerintah. Intinya jika data tenaga kerja hari ini menunjukkan pasar tenaga kerja yang melemah, emas berpotensi "terbang" tinggi lagi.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Sementara pada hari ini pukul 13:14 WIB, emas berada di level US$ 1.509.06/troy ons, menguat 0,29% di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.
Rilis data ekonomi AS yang mengecewakan dalam tiga hari terakhir membuat emas kembali bersinar. Negeri Paman Sam bahkan dikatakan mengalami semi resesi, dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) diprediksi kuat akan memangkas suku bunga di akhir bulan ini.
Isu resesi membuat para pelaku pasar mengalihkan investasinya ke aset aman (safe haven) seperti emas.
Data dari Institute fo Supply Management (ISM) Kamis menunjukkan angka Purchasing Managers' Index (PMI) sektor jasa melambat menjadi 52,6 di bulan September, dari sebelumnya 56,4.
Sebelumnya pada hari Selasa lalu ISM melaporkan angka PMI manufaktur AS periode September berada di 47,8. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,1.
Indeks ini menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawah 50 artinya kontraksi yakni aktivitas sektor manufaktur semakin menyusut, sementara di atas 50 berarti ekspansi atau peningkatan aktivitas.
Kontraksi yang dialami sektor manufaktur AS di bulan September tersebut merupakan yang terdalam sejak satu dekade terakhir, tepatnya sejak Juni 2009 ketika resesi AS 2007-2009 berakhir.
Rabu kemarin giliran Automatic Data Processing Inc (ADP) melaporkan pelemahan pasar tenaga kerja AS. Sepanjang bulan September ekonomi AS dilaporkan menyerap 135.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian. Data tersebut lebih rendah dari bulan Agustus sebanyak 157.000 tenaga kerja.
Akibat rilis tiga data tersebut, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kini diprediksi akan memangkas suku bunga di akhir bulan ini. Berdasarkan piranti FedWatch milik CME Group, hingga siang ini pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 86,1% suku bunga akan dipangkas sebesar 25 basis poin menjadi 1,5-1,75% pada 30 Oktober nanti (31 Oktober dini hari WIB).
Pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan melemahkan dolar, emas yang dibanderol dengan mata uang AS tersebut akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, permintaan pun berpotensi meningkat.
Melihat kondisi tersebut emas terlihat berpeluang terus menguat. Tapi tunggu dulu, data tenaga kerja AS akan menjadi penentu apakah emas bisa "terbang" lebih tinggi. Data tenaga kerja yang akan dirilis Departemen Tenaga Kerja AS merupakan salah satu acuan The Fed untuk menentukan suku bunga.
Data dari ADP Rabu lalu kerap dijadikan patokan untuk memprediksi data tenaga kerja versi pemerintah. Intinya jika data tenaga kerja hari ini menunjukkan pasar tenaga kerja yang melemah, emas berpotensi "terbang" tinggi lagi.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular