
India Boikot CPO Malaysia, Saham Emiten Sawit Berguguran

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham-saham emiten produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terkoreksi pada perdagangan Selasa (14/1/2020) di sesi I, pascakabar para importir CPO India mengumumkan untuk menghentikan semua pemesanan dari pemasok utama Malaysia.
Pada sesi pertama perdagangan, saham emiten sawit Grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) terpantau ditutup melemah 2,19% ke level Rp 13.400 per saham atau turun 300 poin.
Saham AALI ditransaksikan sebanyak 509.200 saham dengan frekuensi sebanyak 746 kali yang menghasilkan nilai transaksi Rp 6,88 miliar.
Selanjutnya, harga saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) bergerak melemah 0,36% atau turun 5 poin ke level Rp 1.385 per saham.
Saham Lonsum ini ditransaksikan sebanyak 5,08 juta saham dengan frekuensi sebanyak 752 kali dengan transaksi senilai Rp 7,06 miliar.
Sementara saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) juga minus 0,65% di level Rp 153/saham, dengan transaksi Rp 3,40 miliar dan volume perdagangan 22,18 juta saham.
Sekadar mengingatkan, pemerintah India mendesak importir memboikot CPO dari Malaysia sebagai dampak konflik diplomatik kedua negara. Hal itu diungkapkan sumber dari pelaku industri dan pemerintah India sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin malam (13/1/2020).
Peringatan yang dikeluarkan sejak pekan lalu ini muncul bersamaan dengan langkah New Delhi membatasi impor minyak sawit dan olein sawit (palmolein) setelah Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad mengkritik tindakan India yang menginvasi Kashmir dan undang-undang kewarganegaraan India yang baru.
Buntut kritikan Mahathir ini, para importir India tidak membeli minyak mentah atau minyak kelapa sawit olahan dari Malaysia, seperti diungkapkan lima sumber industri sawit yang akrab dengan masalah tersebut, kepada Reuters.
"Secara resmi tidak ada larangan impor minyak sawit mentah dari Malaysia, tetapi tidak ada yang membeli karena instruksi pemerintah," kata seorang sumber dari pelaku kilang terkemuka di sana. Sumber tersebut menambahkan bahwa para pembeli kini mengimpor dari Indonesia meskipun membayar harga premium di Malaysia.
India adalah importir minyak kelapa sawit terbesar di dunia, membeli lebih dari 9 juta ton per tahun terutama dari Indonesia dan Malaysia.
Dengan larangan impor minyak sawit olahan tersebut, maka produk minyak sawit mentah Malaysia harus bersaing dengan CPO Indonesia. Ada potensi terjadi perang harga mengingat harga CPO Indonesia masih lebih kompetitif, melansir Reuters.
(tas/tas) Next Article Kamis Ambles, Hari ini Harga CPO Menguat Tipis 8 Ringgit
