
Harga CPO di Atas RM 2.900/Ton, Malah Ada Warning dari Fitch

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Harga minyak sawit mentah (CPO) Negeri Jiran mengalami kenaikan. Kenaikan harga minyak mentah dan minyak nabati lain jadi pemicunya. Namun ke depan ada hal yang harus diwaspadai.
Pada 10.36 WIB, harga CPOÂ untuk kontrak pengiriman November 2020 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange naik 0,6% ke RM 2.910/ton.Â
Harga CPOÂ bergerak naik mengekor pergerakan harga minyak mentah yang juga mengalami apresiasi 0,1% hari ini. Harga emas hitam naik jelang pertemuan OPEC+ serta adanya disrupsi pasokan akibat badai tropis Sally yang menghantam Teluk Meksiko.
Reuters melaporkan, harga minyak nabati lain untuk kontrak yang aktif diperdagangkan juga mengalami apresiasi. Harga kontrak minyak kedelai dan sawit di Bursa Komoditas Dalian masing-masing menguat 1,49% dan 1,85%.
Prospek ekspor minyak sawit Malaysia pada 1-15 September juga diperkirakan mengalami kenaikan antara 10%-12%. Hal ini cukup membuat pasar sumringah. Harga CPOÂ pun naik ke atas RM 2.900/ton.
Namun bulan September-November merupakan periode puncak produksi. Hal ini harus diwaspadai karena kenaikan output yang tidak dibarengi dengan ekspor serta konsumsi domestik yang kuat kan membuat harga melorot.
Fitch Ratings memperkirakan harga CPOÂ akan mengalami koreksi beberapa bulan mendatang seiring dengan adanya kenaikan output karena cuaca yang membaik serta faktor musiman.
Hasil panen secara bertahap meningkat karena curah hujan yang lebih baik sejak akhir tahun lalu. "Harga CPO mungkin terus menguat, bertentangan dengan ekspektasi kami, jika pola cuaca La Nina memperburuk kondisi kering di Amerika, yang mempengaruhi hasil kedelai." kata Fitch, melansir Reuters.
"Faktor lainnya adalah keketatan tenaga kerja di Malaysia yang mengandalkan tenaga kerja dari negara-negara seperti Indonesia dan Bangladesh untuk sebagian besar tenaga kerja perkebunannya." tambahnya.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA
(twg/twg) Next Article Setali Tiga Uang, Harga CPO Ambles di Bawah RM 2.900/ton