²©²ÊÍøÕ¾

Analisis

Risiko Terjaga, Laba bank bjb Jauh lampaui Industri

Triputra, ²©²ÊÍøÕ¾
26 August 2020 14:20
Bank bjb

´³²¹°ì²¹°ù³Ù²¹,Ìý°ä±·µþ°äÌý±õ²Ô»å´Ç²Ô±ð²õ¾±²¹Ìý- Ketika ketakutan pasar menghantam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Maret silam, mungkin tidak akan ada yang menyangka bahwa salah satu emiten yang berhasil bertahan melawan pandemi virus Covid-19 akan datang dari sektor finansial.

Ya, sektor finansial terutama perbankan memang salah satu sektor yang paling terdampak oleh pandemi virus corona.

Perbankan menjadi sektor yang terdampak parah sebab ketika di masa pandemi, sangat sedikit orang yang berani berhutang kepada bank untuk ekspansi usaha, dan tentunya kredit-kredit sebelumnya resiko macetnya naik sehingga rasio pencadangan juga perlu ditingkatkan.

Akan tetapi hal ini ternyata tidak berlaku bagi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR) atau lebih dikenal oleh orang awam dengan sebutan bank bjb. Emiten ini berhasil meraup laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 807,48 miliar pada semester I-2020, tumbuh dibandingkan setahun sebelumnya Rp 799,99 miliar.

Khusus untuk kuartal II-2020, bank bjb meraih laba bersih Rp 390 miliar, tumbuh 2,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).

Bank bjb menjadi salah satu dari sedikit bank yang masih dapat tumbuh positif, ketika sejumlah raksasa perbankan merasakan penurunan laba yang dalam.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) merasakan penurunan laba bersih 36,88%, sementara laba PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) susut 23,9%, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 41,6%. Sementara laba industri perbankan tercatat turun 12,55% secara year on year hingga Mei 2020.

Berikut perbandingan BJBR dengan perbankan besar lain di Indonesia.

Ìý

Total nilai aset yang dimiliki bank bjb pun tumbuh sebesar 3,8% YoY menjadi Rp125,3 triliun memasuki setengah jalan perjalanan perusahaan di 2020.

Sektor kredit yang menjadi salah satu penopang pertumbuhan laba, tumbuh 9,8% YoY, berada di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional data per Juni 2020 yaitu sebesar 1,49%.

Total jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp85,8 triliun, dengan Net Interest Margin (NIM) yang terjaga tetap tinggi yakni 5,54% lagi-lagi berada di atas rata-rata industri yang hanya berada di kisaran 2,56%. Sementara Loan to Deposit Ratio (LDR) masih tergolong aman di angka 91,3%

Selanjutnya dapat dilihat dari tabel di atas tingkat risiko BJBR dapat terkelola dengan baik yang mencerminkan terjaganya kualitas penyaluran kredit perusahaan dengan rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) di angka 1,6%.

Catatan NPL ini jauh lebih rendah ketimbang catatan kredit macet rata-rata bank nasional hingga Juni 2020, yakni 3,11% bahkan lebih baik dibandingkan dengan NPL triwulan sebelumnya sebesar 1,65%. NPL BJBR juga tetap terjaga di bawah 2% sementara perbankan lain terpaksa mengalami pembengkakan NPL sampai ke angka 3% karena kredit macet akibat pandemi corona.

Ciamiknya data NPL tidak lepas dari klien bank bjb terutama untuk sektor kredit konsumsi yang notabene adalah dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sehingga cicilan kredit bisa langsung diamankan ketika pembayaran gaji dan hal ini tentu saja membantu menjaga NPL tetap apik.

Selanjutnya yang menjadi daya jual BJBR adalah kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan ekuitasnya di tengah pandemi virus corona, tercatat Return on Equity (ROE) perusahaan pada kuartal kedua tahun 2020 adalah sebesar 15,16% dan menjadi kedua terbaik di antara bank-bank yang diamati.

Upaya perseroan untuk mendukung langkah pemerintah dalam agenda percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga disambut baik oleh Kementrian Keuangan (Kemenkeu). Seperti diketahui, bank bjb baru saja mendapat kepercayaan untuk menjadi salah satu bank penerima simpanan dana pemerintah. Tercatat BJBR dititipi dana oleh Sri Mulyani sebesar Rp 2,5 triliun angka ini tentunya lumayan besar untuk mendongkrang pemberian kredit bank bjb

Pelaku pasar tentunya merespons kinerja cantik BJBR dan titipan dana Sri Mulyani dengan positif pula. Tercatat selama 3 bulan terakhir harga saham BJBR berhasil terbang 45%.

Bahkan apabila melihat dari titik terendahnya Maret silam di angka Rp 625/unit, BJBR sudah terbang 62% ke level saat ini di harga Rp 1.015/unit.

Saat ini harga saham BJBR sudah hampir pulih ke level sebelum terjadinya pandemi virus corona yakni dengan koreksi sebesar 14,35% yang menunjukkan BJBR outperform terhadap IHSG yang secara tahun berjalan masih terkoreksi 15,03%.

Meskipun harga saham BJBR sudah naik tinggi, namun sebenarnya secara fundamental saham BJBR masih tergolong murah. Apabila menggunakan metode valuasi Price to Book Value (PBV), maka PBV BJBR berada di kisaran 0,94 kali masih berada di bawah rata-rata PBV sektor perbankan di angka 1,4 kali menurut data Refinitif ditambah dengan rasio imbali hasil dividen yang terjaga tetap menarik di angka 5,65%.

Dengan rata-rata PBV selama 3 tahun terakhir di angka 1,23 kali potensi kenaikan BJBR berada di kisaran 30,8% apabila harga saham BJBR kembali ke level PBV rata-ratanya sebelum terserang pandemi virus corona.

Sedangkan apabila menggunakan metode valuasi Price to Earning Ratio (PER) maka PER BJBR berada di kisaran 6,19 kali jauh dibawah rata-rata PER sektor perbankan di angka 19,3 kali yang menunjukkan harga BJBR masih tergolong sangat murah apabila dibandingkan dengan perusahaan di sektor perbankan lain. Secara rule of thumb sendiri PER suatu perusahaan akan dinilai murah apabila berada di bawah angka 10 kali.

Sedangkan secara teknikal, harga saham BJBR baru saja menembus level psikologisnya di angka Rp 1.000/unit, selanjutnya BJBR siap melaju ke titik resis nya yang baru di angka Rp 1.040/unit dengan support kuat di level Rp 985/unit saat ini. Harga rata-rata BJBR selama 200 hari perdagangan terakhir sendiri berada di angka Rp1.036/unit.

BJBR juga menjadi salah satu bank yang masih diminati oleh investor asing, disaat perbankan besar lain harus rela dilego sahamnya oleh asing, saham BJBR malah dikoleksi oleh investor asing. Tercatat selama tahun berjalan asing sudah membeli saham BJBR sebesar Rp 14 miliar.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular