
Erick Sebut Restrukturisasi Selesai, Begini Arah Saham KRAS

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan restrukturisasi utang PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang menyentuh angka sekitar Rp 40 triliun menjadi restrukturisasi terbesar dalam sejarah korporasi Indonesia. Namun pasar belum merespons baik kabar ini sehingga saham KRAS masih terjerembab.
Data penutupan perdagangan sesi I, Selasa ini (28/1/2020), saham KRASÂ ditutup minus 1,54% di level Rp 256/saham. Asing hari ini membukukan jual bersih Rp 73,25 juta.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), year to date, atau sejak awal tahun hingga saat ini, saham KRASÂ minus 15,79% dan investor asing justru masuk membukukan net buy Rp 2,15 miliar.Â
Dalam setahun terakhir, saham emiten baja BUMN ini sudah diborong asing Rp 11,95 miliar kendati dalam setahun ini, saham KRASÂ masih minus 42,60% dengan kapitalisasi pasar Rp 4,95 triliun.
"Hari ini KRAS kita umumkan Rp 40 triliun restructuring terbesar dalam sejarang negara kita. Setelah restructuring ada isu operasional [kinerja operasional/bisnis]. Jadi harus berkesinambungan ada retraining dengan direktur generasi sebelumnyan, jadi blueprint [cetak biru rencana bisnis] jalan [terus]," kata Erick di Jakarta, Selasa (28/1).
![]() |
Sebelumnya manajemen KRAS menyampaikan proses restrukturisasi utang senilai US$ 2,2 miliar atau setara Rp 30,80 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) akan selesai pada Desember 2019.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan progres restrukturisasi utang saat itu berjalan lancar.
"Jadi saya sampaikan tinggal sedikit lagi kita bisa selesaikan restrukturisasi utang jadi 100%. Semangat kita bisa diselesaikan Desember [2019] ini dengan potensi tidak lebih dari Januari [2020] bisa selesai," kata Silmy di Jakarta, Jumat (13/12/2019), usai penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Lotte Chemical Indonesia.
Silmy menyampaikan proses restrukturisasi utang tinggal pembicaraan dengan empat kreditor yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), Standard Chartered Bank, PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dan DBS Bank.
Jika restrukturisasi tersebut bisa selesai, maka ini bisa menjadi restrukturisasi utang terbesar. "Ini kalau selesai merupakan restrukturisasi utang terbesar di dunia," ujar Silmy.
![]() |
Skema restrukturisasi salah satunya melalui penjadwalan ulang (reschedule) jatuh tempo pembayaran utang.
"Kita langsung akhir aja ke 10 tahun dan dengan cicilan bersahabat dengan kemampuan Krakatau Steel secara bertahap. Nilainya berapa, dan persentasenya berapa saya tak bisa disclose," kata Silmy.
Jatuh tempo 10 tahun tersebut, lanjut Silmy, akan dimulai dari 2019.
Dari 10 perbankan yang menjadi kreditor KRAS, sebanyak 6 bank sudah sepakat sebelumnya yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank ICBC Indonesia, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
(tas/tas) Next Article Ini Penjelasan Lengkap Erick soal Utang KRAS Rp 40 T