
BUMI Ungkap Strategi Dongkrak Kinerja Keuangan di Tahun Ini
dob, ²©²ÊÍøÕ¾
01 June 2020 18:25

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Emiten produsen batu bara terbesar di Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengungkapkan strategi untuk mendongkrak kinerja keuangan selama tahun ini, meski sempat tertekan akibat pandemi virus corona (COVID-19).
Dileep Srivastava, Direktur sekaligus Corporate Secretary BUMI, mengatakan strategi BUMI adalah menghasilkan lebih banyak batubara berkualitas tinggi. Pada tahun ini BUMI menargetkan bisa menjual batu bara sebanyak 85 juta ton sampai 90 juta ton.
"Kami akan terus memasok pada pasar tradisional kami. Mengamati India dengan seksama ketika mereka membuka lockdown," ujar Dileep lewat pesan singkat, Senin (1/6/2020).
Selanjutnya, tutur Dileep, BUMI mendapatkan keuntungan dari harga minyak dunia yang rendah. Sebanyak 25% dari biaya berkaitan dengan minyak. "Kami juga akan melakukan optimisasi semua biaya," ujarnya.
Dileep menambahkan Kaltim Prima Coal (KPC) akan menjadi penyuplai yang signifikan dalam proyek Gasifikasi di Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Dalam proyek ini dibutuhkan batu bara sebanyak 6 juta ton per tahun.
"Kami juga mendorong BRMS (Bumi Resources Minerals) untuk mendiversifikasi pendapatan selain dari batu bara, setelah keberhasilan percobaan produksi emas mereka di Palu dan memulai produksi seng komersial di Dairi tahun depan," ujarnya.
Pada kuartal I-2020, kinerja BUMI mengalami tekanan akibat perang dagang AS dan China serta pandemi virus corona. Pendapatan BUMI turun 4% menjadi US$ 1,08 miliar, dibandingkan setahun sebelumnya US$ 1,12 miliar. Sementara beban pokok pendapatan naik 3% menjadi US$ 949,2 juta.
Selama kuartal I, BUMI mencatatkan penjualan 21,5 juta ton, naik 3% dari setahun sebelumnya 20,8 juta ton. Peningkatan penjualan disumbang oleh Arutmin yang naik 9% menjadi 6,3 juta ton.
Dileep menjelaskan penurunan kinerja karena penurunan tajam harga batubara yang dimulai sejak akhir 2018 karena perang dagang China dan Amerika Serikat.
"Pada kuartal I-2020, harga batu bara mencapai titik terendah sejak 2016 karena Coronavirus dan lockdown di banyak negara yang mempengaruhi permintaan batubara," ujar Dileep.
Selanjutnya, BUMI juga telah menghasilkan lebih banyak batubara kalori tinggi dari Arutmin yang meningkatkan rasio nisbah kupas. Adapun alasan terakhir adalah kontribusi anak usaha lebih rendah.
(dob/dob) Next Article Anak Usaha BUMI Raih PROPER Emas dari KLHK
Dileep Srivastava, Direktur sekaligus Corporate Secretary BUMI, mengatakan strategi BUMI adalah menghasilkan lebih banyak batubara berkualitas tinggi. Pada tahun ini BUMI menargetkan bisa menjual batu bara sebanyak 85 juta ton sampai 90 juta ton.
"Kami akan terus memasok pada pasar tradisional kami. Mengamati India dengan seksama ketika mereka membuka lockdown," ujar Dileep lewat pesan singkat, Senin (1/6/2020).
Dileep menambahkan Kaltim Prima Coal (KPC) akan menjadi penyuplai yang signifikan dalam proyek Gasifikasi di Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Dalam proyek ini dibutuhkan batu bara sebanyak 6 juta ton per tahun.
"Kami juga mendorong BRMS (Bumi Resources Minerals) untuk mendiversifikasi pendapatan selain dari batu bara, setelah keberhasilan percobaan produksi emas mereka di Palu dan memulai produksi seng komersial di Dairi tahun depan," ujarnya.
Pada kuartal I-2020, kinerja BUMI mengalami tekanan akibat perang dagang AS dan China serta pandemi virus corona. Pendapatan BUMI turun 4% menjadi US$ 1,08 miliar, dibandingkan setahun sebelumnya US$ 1,12 miliar. Sementara beban pokok pendapatan naik 3% menjadi US$ 949,2 juta.
Selama kuartal I, BUMI mencatatkan penjualan 21,5 juta ton, naik 3% dari setahun sebelumnya 20,8 juta ton. Peningkatan penjualan disumbang oleh Arutmin yang naik 9% menjadi 6,3 juta ton.
Dileep menjelaskan penurunan kinerja karena penurunan tajam harga batubara yang dimulai sejak akhir 2018 karena perang dagang China dan Amerika Serikat.
"Pada kuartal I-2020, harga batu bara mencapai titik terendah sejak 2016 karena Coronavirus dan lockdown di banyak negara yang mempengaruhi permintaan batubara," ujar Dileep.
Selanjutnya, BUMI juga telah menghasilkan lebih banyak batubara kalori tinggi dari Arutmin yang meningkatkan rasio nisbah kupas. Adapun alasan terakhir adalah kontribusi anak usaha lebih rendah.
(dob/dob) Next Article Anak Usaha BUMI Raih PROPER Emas dari KLHK
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular