
Emiten Migas Bakrie Cetak Laba Rp 187 M, Sahamnya Masih Gocap

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perusahaan jasa pertambangan migas milik Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatatkan laba bersih US$ 12,73 juta atau setara dengan Rp 187 miliar (asumsi kurs Rp 14.700/US$) pada kuartal I-2020, naik 69% dari periode yang sama tahun lalu Rp 7,54 juta.
Berdasarkan data laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa ini (2/6/2020), pendapatan perusahaan yang dipimpin oleh Syailendra S BakrieÌý¾±²Ô¾±Ìýnaik 52% menjadi US$ 79,66 juta atau Rp 1,2 triliun dari sebelumnya US$ 52,56 juta.
Perseroan berhasil menekan beban keuangan menjadi US$4,32 juta dari periode yang sama tahun lalu US$ 6,36 juta, dan berhasil mencatatkan selisih untung kurs sebesar US$ 275.529 dari sebelumnya rugi kurs US$ 162.798.
Penjualan terbesar ENRG berasal dari gas bumi sebesar US$ 73,71 juta, naik dari sebelumnya US$ 41,16 juta, dan minyak mentah sebesar US$ 5,94 juta kendati turun tajam dari sebelumnya US$ 11,41 juta.
Klien terbesar ENRG yakni dari PT Pertamina (Persero) mencapai US$ 27,69 juta, PT Perusahian Listrik negara (Persero) US$ 27,76 juta, PT Petrokimia Gresik (Persero), PT Riau Andalan Pulp & Paper dan PT Pertagas Niaga.
Mengacu data per Maret 2020, saham perusahaan dipegang PT Valbury Sekuritas Indonesia 13,54%, Greenwich International Ltd 9.67%, UBS AS SG 8,69%, PT Eternal Capital 8,23%, PT Geo Link Indonesia 6,28% dan publik 53,61%.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada Februari 2003 dan tergabung dalam Kelompok Usaha Bakrie. Mengacu data perdagangan saham, saham ENRGÂ masih mentok di saham 'gocap' yakni Rp 50/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 517,11 miliar.
Saham perusahaan kategori 'tidur' karena dalam 3 bulan terakhir tak ada pergerakan signifikan dan 6 bulan terakhir minus 7,41%.
"Terlepas dari risiko pandemi Covid-19, dan penurunan harga minyak dunia, kami cukup beruntung karena lebih dari 90% dari jumlah produksi dan cadangan perusahaan dalam bentuk gas," kata Syaildendra S Bakrie, Chief Executive Officer ENRG, dalam keterangan resminya.
"Gas memiliki harga jual lebih stabil dan jangka waktu kontrak yang lebih panjang dibandingkan dengan minyak yang harga jualnya cenderung berfluktuasi. Blok Kangean di Jawa Timur dan Blok Bentu di Riau Sumatera, merupakan pemberi kontribusi utama dari produksi gas di portofolio aset kami," katanya.
(tas/hps) Next Article Wow! Bayar Utang, Emiten Migas Bakrie Rights Issue Rp 1,8 T
