²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Yusuf Mansur yang belakangan namanya banyak diperbincangkan karena kerap kali memberikan saran investasi melalui rekomendasi saham. Kali ini dia kembali memberikan kode untuk saham berikutnya.

Dalam akun instagramnya @yusufmansurnew, dia menyebut sentimen yang memengaruhi adalah mulai menipisnya pasokan batu bara domestik China. Sentimen ini dinilai akan mendorong permintaan impor dari Indonesia.

"Ayolah BUMN Batu bara semangat, harga lg naik biar bisa nambah pendapatan dan nantinya bagi2 dividen banyak lagi kaya tahun lalu. Aamiin," tulis dia, dikutip Selasa (13/1/2021).

Dia menyebut, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), sebagai produsen batu bara perusahaan ini rajin membagikan dividen dengan nilai besar setiap tahunnya.

"Dan dengan menjadi pemegang saham PTBA, siapa tau jadi afirmasi dan visualisasi, bahwa besok, kwn2 atau anak, atau adik, atau cucu, bisa kerja dan di BUMN-BUMN, dan sekalian jadi pimpinan di sana. Dah ada sambungannya. Yakni saham, seberapanya. Plus afirmasi dan visualisasi jadi investor gede banget di kedepan harinya. InsyaaAllah," ungkap dia.

Baca: Mansurmology Sebut Waskita Teken Proyek EBT Rp 12 T, Beneran?

Terbaru, harga kontrak futures (berjangka) batu bara termal ICE Newcastle melesat tajam pada perdagangan kemarin, Selasa (12/1/2021). Harga kontrak yang kadaluarsa akhir Februari tersebut menguat 6,35% dalam sehari.

Kini harga kontrak batu bara tersebut tembus level US$ 90,5/ton. Ini sekaligus menjadi harga tertinggi tahun ini dan sejak hampir dua tahun terakhir atau tepatnya 20 Maret 2020.

Kenaikan harga batu bara masih dipicu oleh ketatnya pasokan di China. Minggu lalu harga batu bara lokal China Qinhuangdao 5.500 Kcal/kg naik 8,9%. Sekarang harga batu bara China sudah tembus RMB 858/ton.

Jauh melampaui target pemerintah China yang mematoknya di RMB 500 - 570 per ton. Artinya ada selisih RMB 318/ton dari level tertingginya yang diizinkan oleh pemerintah China.

Sejalan dengan sentimen ini, pagi ini harga sama PTBA hingga berita ini diturunkan tercatat menguat 2,80% ke harga Rp 2.940/saham. Sempat mencapai harga tertinggi intraday di Rp 3.000/saham.

Asing mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 793,24 juta dari saham ini.

(hps/hps) Next Article Desa Binaan PTBA Raih Penghargaan Proklim Lestari 2020