²©²ÊÍøÕ¾

Short Sell Dilarang, BEI: 'Jangan Tambah Bensin ke Dalam Api'

Syahrizal Sidik, ²©²ÊÍøÕ¾
02 March 2020 15:03
Aktivitas short selling dinilai bisa menambah tekanan jual ke bursa saham.
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan langkah melarang aktivitas short selling di bursa saham domestik dilakukan untuk meredam tekanan jual karena wabah virus corona yang meluas. Aktivitas short selling (jual kosong saham) dinilai bisa menambah tekanan jual ke bursa saham.

"Ini hanya reminder pelaku pasar tidak menambah 'bensin ke dalam api'" kata Direktur Perdagangan BEI Laksono Widodo, saat menggelar Konferensi Pers di Jakarta, Senin (2/3/2020).

Mengakhiri perdagangan bulan Februari 2020, sejak awal tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah turun sebanyak minus 13,44% atau 5.452,704.

Di kawasan Asia Tenggara penurunan tertinggi dialami Thailand dan diikuti Indonesia, Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Singapura dengan penurunan sebesar -15.03%, -13.44%, -13.15%, -8.2%, -6.68%, dan -6.57%.


Pada perdagangan hari ini, Senin (2/3) IHSG masih mengalami tekanan. Hingga pukul 14.46 WIB IHSG tercatat sudah terkoreksi 1,75% ke level 5.357,30. Koreksi tersebut terjadi setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia sudah terwabah virus corona, dan dua orang tercatat tepapar virus tersebut.

Saat ditanya terkait kebijakan autoreject asimetris jika IHSG terus terkoreksi, BEI menegaskan belum akan melakukannya. Otoritas Bursa akan sangat hati-hati dalam menerapkan kebijakan tersebut.

"Menurut kami belum perlu tindakan yang lebih drastis, market yang sehat itu minimum intervention, menggunakan prinsip yang digunakan bersama di market lain. Dan selama ini, kondisi di bursa lain turun lebih banyak, mereka juga belum melakukan hal tersebut. Ini belum sesuatu yang belum menjurus ke krisis," kata Laksono.


Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memantau pergerakan pasar keuangan dalam negeri. Namun tidak mau panik dan bereaksi berlebihan.

"Kita juga tidak melakukan over reaction tapi kita mengamati secara detil teliti dan mengamati semua langkah-langkah, sehingga jangan sampai pergerakan market itu akan disalahgunakan oleh siapa saja untuk mengambil keuntungan sesaat," jelas Sri Mulyani di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/3/2020).

[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]


(hps/hps) Next Article Soal Short Selling, Ini Penjelasan BEI Kapan Boleh Dimulai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular