
Penuhi OJK, Modal Inti Bank Milik Akulaku Sudah Tembus Rp 1 T

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), bank yang sebelumnya bernama PT Bank Yudha Bhakti Tbk ini mendapatkan tambahan modal Rp 150 miliar sehingga modal inti perusahaan sudah memenuhi batas minimal Rp 1 triliun yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun ini.
Agnes F. Triliana, Corporate Secretary Bank Neo Commerce, mengatakan perseroan sudah naik kelas dan resmi menyandang predikat bank BUKU II (bank umum kelompok usaha) yakni bank dengan modal inti antara Rp 1 triliun - Rp 5 triliun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah mengukuhkan status naik kelas bank milik Akulaku ini lewat surat yang dirilis OJK pada 18 September 2020.
Perubahan ini terjadi setelah perseroan melakukan penambahan modal lewat penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue pada Juli 2020 dan berhasil mengantongi dana segar sebesar Rp 150 miliar.
"Dana tersebut telah ditempatkan pada rekening khusus Bank Neo Commerce sejak 4 Agustus 2020," katanya dalam keterangan kepada ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia, Kamis (15/10/2020).
Dengan tambahan dana hasil dari rights issue sebesar Rp 150 miliar, maka modal inti BBYB saat ini mencapai Rp 1,08 triliun dari sebelumnya Rp 928,62 miliar per 31 Agustus 2020.
Sebagai perbandingan, modal inti BBYB per Juni 2020 yakni Rp 936,43 miliar dari Juni 2019 sebesar Rp 702,75 miliar.
Sementara aset perusahaan Rp 3,99 triliun per Juni 2020, dari Desember 2019 yakni Rp 5,11 triliun. Per September 2020, aset mencapai Rp 4,28 triliun.
Saat ini, berdasarkan data pemegang saham Agustus 2020, porsi saham terbesar BBYB kini dipegang oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia sebesar 24,98%, sisanya dipegang PT Gozco Capital Tbk 20,12%, PT Asabri (Persero) 18,62%, dan Yellow Brick Enterprise Ltd 11,09%, sisanya investor lainnya termasuk publik.
Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020, bank memang diharuskan memiliki modal inti minimum bank umum sebesar Rp 1 triliun tahun ini, Rp 2 triliun pada 2021 dan minimal Rp 3 triliun tahun 2022. Artinya untuk tahun ini, BBYBÂ sudah memenuhi ketentuan modal minimum.
Agnes menjelaskan, sebagai bank BUKU II, perseroan sudah bisa melakukan kegiatan usaha lebih luas, termasuk dalam pengembangan sistem teknologi informasi yang mendukung digitalisasi sistem bank sehingga memudahkan pelayanan kepada nasabah.
"Bank Neo Commerce saat ini memang tengah bertransformasi menuju bank digital," jelasnya.
"Transformasi itu sudah dimulai sejak tahun 2019. Dengan status barunya, perseroan akan lebih leluasa mengembangkan produk dan layanan sebagai bank digital, termasuk mengembangkan mobile banking dan internet banking," katanya.
Saat ini, katanya, pengembangan mobile banking »å²¹²ÔÌýinternet banking tersebut sedang dipersiapkan perseroan dan akan diluncurkan dalam waktu dekat.
Layanan itu akan semakin memudahkan nasabah melakukan transaksi dan pada akhirnya diharapkan bisa mendorong pertumbuhan kinerja bisnis perseroan ke depan.
Pada 2 September lalu, sebagai bagian dari transformasi digital, perseroan memang telah melakukan perubahan nama menjadi Bank Neo Commerce dari semula bernama Bank Yudha Bhakti.
"Perseroan memang telah merencanakan melakukan perubahan besar-besaran untuk melengkapi transformasi digital. Selain mengubah nama menjadi terdengar lebih millenial, Bank Neo Commerce juga akan mengganti logo menjadi lebih menarik untuk menyesuaikan target pasar yang semakin luas," katanya.
Bank berkode emiten BBYB ini juga akan mulai menggarap pasar milenial di samping tetap mempertahankan bisnis pensiunan.
Adapun produk-produk untuk menyasar pasar milenial tersebut sudah mulai disiapkan, salah satunya adalah deposito dengan penempatan dana mulai dari Rp 1 juta.
(tas/tas) Next Article Dikendalikan Akulaku, BBYB Ganti Nama Jadi Bank Neo Commerce
